13 Mei 2018
Pagi ini aku terbangun jam 6 pagi dengan kondisi segar karena tidur yang cukup selama beberapa hari terakhir. Sepagian ini kami lebih banyak bersantai saja di kamar dan sedikit merapikan dan membenahi barang-barang di dalam backpack, karena hari ini adalah hari terakhir kami di Ha Giang, dan besok kami akan naik bus kembali ke Hanoi.
Kami sudah memesan tiket bus kepada Hong Giang seharga VND 200K, dan katanya kami akan naik sleeper bus walaupun berangkat di pagi hari. Sementara setelah istirahat beberapa hari terakhir ini, Freyja akan kembali mengulang Ha Giang Loop dengan ritmenya sendiri, lebih santai dan tanpa target.
Baru sekitar jam 10 pagi kami keluar dari penginapan untuk ke supermarket, membeli sebagian oleh-oleh, sekaligus ke pasar untuk belanja dan mencari toko yang menjual isolasi besar dan tali rafia.
Di supermarket kami belanja berbagai macam snack dan kue-kue, sebagian untuk oleh-oleh dan sisanya untuk sarapan serta bekal di perjalanan besok. Total kami menghabiskan sekitar VND 310K. Di pasar aku membeli sayur kangkung (VND 4K), 1 kg tomat (VND 12K), 1 kg timun (VND 10K), tahu (VND 5K) dan 250 gram crispy pork (VND 50K). Kami juga menemukan toko yang menjual isolasi besar (VND 25K) dan tali rafia (VND 10K). Setelah itu kami mampir di rumah makan Com Binh Dan 68 (lagi, untuk terakhir kalinya hahahaha) untuk membeli nasi putih (VND 10K), baru kami pulang ke penginapan. Lalu aku menyiapkan makan siang untuk bertiga, dan jam 11.40 siang kami makan bersama.
Usai makan siang kami masih mengobrol, dan sekitar jam 1 siang aku tidur sampai sekitar jam 3 siang. Setelah itu kami menyempatkan diri bertemu dengan Hong Giang untuk menyelesaikan pembayaran selama kami berada di sini. Dari hari pertama kami pulang dari loop, kami sudah menginap 4 malam di sini, ditambah sewa motor dihitung 9 hari saja dari total 11 hari kami memakai motornya (hari pertama dianggap gratis, sementara hari kedua digratiskan karena mengganti ban dalam yang bocor), jadi totalnya adalah VND 2.060K dikurangi uang muka VND 500K yang kami berikan beberapa hari lalu.
Usai membayar, Hong Giang mengembalikan SIM milik suami, dan setelah itu kami mengobrol dengannya. Walaupun bahasa Inggrisnya kadang agak sulit dimengerti, namun kami senang bisa mengobrol banyak dengannya. Hong Giang sempat bercerita mengenai perjalanan bisnisnya ini, katanya selama beberapa tahun terakhir dia bisa kredit beberapa buah motor sekaligus tiap tahunnya. Dia juga sempat bertanya mengenai Indonesia, khususnya Bali, karena katanya suatu saat dia ingin pergi ke Bali bersama keluarganya. Kami juga sempat menceritakan sekilas tentang keluarga kecil kami.
Cukup lama juga kami mengobrol dengan Hong Giang, hingga kemudian kami berpamitan karena akan mencari makan malam bersama Freyja. Kata Freyja, ini adalah malam terakhir kami bersama, jadi dia ingin makan malam di luar bersama kami.
Usai mandi, sekitar jam 6.30 petang, kami bertiga berkendara menuju ke kota dan sepakat untuk berhenti di sebuah rumah makan sederhana. Dasar kami bertiga ini pengiritan, seperti waktu di Du Gia, kami memesan satu porsi com binh dan untuk bertiga, namun memang porsinya besar dan banyak. Kami hanya minta tambah nasi putih satu kali saja hehehehe... Maaf suasananya agak gelap jadi fotonya juga kurang jelas 😅
Usai makan malam yang mengenyangkan, kami kembali ke hostel dan mengobrol di kamar Freyja. Aku sempat melakukan video call dengan putriku di NZ agar dia bisa berkenalan dengan Freyja dengan harapan bisa mendapatkan inspirasi untuk menjadi female solo traveller juga hehehehe...
Freyja dan kami saling mengungkapkan kesan dan pesan mengenai saat-saaat kami bersama. Freyja juga memberikan beberapa tips dan nasihat untuk kami, dan sebaliknya. Kemudian tanpa kusangka, Freyja memberikan gelang dari benang berwarna ungu buatannya sendiri untuk kami berdua, katanya sebagai kenang-kenangan darinya. So sweet... 😍
Sekitar jam 8.45 malam kami kembali ke kamar, kemudian mulai mengepak barang-barang kami. Lumayan banyak juga tambahan makanan yang baru dibeli pagi tadi, backpack kami sampai penuh sesak jadinya. Baru sekitar jam 10 malam kami tidur... zzzzzzz...
