Bali sangat terkenal akan pantai-pantainya yang indah dan menawan. Banyak turis domestik maupun mancanegara yang datang ke Bali untuk mengunjungi pantai-pantai tersebut, baik untuk sekedar berjemur di tepi pantai, berenang di airnya, diving, snorkeling, dan terutama surfing bagi turis asing. Namun demikian, sudah terlalu banyak pantai di Bali yang dipenuhi penginapan, hotel, villa, cafe dan restoran di sepanjang pantainya. Bagi yang hanya gemar menikmati alam, suasana seperti ini tidak akan terasa nyaman lagi. Di tempat-tempat yang sangat touristy ini, biasanya juga banyak pedagang yang menawarkan berbagai macam barang dagangan dan jasa, mulai pernak-pernik perhiasan sampai jasa pijat, tattoo, dan braiding (kepang rambut).
Pertama kali ke Bali, tentunya aku senang dengan suasana seperti ini, namun lama-kelamaan merasa cukup terganggu juga. Karenanya seiring waktu (baca: tambah tua jadi males ke tempat yang rame), aku dan suamiku mencari pantai-pantai baru yang belum banyak diketahui orang, atau membutuhkan sedikit usaha untuk mencapai pantainya, sehingga turis yang hanya mencari kenyamanan tentunya tidak terlalu tertarik mendatangi.
Pada umumnya, pantai-pantai di sepanjang pulau Bali (terutama sisi utara dan barat) pasirnya berwarna hitam dengan ombak yang relatif tidak terlalu besar, namun di daerah Bali Selatan banyak sekali pantai yang berpasir putih, di mana batuan dan gunung-gunung karang mengelilinginya, dengan ombak yang kadang cukup tinggi. Karenanya daerah pertemuan keduanya memiliki pasir yang kecoklatan.
Daerah yang sangat populer bagi turis, seperti telah kita ketahui, antara lain: Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Jimbaran, Nusa Dua, Tanah Lot, dan Sanur. Pantai-pantai ini sepertinya tidak pernah sepi dari turis, bahkan sejak pagi hari.
Sementara beberapa pantai yang belakangan mulai populer antara lain: Padang-Padang, Blue Lagoon, Pandawa, Padang Bai, Tanjung Benoa dan Dreamland, biasanya mulai dipadati turis menjelang siang hari.
Pantai di Bali serasa tiada habisnya, selalu ada saja pantai yang baru dibuka atau dikomersilkan, sehingga yang tadinya sepi bisa saja menjadi ramai dalam jangka waktu beberapa bulan. Ditambah lagi gencarnya para turis yang menghiasi timeline segala macam media sosial dengan posting foto "kekinian" yang "instagrammable". Memang tidak dapat dipungkiri, dengan adanya bantuan media sosial ini pula kita kadang menemukan tempat baru yang masih alami, menarik dan indah. Yang disayangkan adalah para turis yang datang hanya agar diakui "kekinian" itu tadi. Biasanya mereka tidak menikmati atau bahkan tidak peduli dengan alam itu sendiri, yang penting bisa memamerkan foto selfienya di tempat yang sedang ngetrend di medsos. Mereka-mereka ini yang pada akhirnya merusak alam dengan membuang sampah sembarangan dan merusak tempat-tempat yang seharusnya dijaga. Menyedihkan memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi sekarang ini.
Aku sendiri merasa nyaman berada di alam dan sebisa mungkin berusaha untuk ikut menjaganya. Seperti yang mulai banyak dipasang di tempat-tempat wisata, aku setuju dengan kata-kata "Leave Nothing But Footprints, Take Nothing But Pictures, Kill Nothing But Time". Aku percaya bagaimana kita memperlakukan alam, demikian pulalah alam akan memperlakukan kita. Jadi aku sangat berharap, siapa pun yang membaca tulisanku ini, please please, hormati dan hargailah alam di sekitarmu. Jangan kau kotori dengan membuang sampah sembarangan, dan jagalah selalu keasliannya.
Enough preaching. Berikut ini akan aku sebutkan beberapa pantai yang pernah aku kunjungi di wilayah South Kuta, dan memberikan kesan tersendiri buatku pribadi. Aku sebetulnya tipe orang yang lebih suka gunung daripada pantai, tapi harus kuakui bahwa pantai-pantai di Bali memang banyak yang indah. Paling tidak, wajib dikunjungi walau hanya satu kali deh. Semua tempat ini lokasinya didapatkan dari Google Map. Jadi buka map, lalu diperbesar viewnya, lihat ada apa saja di daerah tersebut, lalu didatangi satu-persatu. Explore and explore more. Dengan cara ini, ternyata memang banyak ditemukan tempat-tempat yang jauh lebih indah dan menarik daripada yang sudah terkenal selama ini. Dan tips untuk menikmati pantai tanpa banyak gangguan, datanglah pagi hari sebelum orang lain bangun hehehehe...
