DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Monday, July 8, 2019

NZ TRIP 2017 (4) - COLD DAYS IN INVERCARGILL


Day 6: Monday, March 6th, 2017


Bangun jam 5 pagi, aku beraktivitas di dapur, membuatkan sarapan dan makan siang untuk Sherly dan Chris. Biasanya kalau Sherly ada kelas jam 9 pagi, Chris akan datang untuk menjemput, jadi sekalian saja kubuatkan nasi goreng untuk makan siang mereka berdua. Awal-awal aku tinggal di flat ini, kami masih jarang mengobrol dengan Ester, karena dia lebih banyak berada di dalam kamar, mungkin masih malu atau sungkan mengobrol dengan kami. Karenanya aku juga masih belum begitu mengerti kebiasaan-kebiasaan dan kesukaannya. Seiring berjalannya waktu, terutama mulai bulan April setelah kepulangan kami dari berkeliling selama 3 minggu di South Island, barulah kami mulai akrab dan banyak mengobrol.



Selama tinggal di flat ini biasanya suami bangun agak siang (dan makin lama makin siang hahahaha). Pagi ini mumpung hanya berdua di rumah, aku membersihkan toilet, lalu menyikat shower room dan mencuci shower curtainnya yang sudah mulai tampak berlumut. Kami juga sempat pergi ke The Warehouse di Leven Street untuk membeli keset pengganti di kamar mandi dan toilet. Aku juga mencoba membeli bleaching rambut. Sherly yang mengajari aku, katanya kalau mau warna rambutku jadi coklat tidak bisa hanya disemir saja, melainkanharus dibleaching. Yah, coba deh nanti gimana hasilnya. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Di toko The Warehouse ini, kita bisa menjumpai berbagai macam barang, mulai pakaian, sepatu, peralatan dapur, peralatan rumah tangga, peralatan camping, sampai peralatan berkebun dan bibit-bibitnya. Kalau mau ditelusuri satu-persatu lorong demi lorong, lumayan makan waktu dan cukup melelahkan juga hehehehe...

Hasil belanja di The Warehouse:
  • Comfort Fab Con $7.99 
  • Nordic Lightning Cream $13.59
  • Face Towel $1
  • L&C B/Mat Keset Shower $8
  • L&C B/Mat Keset Toilet $5
TOTAL $36.58



Setelah beres semua pekerjaan, menyiapkan bekal untuk makan siang dan mandi, sekitar jam 12.45 siang kami pergi hendak menjelajah sekitar Invercargill. Kami mengisi bensin dulu di Mobil di Elles Road senilai $72.78, setelah itu langsung menuju ke Otatara Scenic Reserve yang berjarak hanya sekitar 6 KM saja dari pusat kota.



Sebetulnya karena hanya mengandalkan Google Map, kami masuk lewat jalan yang salah, tapi waktu itu kami tidak menyadarinya. Kami masuk melalui pintu masuk di ujung Awarua Road, padahal ada pintu masuk lain di jalan utama di Dunns Road. Memang di pintu masuk ini juga ada papan petunjuknya, karenanya kami masuk saja lewat situ. Bisa dibilang kami masuk lewat pintu belakang.

Otatara Scenic Reserve ini tempatnya seperti hutan dengan berbagai jenis tumbuhan yang dilindungi, yang luas wilayahnya mencakup 42 hektar. Anjing diperbolehkan masuk di area ini (di beberapa area taman atau area yang dilindungi, kadang anjing dilarang masuk karena biasanya banyak unggas yang berkeliaran di tempat tersebut). Jalur ini merupakan short walk, karena dengan berjalan sangat santai saja, tidak sampai 15 menit kami sudah sampai di sisi satunya yang di tepi jalan besar. Di pintu masuk depan ini disediakan toilet umum long drop. Selama berjalan, kami sempat bertemu dengan beberapa pengunjung lain yang sedang jogging atau membawa anjingnya jalan-jalan. Dari sini kami kembali ke tempat kami memarkirkan mobil lewat jalan besar, yang justru lebih jauh daripada waktu menembus hutan.