To be continued.......
Kami sudah memesan tiket bus kepada Hong Giang seharga VND 200K, dan katanya kami akan naik sleeper bus walaupun berangkat di pagi hari. Sementara setelah istirahat beberapa hari terakhir ini, Freyja akan kembali mengulang Ha Giang Loop dengan ritmenya sendiri, lebih santai dan tanpa target.
Baru sekitar jam 10 pagi kami keluar dari penginapan untuk ke supermarket, membeli sebagian oleh-oleh, sekaligus ke pasar untuk belanja dan mencari toko yang menjual isolasi besar dan tali rafia.
Di supermarket kami belanja berbagai macam snack dan kue-kue, sebagian untuk oleh-oleh dan sisanya untuk sarapan serta bekal di perjalanan besok. Total kami menghabiskan sekitar VND 310K. Di pasar aku membeli sayur kangkung (VND 4K), 1 kg tomat (VND 12K), 1 kg timun (VND 10K), tahu (VND 5K) dan 250 gram crispy pork (VND 50K). Kami juga menemukan toko yang menjual isolasi besar (VND 25K) dan tali rafia (VND 10K). Setelah itu kami mampir di rumah makan Com Binh Dan 68 (lagi, untuk terakhir kalinya hahahaha) untuk membeli nasi putih (VND 10K), baru kami pulang ke penginapan. Lalu aku menyiapkan makan siang untuk bertiga, dan jam 11.40 siang kami makan bersama.
Usai makan siang kami masih mengobrol, dan sekitar jam 1 siang aku tidur sampai sekitar jam 3 siang. Setelah itu kami menyempatkan diri bertemu dengan Hong Giang untuk menyelesaikan pembayaran selama kami berada di sini. Dari hari pertama kami pulang dari loop, kami sudah menginap 4 malam di sini, ditambah sewa motor dihitung 9 hari saja dari total 11 hari kami memakai motornya (hari pertama dianggap gratis, sementara hari kedua digratiskan karena mengganti ban dalam yang bocor), jadi totalnya adalah VND 2.060K dikurangi uang muka VND 500K yang kami berikan beberapa hari lalu.
Usai membayar, Hong Giang mengembalikan SIM milik suami, dan setelah itu kami mengobrol dengannya. Walaupun bahasa Inggrisnya kadang agak sulit dimengerti, namun kami senang bisa mengobrol banyak dengannya. Hong Giang sempat bercerita mengenai perjalanan bisnisnya ini, katanya selama beberapa tahun terakhir dia bisa kredit beberapa buah motor sekaligus tiap tahunnya. Dia juga sempat bertanya mengenai Indonesia, khususnya Bali, karena katanya suatu saat dia ingin pergi ke Bali bersama keluarganya. Kami juga sempat menceritakan sekilas tentang keluarga kecil kami.
Cukup lama juga kami mengobrol dengan Hong Giang, hingga kemudian kami berpamitan karena akan mencari makan malam bersama Freyja. Kata Freyja, ini adalah malam terakhir kami bersama, jadi dia ingin makan malam di luar bersama kami.
Usai mandi, sekitar jam 6.30 petang, kami bertiga berkendara menuju ke kota dan sepakat untuk berhenti di sebuah rumah makan sederhana. Dasar kami bertiga ini pengiritan, seperti waktu di Du Gia, kami memesan satu porsi com binh dan untuk bertiga, namun memang porsinya besar dan banyak. Kami hanya minta tambah nasi putih satu kali saja hehehehe... Maaf suasananya agak gelap jadi fotonya juga kurang jelas 😅
Usai makan malam yang mengenyangkan, kami kembali ke hostel dan mengobrol di kamar Freyja. Aku sempat melakukan video call dengan putriku di NZ agar dia bisa berkenalan dengan Freyja dengan harapan bisa mendapatkan inspirasi untuk menjadi female solo traveller juga hehehehe...
Freyja dan kami saling mengungkapkan kesan dan pesan mengenai saat-saaat kami bersama. Freyja juga memberikan beberapa tips dan nasihat untuk kami, dan sebaliknya. Kemudian tanpa kusangka, Freyja memberikan gelang dari benang berwarna ungu buatannya sendiri untuk kami berdua, katanya sebagai kenang-kenangan darinya. So sweet... 😍
Sekitar jam 8.45 malam kami kembali ke kamar, kemudian mulai mengepak barang-barang kami. Lumayan banyak juga tambahan makanan yang baru dibeli pagi tadi, backpack kami sampai penuh sesak jadinya. Baru sekitar jam 10 malam kami tidur... zzzzzzz...
To be continued.......
No comments:
Post a Comment