1. Pantai Tegal Wangi
Pertama kali aku dan suamiku mengunjungi pantai Tegal Wangi ini, kami tidak tahu bahwa ada akses jalan menuju ke pantai. Saat itu kami sampai blusukan ke dalam semak-semak untuk mencari view yang bagus. Memang sih ketemu view yang bagus, di mana tampak karang besar yang berlubang agak di kejauhan, sementara kita menyaksikan dari atas tebing. Suara ombak yang menabrak karang saat itu terdengar dahsyat. Tapi ya hanya begitu saja, tidak bisa mengakses pantainya.
Kali kedua, kami coba-coba lagi, dan ternyata menemukan jalan untuk menuju ke pantainya. Untuk menuju ke pantai ini, gunakan Google Map, maka kita akan sampai di ujung jalan buntu, yang berakhir di depan sebuah pura. Ada lapangan luas seperti tempat parkir, tapi tempat ini selalu terkunci saat kami datang (entah kalau siang atau sore hari). Di depan pura inilah kita memarkirkan kendaraan. Dari situ, berjalanlah ke arah laut, melewati jalan setapak di kiri jalan. Bentuknya seperti halaman yang penuh semak-semak di depan pura. Sampai di ujung, berbeloklah ke kiri, maka kita akan menemukan jalan setapak di atas tebing ini, sepanjang sisi pantai. Jalan terus saja sampai ke dekat ujung, akan ada semacam tangga alami dari batu-batuan. Ikuti jalan tersebut untuk turun ke pantainya.
Pantai Tegal Wangi ini menurutku indah sekali. Kami selalu datang sangat pagi, sehingga biasanya tidak ada pengunjung lain. Pegunungan karang berjejer di sepanjang pantai ini. Banyak sekali batu-batu karang yang indah, yang bagus dijadikan tempat berfoto. Konon kabarnya, banyak pemotretan pre-wedding di tempat ini karena keindahan alamnya.
Kita bisa membawa bekal untuk dimakan di tepi pantai ini karena tidak akan ada penjual apa pun di tempat ini. Kalau sedang pasang, ombaknya bisa besar sekali, aku pernah kebasahan seluruh badan karena terlambat menghindari ombak dan "terjebak" di tepi dinding karang hehehehe... Selain itu ada batu karang yang bisa kita naiki di mana kita bisa duduk-duduk, dan kalau ombaknya menerjang, terjadi waterblow kecil yang indah dilihat.
Kali kedua, kami coba-coba lagi, dan ternyata menemukan jalan untuk menuju ke pantainya. Untuk menuju ke pantai ini, gunakan Google Map, maka kita akan sampai di ujung jalan buntu, yang berakhir di depan sebuah pura. Ada lapangan luas seperti tempat parkir, tapi tempat ini selalu terkunci saat kami datang (entah kalau siang atau sore hari). Di depan pura inilah kita memarkirkan kendaraan. Dari situ, berjalanlah ke arah laut, melewati jalan setapak di kiri jalan. Bentuknya seperti halaman yang penuh semak-semak di depan pura. Sampai di ujung, berbeloklah ke kiri, maka kita akan menemukan jalan setapak di atas tebing ini, sepanjang sisi pantai. Jalan terus saja sampai ke dekat ujung, akan ada semacam tangga alami dari batu-batuan. Ikuti jalan tersebut untuk turun ke pantainya.
Pantai Tegal Wangi ini menurutku indah sekali. Kami selalu datang sangat pagi, sehingga biasanya tidak ada pengunjung lain. Pegunungan karang berjejer di sepanjang pantai ini. Banyak sekali batu-batu karang yang indah, yang bagus dijadikan tempat berfoto. Konon kabarnya, banyak pemotretan pre-wedding di tempat ini karena keindahan alamnya.
Kita bisa membawa bekal untuk dimakan di tepi pantai ini karena tidak akan ada penjual apa pun di tempat ini. Kalau sedang pasang, ombaknya bisa besar sekali, aku pernah kebasahan seluruh badan karena terlambat menghindari ombak dan "terjebak" di tepi dinding karang hehehehe... Selain itu ada batu karang yang bisa kita naiki di mana kita bisa duduk-duduk, dan kalau ombaknya menerjang, terjadi waterblow kecil yang indah dilihat.