Sesampai di mobil, kami melanjutkan menuju ke Estuary Trail/Estuary Walkway, tidak jauh dari area Otatara tadi. Masuknya berbelok ke selatan di timur jembatan di Stead Street, atau menuju ke Stead Street Wharf. Ada tempat parkir mobil di sini, dan setelah itu kami berjalan kaki menyusuri tepian New River Estuary. Saat itu baru sekitar jam 2 siang dan sebenarnya cuaca cerah, namun anginnya juga kencang, jadi kami berjalan sambil kedinginan juga. Kalau mau menempuh Estuary Trail ini sampai selesai, bisa cukup lama karena panjang sekali, mungkin sekitar 6 KM atau lebih kalau loop. Kami hanya berjalan sekitar 30 menit, lalu putar balik karena dingin sekali. Suara angin yang kencang sampai terdengar menderu-deru di antara pohon-pohon tinggi di sekitar kami. Telinga dan hidung sampai terasa sakit saking kencang anginnya.

Pantai di area ini airnya sebagian berwarna kebiruan, dan sebagian kecoklatan, dan ada semacam garis lurus yang memisahkannya. Unik sekali. Kalau indah tidaknya, relatif ya, tapi it's okay lah. Arusnya sangat tenang dan tidak ada ombak walaupun anginnya relatif kencang. Tapi yang pasti pantainya relatif bersih, tidak seperti kebanyakan pantai di tempat-tempat wisata di Indonesia yang banyak sampahnya.
Area Estuary ini sendiri masuk dalam wetland area, karenanya banyak ditemui genangan air atau lumpur di mana-mana.



Sekitar jam 3 sore, kami pulang ke rumah. Aku mencoba memakai bleaching yang baru saja kubeli, setelah itu mandi. Hasilnya? Yah, jadi seperti yang ada di foto gitu deh hehehehe.... Waktu pulang dari kampus, Sherly sempat protes, katanya warnanya terlalu terang. Ah tak mengapalah... πŸ˜‹

Untuk makan malam, aku masak semacam cap cay, berisi sayur-sayuran dan kuberi daging ayam dan hati sapi. Kebetulan saat pulang dari kampus, Ivan juga ikut datang ke rumah. Mereka bertiga kebetulan sekelas semuanya, dan hendak mengerjakan tugas bersama. Jadi sekalian saja Ivan kuundang makan bersama, jadi suasana makan malamnya cukup ramai.



Seusai makan malam, Ivan mengajak kami jalan-jalan ke Queens Park. Maka kami berlima pergi ke Queens Park. Saat itu jam 7 malam, tapi suasana masih terang. Walaupun sudah masuk musim gugur, masih banyak bunga yang bermekaran dan berwarna-warni di sepanjang taman, indah sekali. Kami berkeliling di dalam Queens Park sambil mengobrol. 
Saat pertama kali ke Invercargill tahun 2016 lalu, kami sudah pernah masuk ke Queens Park ini, namun karena areanya luas sekali, ternyata banyak spot atau area yang terlewatkan. Pada kedatangan kali kedua ini pun sepertinya masih ada beberapa tempat yang terlewatkan.



Kami melewati Stumpery yang sangat unik. Stumpery adalah sebuah kebun atau taman semacam rockery, namun terbuat dari bagian-bagian pohon yang sudah mati. Bisa dari dahannya saja, ranting, maupun keseluruhan pohonnya. Karena terbuat dari pohon-pohon yang sudah mati, ada satu bagian yang bentuknya seperti lorong, jadi tampak seperti lorong tengkorak saja hehehehe...



Kami juga melewati deretan pepohonan yang tinggi-tinggi sekali, sepertinya sudah berusia ratusan tahun dan tampak sangat megah dan perkasa. Melewati kolam yang banyak bebeknya, ternyata kalau sore atau malam hari seperti ini, bebeknya tidak terlalu banyak yang berkeliaran dibandingkan pagi hari. Masuk ke dalam kebun mawar, kali ini banyak bunga mawar yang sedang bermekaran, tidak seperti kunjungan pertama setengah tahun silam. Di salah satu sudut di dekat pintu masuk juga terdapat hamparan bunga yang bermekaran, kalau di Indonesia mungkin sudah buat selfie sambil tidur-tiduran kali yaaaaa... biar kekinian hahahaha...



