DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Wednesday, October 4, 2017

NZ TRIP 2016 (21) - THE INDONESIAN COMMUNITY

Selasa, 4 Oktober 2016




Hari ini Charles akan mengantar kami untuk membuat janji temu (appointment) dengan pihak bank. Sepertinya sudah menjadi hal yang umum di negeri Kiwi ini, kalau mau ada keperluan apa pun dengan pihak bank, kita harus membuat appointment dulu, sesederhana apa pun urusan kita (ini yang berhubungan dengan customer service ya, kalau mau menabung atau tarik tunai atau yang lainnya yang ke teller, bisa langsung kok), karenanya sebetulnya banyak yang menganggap cara ini kurang efektif dan bank-bank di New Zealand dianggap lamban pelayanannya. Sebetulnya untuk membuat appointment kita bisa langsung telepon saja ke bank-nya, tapi biar sekalian ngerti, makanya kami memilih langsung datang saja ke tempat.

Walaupun sebetulnya janjiannya siang hari, tapi karena sudah terbiasa bangun pagi, otomatis sebelum alarm berbunyi, aku sudah bangun lebih dulu. Seperti biasa bersibuk ria di dapur, masak nasi dan bersih-bersih. Sempat memotret suasana pagi hari di belakang rumah juga. Arina juga bangun agak siang seperti kemarin. Hampir setiap hari dia ada kelas, kecuali hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Itu pun biasanya dia bekerja part time, jadi bisa dibilang kesehariannya cukup sibuk. Kalau aku tidak salah, Arina mengambil jurusan Environmental Management, dan jurusan ini merupakan salah satu jurusan yang lulusannya sangat dibutuhkan untuk bekerja di New Zealand. Sesuai jurusan, terkadang ada kegiatan outdoor yang akan dilakukan oleh para mahasiswa, misalnya Arina nih, besok hari Jumat sampai Minggu akan ada kegiatan menjelajah Stewart Island dari kampus. Mereka akan hiking, mengamati dan meneliti kehidupan liar di pulau tersebut. Dengan membayar sangat murah (aku lupa persisnya berapa), mereka akan dapat tiket menyeberang dengan feri ke Stewart Island, lengkap beserta akomodasi dan makan. Kalau dihitung-hitung pokoknya super murah deh, hampir gratis itungannya. Padahal kalau kita mau ke Stewart Island dengan biaya sendiri, biayanya menyeberangnya saja cukup mahal lho...


Hari ini aku tidak banyak mengambil foto, karena walaupun cukup sibuk, kami tidak banyak bepergian. Sekitar jam 11 siang, kami ke SIT dan menemui Charles di sana, lalu Charles mengajak kami mengobrol di cafe SIT yang berada di dalam lingkungan kampus. Secangkir flat white ukuran large harganya $4.8 di tempat ini, dan secangkir hot chocolate harganya $4.4. Kami juga melihat-lihat makanan apa saja yang dijual di cafe ini. Ada chips, pies, sandwich, dan beberapa macam makanan ala western lainnya.

Tempat yang disediakan untuk makan di dalam cafe ini luas, jadi nyaman. Dan untuk makan atau minum di dalam cafe, kita tidak harus membeli makanan dan minuman di sini lho, jadi boleh bawa sendiri lalu makan di dalam cafe. Kata Charles, biasanya cafe ini dijadikan tempat kumpul-kumpul dan makan siang bareng beberapa pelajar dari Indonesia.

Kebetulan pula siang itu ada beberapa orang Indonesia yang sedang berada di cafe, dan kami sempat dikenalkan. Ada Edy, Bram, Pak Leo, dan ada Christy juga. Kami sempat mengobrol sejenak, lalu mereka harus berpamitan karena ada tugas yang harus dikerjakan.

Kemudian kami berjalan kaki ke BNZ yang berlokasi di Esk Street untuk membuat appointment, dan kami dapat waktu hari Jumat, tanggal 7 Oktober 2016. Setelah itu Charles kembali ke tempatnya bekerja, dan kami ke PakN'Save untuk belanja beberapa bahan makanan dan keperluan sehari-hari putriku, dan habis $13.81.