Kita juga bisa menyusuri pinggir pantai kalau air laut tidak sedang pasang. Aku tidak tahu bagaimana keadaannya di siang atau sore hari, mungkin ramai, mungkin juga tidak. Tapi sepertinya tempat ini tidak terlalu touristy akibat jalan masuknya yang agak membingungkan.
2. Pantai Balangan & Tebing Balangan (Balangan Beach & Balangan Cliff)
Biasanya aku datang ke pantai ini antara jam 6-7 pagi (WITA), jadi suasana masih benar-benar sepi. Kadangkala hanya kami berdua satu-satunya pengunjung yang ada di sana. Selain itu, kalau datang pagi-pagi sekali seperti ini, biasanya tukang parkirnya belum datang, jadi parkirnya gratis hahahaha...
Sebelum menuruni jalan ke arah pantai, ada tebing yang menjulang di bagian lain pantai (ke arah kanan kalau dari tempat parkir sepeda motor). Jadi biasanya aku berjalan ke tebing ini dulu, kalau masih pagi bisa memotret sunrise di sini. Pemandangan dari tebing ini indah sekali. Dari atas tampak tepian pantai yang indah dan lautan luas yang membentang. Ada sebuah pura juga di salah satu ujung tebingnya (jalannya agak turun). Unik dan menarik sekali kalau mau dijelajahi. Tapi tetap harus berhati-hati ya, karena tidak ada pagar pengaman sama sekali di tebingnya. Tidak disarankan untuk manula yang jalannya sudah susah. Waktu itu mengajak ortuku yang relatif masih sehat, mereka malah menghilang lamaaaa, dicari-cari ternyata sedang mengobrol dengan pengunjung lain di tebing yang ada puranya hehehehe...
Untuk ke pantainya, dari tempat parkir kita hanya perlu menuruni beberapa puluh anak tangga saja. Sesampai di pantai, ke arah kanan pantainya tampak kehijauan, sedangkan ke arah kiri pantainya berpasir putih. Semakin siang biasanya pantai ini makin ramai pengunjung, umumnya turis asing. Mereka datang kemari untuk melakukan aktivitas surfing, karena ombaknya memang cukup besar.
Pantai Balangan ini merupakan salah satu pantai terindah yang pernah aku kunjungi. Pasirnya putih, dan hampir di sepanjang pantai terbentang batu-batuan berlumut hijau terang. Indah sekali! Biasanya aku menyusuri bebatuan ini sampai ke ujung sampai ke dasar tebing yang sebelumnya dikunjungi. Tempatnya nyaman untuk bersantai, tidak panas karena sinar matahari terhalang oleh tebing yang menjulang tinggi. Aku bisa berlama-lama di tempat ini, hanya untuk menikmati indahnya pemandangan dan suara ombak yang menghampiri....
Pantai Balangan ini merupakan salah satu pantai terindah yang pernah aku kunjungi. Pasirnya putih, dan hampir di sepanjang pantai terbentang batu-batuan berlumut hijau terang. Indah sekali! Biasanya aku menyusuri bebatuan ini sampai ke ujung sampai ke dasar tebing yang sebelumnya dikunjungi. Tempatnya nyaman untuk bersantai, tidak panas karena sinar matahari terhalang oleh tebing yang menjulang tinggi. Aku bisa berlama-lama di tempat ini, hanya untuk menikmati indahnya pemandangan dan suara ombak yang menghampiri....
3. Bingin Beach
Untuk mengakses pantai ini, kita harus memarkirkan kendaraan di tempat yang sudah ditentukan, lalu berjalan kaki. Menyusuri semacam lorong/gang, dan kemudian menuruni tangga yang cukup banyak, hingga akhirnya sampai di pantainya.
Pantai Bingin menurutku indah sekali, namun sudah termasuk yang touristy. Di pinggir pantainya yang merupakan batu karang, sudah berdiri banyak warung dan penginapan. Utamanya yang berkunjung ke pantai ini adala turis asing, karena pantai Bingin cukup terkenal untuk aktivitas surfing.
Pantai Bingin menurutku indah sekali, namun sudah termasuk yang touristy. Di pinggir pantainya yang merupakan batu karang, sudah berdiri banyak warung dan penginapan. Utamanya yang berkunjung ke pantai ini adala turis asing, karena pantai Bingin cukup terkenal untuk aktivitas surfing.
4. Nyang-Nyang Beach
Pada saat pertama kali ke pantai ini, sepertinya masih dalam tahap pembangunan. Jalannya masih belum jadi, masih berupa jalan kapur dan kerikil dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Waktu itu aku menyusuri sampai ke ujung, dan ternyata buntu, padahal tampak pantainya di bawah sana dan indah sekali, namun belum bisa diakses.
Beberapa bulan kemudian, aku mendapat cerita dari salah satu surferku bahwa dia pernah camping di pantai ini. Jadi kemungkinan saat ini infrrastrukturnya sudah selesai dan pantainya sudah bisa diakses.
Beberapa bulan kemudian, aku mendapat cerita dari salah satu surferku bahwa dia pernah camping di pantai ini. Jadi kemungkinan saat ini infrrastrukturnya sudah selesai dan pantainya sudah bisa diakses.
5. Pantai Pandawa
Pantai Pandawa ini sebetulnya indah sekali, satu hal yang disayangkan adalah sangat touristy. Pertama kali aku datang ke pantai ini, tempatnya masih dalam tahap pembangunan, sehingga masih sepi dan tidak ada pengunjung. Tapi terakhir saat mengunjungi pantai ini bersama kedua orang tuaku akhir Juni 2017 lalu, pantainya sudah ramai sekali, dan kebanyakan turis lokal. Padahal masih kurang dari jam 10 pagi.
Entah memang setiap harinya seperti ini, atau karena saat itu sedang masa libur Idul Fitri, jadi banyak turis domestik ke mana pun kaki melangkah. Biasanya jarang sekali, lebih banyak turis asing di Bali kalau tidak sedang masa libur nasional.
Yang kusuka kalau mengunjungi tempat ini adalah jalan masuknya yang diapit gunung karang hitam. Setahuku tempat ini juga dijadikan tambang batu kapur. Setelah itu, di sepanjang sisi kiri jalan tampak patung dewa-dewa Hindu yang diletakkan di dalam gunung karang yang dipahat menjadi seperti goa-goa kecil.
Pantainya sendiri berpasir putih dan cukup indah. Kalau kita mau jalan sedikit, ada semacam jalan setapak yang mendaki (mungkin saat itu sedang dalam masa pembangunan, aku kurang tahu), dan kalau kita mengikuti jalan setapak ini, di puncaknya pemandangannya indah sekali lho. Bisa tampak lautnya yang biru kehijauan nun di bawah sana. Kalau diteruskan, akan tembus ke pantai lagi, entah apakah masih jadi satu bagian dengan Pantai Pandawa atau tidak. Saat itu kami tidak sampai ke sisi satunya, karena takut kedua orang tuaku mencari kami berdua. Yang pasti, karena jalannya cukup menanjak, tidak ada orang yang mau ke sana, jadi cuma ada kami berdua saja hehehehe...
Entah memang setiap harinya seperti ini, atau karena saat itu sedang masa libur Idul Fitri, jadi banyak turis domestik ke mana pun kaki melangkah. Biasanya jarang sekali, lebih banyak turis asing di Bali kalau tidak sedang masa libur nasional.
Yang kusuka kalau mengunjungi tempat ini adalah jalan masuknya yang diapit gunung karang hitam. Setahuku tempat ini juga dijadikan tambang batu kapur. Setelah itu, di sepanjang sisi kiri jalan tampak patung dewa-dewa Hindu yang diletakkan di dalam gunung karang yang dipahat menjadi seperti goa-goa kecil.
Pantainya sendiri berpasir putih dan cukup indah. Kalau kita mau jalan sedikit, ada semacam jalan setapak yang mendaki (mungkin saat itu sedang dalam masa pembangunan, aku kurang tahu), dan kalau kita mengikuti jalan setapak ini, di puncaknya pemandangannya indah sekali lho. Bisa tampak lautnya yang biru kehijauan nun di bawah sana. Kalau diteruskan, akan tembus ke pantai lagi, entah apakah masih jadi satu bagian dengan Pantai Pandawa atau tidak. Saat itu kami tidak sampai ke sisi satunya, karena takut kedua orang tuaku mencari kami berdua. Yang pasti, karena jalannya cukup menanjak, tidak ada orang yang mau ke sana, jadi cuma ada kami berdua saja hehehehe...