Dari sana, kami berjalan kaki ke Hello Banana, salah satu dari beberapa $2 store yang ada di Invers. Kebetulan Arina dan Debby bekerja di tempat ini, dan saat itu Debby sedang masuk shift bekerja. Kata Debby, kalau kami mau, kami bisa memilih barang-barang yang kami butuhkan, lalu dikumpulkan di satu tempat, dan Debby yang akan membayarkannya saat pulang kerja. Untuk karyawan katanya ada diskon 30%. Lumayan banget ya... hehehehe.... Maka kami memilih beberapa barang yang sekiranya diperlukan untuk kebutuhan di rumah, seperti ember, tali, gantungan baju, jepit jemuran, handuk rambut, barang-barang pernak-pernik semacam itulah... habisnya sekitaran $17-18 kalau sesuai harga toko, tapi belakangan karena diskon, kami hanya membayar $12 ke Debby ^_^


Pulang ke rumah, aku masak nasi goreng untuk makan siang suami dan putriku. Setelah makan, suamiku membuatkan jemuran baju di bagian belakang rumah yang ada atapnya, karena jemuran baju yang sudah ada, tempatnya terbuka, jadi kalau ditinggal sewaktu hujan ya basah lagi cuciannya. Ini terjadi pada Arina kemarin, saat malam hari dia mencuci bajunya, lalu dijemur, eh semalaman hujan, jadi pagi tambah basah deh hehehehe... Untung siang harinya cerah, jadi bisa kering juga akhirnya. Selain itu kami lebih banyak bersih-bersih saja di sekitaran rumah.


Oya, semenjak bertemu Charles kemarin, aku dan putriku diikutkan dalam group WhatsApp komunitas orang Indonesia yang tinggal di Invers, supaya bisa mengetahui kabar-kabar terbaru seputaran Invers. Contohnya nih, kadangkala ada makan gratis di suatu tempat, yang tahu duluan biasanya akan memberi info ke group. Atau ada diskon bahan makanan di suatu tempat, beritanya akan masuk ke group juga. Biasalah, saling membantu satu sama lain kalau bisa hehehehe...

Nah, dari group inilah, kami mengetahui akan ada bulu tangkis hari Selasa malam ini. Charles sendiri mengundang kami untuk datang, jadi sekitar jam 6-7 malam, Charles menjemput kami untuk pergi bareng. Lokasinya di Tay Street Baptist Church, dan biasanya dimulai sekitar jam 6 petang. Suamiku memang hobi main bulu tangkis, dan dulunya dia jago lho... Kalau sekarang bukannya nggak jago lagi, tapi usia membatasi gerakan badan hehehehe... Yang datang boleh siapa saja, tinggal saat main nanti bergiliran. Aku dan putriku lebih banyak menonton saja.
Kami bertemu dan berkenalan dengan beberapa orang Indonesia lainnya di tempat ini. Pastornya pun ramah, banyak mengajak kami ngobrol selama di sana. Namanya Arthur, dan beliau sendiri berasal dari USA, karenanya logat dan bicaranya mudah sekali dimengerti. Katanya, bahkan beliau sendiri butuh 2 tahun untuk memahami bahasa orang Kiwi hahahaha....



Aku juga sempat jalan-jalan di sekitar situ, ada dairy store yang buka 24 jam, ada takeaways masakan India (Curry Guru), ada takeaways fish n' chips juga (yang belakangan baru aku tahu, kata anak-anak Indonesia nih, fish n' chips paling enak se-Invers), dan banyak sekali motel dan penginapan di Tay Street ini.

Menjelang jam 9 malam, permainan pun berakhir, dan kami diantar pulang oleh Charles ke rumah. Sampai di rumah, kami menghabiskan waktu mengobrol bersama Arina. Kami juga makan nasi goreng bersama. Kali ini sudah kubuat tidak pedas, supaya tidak dikomplain lagi oleh Arina hehehehe...
Menjelang jam 10 malam, kami pun tertidur dalam dinginnya malam ^_^


To be continued........

No comments:

Post a Comment