6. Melasti Beach
Nah, Pantai Melasti ini tidak kalah indah dengan Pantai Pandawa, dan kalau menurutku justru jauh lebih indah, dan sepertinya tidak terlalu touristy seperti Pantai Pandawa. Terakhir kami mengunjungi pantai ini, sepertinya masih sedang dalam tahap pembangunan. Mungkin kalau sudah selesai akan jadi makin ramai dikunjungi ya...
Sama seperti Pandawa, sebelum mencapai pantai Melasti kita akan melewati dinding batu karang. Nah, akan ada sebuah belokan ke kiri di mana terdapat tangga naik. Kalau kita naik, dari atas ada semacam lapangan kecil, dan dari sana kita bisa melihat view pantai di bawah yang indah sekali.
Di seberang anak tangga tersebut juga ada jalan setapak, kita bisa berjalan turun ke sana dan melihat pantai dari sana juga.
Kalau dengan kendaraan, kita bisa menyusuri jalan sampai masuk ke area pantainya. Pantai di sini juga indah lho, pasirnya putih bersih, dan ada semacam tumbuhan laut di pantainya, sehingga pinggiran pantainya tampak berwarna merah dan hijau. Selain itu banyak bintang laut di sini.
Sama seperti Pandawa, sebelum mencapai pantai Melasti kita akan melewati dinding batu karang. Nah, akan ada sebuah belokan ke kiri di mana terdapat tangga naik. Kalau kita naik, dari atas ada semacam lapangan kecil, dan dari sana kita bisa melihat view pantai di bawah yang indah sekali.
Di seberang anak tangga tersebut juga ada jalan setapak, kita bisa berjalan turun ke sana dan melihat pantai dari sana juga.
Kalau dengan kendaraan, kita bisa menyusuri jalan sampai masuk ke area pantainya. Pantai di sini juga indah lho, pasirnya putih bersih, dan ada semacam tumbuhan laut di pantainya, sehingga pinggiran pantainya tampak berwarna merah dan hijau. Selain itu banyak bintang laut di sini.
7. Green Bowl Beach
Green Bowl, disebut demikian karena pantainya berbentuk seperti cekungan yang menjorok ke dalam, dan saat matahari sudah terang, air lautnya memang tampak kehijauan.
Untuk mencapai pantai ini, kita berkendara dulu sampai di tempat parkir (silakan cari di Google Map lokasi persisnya). Dari tempat parkir, kita harus turun sekitar 325 anak tangga.
Aku sudah dua kali mengunjungi pantai ini. Yang pertama sudah agak siang, sedangkan yang kedua kali, bersama kedua orang tuaku, masih cukup pagi. Dalam dua kali kunjungan ini, pantainya bisa dibilang sepi, hanya ada beberapa turis asing yang datang, dan rata-rata mereka membawa surf board. Tempat ini memang cukup diminati untuk surfing bagi para turis asing. Kalau turis domestik, sepertinya ogah banget ya, turun dan naik tangga segitu banyaknya hanya untuk melihat pantai.
Bagiku pribadi, pantai Green bowl ini indah (tapi kalau sudah siang panas sekali). Airnya jernih, pasirnya putih, dan pantainya bersih karena tidak terlalu banyak pengunjung, Ada sebuah goa besar di mana penduduk lokal mempersembahkan sesajen tiap harinya.
Untuk mencapai pantai ini, kita berkendara dulu sampai di tempat parkir (silakan cari di Google Map lokasi persisnya). Dari tempat parkir, kita harus turun sekitar 325 anak tangga.
Aku sudah dua kali mengunjungi pantai ini. Yang pertama sudah agak siang, sedangkan yang kedua kali, bersama kedua orang tuaku, masih cukup pagi. Dalam dua kali kunjungan ini, pantainya bisa dibilang sepi, hanya ada beberapa turis asing yang datang, dan rata-rata mereka membawa surf board. Tempat ini memang cukup diminati untuk surfing bagi para turis asing. Kalau turis domestik, sepertinya ogah banget ya, turun dan naik tangga segitu banyaknya hanya untuk melihat pantai.
Bagiku pribadi, pantai Green bowl ini indah (tapi kalau sudah siang panas sekali). Airnya jernih, pasirnya putih, dan pantainya bersih karena tidak terlalu banyak pengunjung, Ada sebuah goa besar di mana penduduk lokal mempersembahkan sesajen tiap harinya.
Pertama kali datang, kondisi air sedang agak pasang, sedangkan kali kedua saat air laut surut, sehingga kita bisa berjalan agak ke tengah dan menjelajah sekitar. Batu-batuan karang menjadi alas kita berjalan saat kita semakin menjauh dari titik datang.
Bisa dibilang, sebetulnya Green Bowl dan Pantai Gunung Payung ada kemiripan, tapi aku masih lebih suka Green Bowl ini. Suasananya tampak lebih damai dan menyenangkan di tempat ini. Selain itu, banyaknya anak tangga yang harus kita lalui lumayan banget buat membakar lemak akibat makan enak selama di Bali hahahaha...
Bisa dibilang, sebetulnya Green Bowl dan Pantai Gunung Payung ada kemiripan, tapi aku masih lebih suka Green Bowl ini. Suasananya tampak lebih damai dan menyenangkan di tempat ini. Selain itu, banyaknya anak tangga yang harus kita lalui lumayan banget buat membakar lemak akibat makan enak selama di Bali hahahaha...
8. Pantai Gunung Payung
Pantai Gunung Payung ini baru satu kali aku kunjungi, itu pun karena lokasinya yang sangat dekat dengan tempat menginap saat itu. Waktu memasuki areanya, tampak area ini sudah dikomersilkan, dengan lapangan parkir yang luas dan pos tiket masuk. Namun karena kami datang jam 7 pagi (WITA), penjaganya belum ada, dan areanya masih kosong melompong.
Kami mengikuti petunjuk arah menuju pantai. Tadinya kukira hanya melihat pantai dari atas saja, ternyata ada jalan turun, lalu disambung dengan menuruni anak tangga (sekitar 108 anak tangga kalau tidak salah hitung).
Sesampai di dasar anak tangga ini, sampailah kita di pantai, dan kalau mau berjalan lebih jauh, ternyata pantai ini indah sekali. Saat itu sedang surut, jadi kami bisa melangkah sampai agak jauh ke tengah. Batu-batu karang menjadi tumpuan kita berpijak. Di dalam air laut di antara batu-batu karang ini, banyak sekali bintang laut, dan aku menemukan seekor bulu babi berwarna hitam. Terkadang juga tampak beberapa ikan kecil yang berenang kesana-kemari.
Ada beberapa batu karang yang berbentuk seperti goa, bagus untuk tempat berfoto. Apabila kita berjalan agak jauh sedikit, batu-batuannya tampak berwarna merah marun, indah sekali.
Secara keseluruhan, pantai ini cukup berkesan dan indah bagiku, apalagi dengan suasananya yang masih sepi. Saat kami menaiki tangga kembali hendak pulang, sudah tampak beberapa turis domestik yang berdatangan, namun sepertinya mereka malas untuk menuruni anak tangga yang tidak tampak ujungnya. Mereka lebih suka mengambil foto di sebuah spot sebelum anak tangga ini dimulai. Mungkin itu sebabnya pantainya masih sepi. Entahlah kalau sudah siang atau sore hari...
Kami mengikuti petunjuk arah menuju pantai. Tadinya kukira hanya melihat pantai dari atas saja, ternyata ada jalan turun, lalu disambung dengan menuruni anak tangga (sekitar 108 anak tangga kalau tidak salah hitung).
Sesampai di dasar anak tangga ini, sampailah kita di pantai, dan kalau mau berjalan lebih jauh, ternyata pantai ini indah sekali. Saat itu sedang surut, jadi kami bisa melangkah sampai agak jauh ke tengah. Batu-batu karang menjadi tumpuan kita berpijak. Di dalam air laut di antara batu-batu karang ini, banyak sekali bintang laut, dan aku menemukan seekor bulu babi berwarna hitam. Terkadang juga tampak beberapa ikan kecil yang berenang kesana-kemari.
Ada beberapa batu karang yang berbentuk seperti goa, bagus untuk tempat berfoto. Apabila kita berjalan agak jauh sedikit, batu-batuannya tampak berwarna merah marun, indah sekali.
Secara keseluruhan, pantai ini cukup berkesan dan indah bagiku, apalagi dengan suasananya yang masih sepi. Saat kami menaiki tangga kembali hendak pulang, sudah tampak beberapa turis domestik yang berdatangan, namun sepertinya mereka malas untuk menuruni anak tangga yang tidak tampak ujungnya. Mereka lebih suka mengambil foto di sebuah spot sebelum anak tangga ini dimulai. Mungkin itu sebabnya pantainya masih sepi. Entahlah kalau sudah siang atau sore hari...
9. Waterblow
Sesuai namanya, Waterblow, di tempat ini kita bisa menyaksikan dahsyatnya air laut yang menabrak batu karang, sehingga mengakibatkan semburan air yang sangat indah. Tempat ini juga termasuk touristy, dan masuk ke dalam area wisata dan akomodasi mewah di Nusa Dua. Usahakan jangan datang di hari libur juga, karena sering diadakan acara di area ini, bisa-bisa sulit sekali mencari tempat parkir. Waktu itu kami datang pagi hari, pada saat ada acara jalan sehat. Wah, sudah susah cari tempat parkir, sekalinya dapat agak jauh, tempatnya penuh dengan manusia pula. Kalau hanya untuk sekali datang OK lah, setidaknya bisa menyaksikan sendiri kedahsyatan semburan air ini.
Kami juga beruntung bisa mendapatkan foto dengan momen yang tepat saat waterblownya terjadi. Saat itu sebetulnya banyak sekali orang di sekitar sana, hanya saja untuk mendapatkan foto di atas, kami harus berjalan di antara batu-batu karang yang sangat tajam dan cukup berbahaya, jadi bisa diduga tidak banyak orang yang mau berjalan sampai ke situ hehehehe...
Kami juga beruntung bisa mendapatkan foto dengan momen yang tepat saat waterblownya terjadi. Saat itu sebetulnya banyak sekali orang di sekitar sana, hanya saja untuk mendapatkan foto di atas, kami harus berjalan di antara batu-batu karang yang sangat tajam dan cukup berbahaya, jadi bisa diduga tidak banyak orang yang mau berjalan sampai ke situ hehehehe...
10. Blue Lagoon
Pantai Blue Lagoon merupakan salah satu tempat yang juga sudah touristy, namun memang indah. Untuk mengaksesnya, kita juga harus berjalan kaki menuruni anak tangga yang cukup terjal. Sesampai di area, kita serasa berada di dalam goa yang besar sekali. Ada tangga naik ke atas dengan panah menuju ke sebuah tempat makan. Kita bisa naik ke sana, di mana akan ada tempat yang cukup luas untuk kita bisa duduk-duduk dan menikmati indahnya lautan di depan mata kita (tidak harus ke tempat makannya kok).
Apabila sedang surut, saat di tempat yang seperti goa di bawah tadi, ada celah yang bisa kita masuki untuk menuju pesisir pantai yang luas. Pertama kali ke sini, aku sangat terkesan dengan pasirnya yang putih bersih dan airnya yang sangat jernih. Tampak beberapa ikan kecil berenang-renang di air yang jernih tersebut. Sayang sekali kali kedua aku datang ke tempat ini bertepatan dengan waktu air pasang, sehingga tidak bisa berjalan menuju ke pantainya.
Apabila sedang surut, saat di tempat yang seperti goa di bawah tadi, ada celah yang bisa kita masuki untuk menuju pesisir pantai yang luas. Pertama kali ke sini, aku sangat terkesan dengan pasirnya yang putih bersih dan airnya yang sangat jernih. Tampak beberapa ikan kecil berenang-renang di air yang jernih tersebut. Sayang sekali kali kedua aku datang ke tempat ini bertepatan dengan waktu air pasang, sehingga tidak bisa berjalan menuju ke pantainya.
11. Batu Bolong Beach
Pantai ini merupakan "penemuan" terakhir kami saat ke Bali akhir September 2017 lalu. Suamiku sangat menyukai Pantai Seminyak, dan hampir setiap kali ke Bali, kami pasti ke Seminyak untuk melihat sunsetnya. Nah, karena aku ingin tetap berolahraga pagi walaupun sedang di Bali, aku mengajak suamiku tiap pagi untuk jalan-jalan di pantai. Dan karena hari kedua kami sudah berjalan-jalan di Pantai Seminyak, keesokan harinya kami mencoba pantai lain yang sederetan, yaitu Batu Bolong Beach dan Nelayan Beach.
Lokasi pantai ini ada di area Canggu, area favorit backpackers mancanegara. Di Canggu ini banyak sekolah surfing, jadi kalau ingin belajar surfing bisa di tempat ini nih...
Pasir pantainya berwarna hitam kecoklatan. Pantainya sendiri tidak sampai wow banget sih sebetulnya, dan di pagi hari sudah lumayan ramai turis asing yang berjalan-jalan atau lari pagi. Kalau kita berjalan ke arah selatan, kita akan sampai di Nelayan Beach. Sedangkan kalau ke arah utara, kita akan sampai di Batu Bolong Beach. Nah, kalau kita mau berjalan terus ke utara, makin lama pantainya akan tampak semakin indah. Banyak batu karang di sepanjang garis pantainya.
Untuk kendaraan, disediakan area parkir di sebelah Pura Batu Bolong. Waktu kami datang saat itu masih jam 6 pagi dan masih gelap, jadi tidak ada petugas parkirnya, sehingga lagi-lagi parkir gratis deh padahal naik mobil hehehehe...
Pada saat aku menuliskan ini, aku juga baru menyadari bahwa di Google Map sudah bertambah lagi pantai-pantai baru di area South Kuta ini. Beberapa di antaranya: Pantai Cemongkak, Pantai Pemutih, Pantai Labuan Sait, Nunggalan Beach, Topan Beach, Padang Beach, Pantai Sawangan, Bias Tugel Beach, dan Pantai Samuh. Banyak banget ya?
Mungkin ke depannya kalau aku ke Bali lagi, akan kami datangi satu-persatu tempat-tempat ini.
Beberapa pantai lain yang pernah aku datangi aku share fotonya di bawah ini ya, tapi jangan harap bisa menikmati suasana sepi di pantai-pantai ini deh hehehehe...
SEMINYAK BEACH
LEGIAN BEACH
KUTA BEACH
LOVINA BEACH
PEMUTERAN BEACH
TANJUNG BENOA
SANUR BEACH
TANAH LOT
DREAMLAND BEACH
PADANG-PADANG BEACH
Ke depannya aku akan coba mengulas beberapa tempat wisata lain di Bali yang bukan pantai ya... Cukup banyak air terjun dan beberapa tempat lain yang indah-indah yang kami datangi di Bali ini. Mudah-mudahan bisa kutuliskan satu-persatu.
Terima kasih sudah membaca tulisan ini, dan semoga bermanfaat untuk yang mau liburan ke Bali ^_^
Lokasi pantai ini ada di area Canggu, area favorit backpackers mancanegara. Di Canggu ini banyak sekolah surfing, jadi kalau ingin belajar surfing bisa di tempat ini nih...
Pasir pantainya berwarna hitam kecoklatan. Pantainya sendiri tidak sampai wow banget sih sebetulnya, dan di pagi hari sudah lumayan ramai turis asing yang berjalan-jalan atau lari pagi. Kalau kita berjalan ke arah selatan, kita akan sampai di Nelayan Beach. Sedangkan kalau ke arah utara, kita akan sampai di Batu Bolong Beach. Nah, kalau kita mau berjalan terus ke utara, makin lama pantainya akan tampak semakin indah. Banyak batu karang di sepanjang garis pantainya.
Untuk kendaraan, disediakan area parkir di sebelah Pura Batu Bolong. Waktu kami datang saat itu masih jam 6 pagi dan masih gelap, jadi tidak ada petugas parkirnya, sehingga lagi-lagi parkir gratis deh padahal naik mobil hehehehe...
Pada saat aku menuliskan ini, aku juga baru menyadari bahwa di Google Map sudah bertambah lagi pantai-pantai baru di area South Kuta ini. Beberapa di antaranya: Pantai Cemongkak, Pantai Pemutih, Pantai Labuan Sait, Nunggalan Beach, Topan Beach, Padang Beach, Pantai Sawangan, Bias Tugel Beach, dan Pantai Samuh. Banyak banget ya?
Mungkin ke depannya kalau aku ke Bali lagi, akan kami datangi satu-persatu tempat-tempat ini.
Beberapa pantai lain yang pernah aku datangi aku share fotonya di bawah ini ya, tapi jangan harap bisa menikmati suasana sepi di pantai-pantai ini deh hehehehe...
SEMINYAK BEACH
KUTA BEACH
LOVINA BEACH
PEMUTERAN BEACH
TANJUNG BENOA
SANUR BEACH
TANAH LOT
DREAMLAND BEACH
Kami sendiri berencana suatu saat ingin menyeberang dari Bali ke Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, namun masih belum sempat terlaksana. Mudah-mudahan dalam tahun depan bisa terwujud, karena aku mendapat informasi bahwa di tiga pulau kecil ini banyak sekali tempat-tempat yang indah.
Ke depannya aku akan coba mengulas beberapa tempat wisata lain di Bali yang bukan pantai ya... Cukup banyak air terjun dan beberapa tempat lain yang indah-indah yang kami datangi di Bali ini. Mudah-mudahan bisa kutuliskan satu-persatu.
Terima kasih sudah membaca tulisan ini, dan semoga bermanfaat untuk yang mau liburan ke Bali ^_^