Sekitar jam 8.30 malam kami pun pulang karena matahari sudah mulai terbenam. Kami mengantar Ivan pulang terlebih dahulu, baru pulang ke rumah dan beristirahat.
Ah... hari yang menyenangkan sekali walaupun dingin seharian. πŸ’—





Day 7: Tuesday, March 7th, 2017


Bener-bener deh, di NZ ini, at least di Invercargill, dalam 1 hari bisa 4 musim! Pagi hari hujan sangat deras, dengan suhu 4 derajat Celcius, siangnya bisa panas di mana matahari bersinar terik, namun sesekali juga mendung menggelayut, terkadang disertai gerimis. Jadi kalau punya cucian pakaian sebaiknya jangan ditinggal di luar rumah walaupun tampaknya cuaca panas. Bisa-bisa pulang sudah basah kuyup lagi. 😢

Hari ini Sherly dan Ester ada kelas praktek, jadi pagi-pagi mereka sudah berangkat ke kampus. Kalau sedang hujan biasanya aku yang mengantar mereka berdua ke kampus.
Aku dan suami seperti biasa, menghabiskan pagi menyibukkan diri dengan bersih-bersih di flat. Setelah mandi pagi, sekitar jam 10 pagi kami berdua ke ANZ untuk membuat janji, lalu berjalan-jalan di pusat kota di sekitaran Esk Street, ingin menikmati suasana kota. Walaupun tampak banyak mobil terparkir di sepanjang jalan dan di jam sibuk pula, namun tidak tampak banyak orang yang berlalu lalang di jalan.
Dari situ, kami ke i-Site (pusat informasi turis) di Queens Park. Nah waktu ke i-Site inilah baru kami tahu bahwa tempat parkir di Queens Park ternyata ada beberapa, tidak hanya di satu tempat saja. Tujuan kami ke i-Site adalah untuk mengambil brosur-brosur untuk kami pelajari agar setidaknya ada gambaran hendak ke mana kami saat berkeliling South Island nantinya.



Pulang ke rumah sudah hampir jam 12 siang, jadi kami makan siang dulu seadanya, lalu pergi lagi, kali ini ke Opshop. Pertama ke Orphan's Aid di Spec Street, lalu ke Salvation Army di Yarrow Street. Di kedua tempat ini, aku mendapat sweater seharga $3 untuk dipakai sehari-hari di dapur (kalau nggak pakai dingin sekali, sedangkan sweaterku lengannya panjang, agak menyusahkan untuk bekerja di dapur), dan sebuah syal seharga $1 padahal bagus sekali menurutku hehehehe.... Untuk parkirnya, karena masih lugu, kami parkir di depan opshop yang berbayar, totalnya $1.
Cuaca di Invercargill hari ini cerah dan langitnya tampak biru sekali, dengan awan putih yang seperti kapas bearak-arak, membuatnya indah dipandang.



Sesampai di rumah, kami lebih banyak bersantai, bahkan aku sempat tidur siang karena kedinginan dan berusaha menghangatkan diri di dalam selimut hehehehe...
Malam harinya kami diundang oleh Charles dan Debby untuk makan malam bersama di rumah mereka. Kami datang jam 7 malam, dan hidangan sudah siap di atas meja. Makan malamnya mewah sekali, ada ayam masak merah, perkedel, gado-gado, Lamington cake, dan kerupuk!



Selain Charles dan Debby, ada juga Tante Lily (mamanya Debby) dan Thierry (putra Charles), Inov, Arya, dan Calvin. Suasananya akrab dan ramai sekali. Entah karena makanannya enak-enak, lapar, atau rakus, aku makan tak henti-henti rasanya, tambah lagi dan lagi hahahaha... padahal biasanya aku bisa menahan diri untuk makan tidak terlalu banyak lho... Sepertinya baru seminggu di sini berat badanku sudah banyak bertambah nih... perutku sampai menggembung rasanya... 😨😰😭

Kami baru pulang sekitar jam 9.30 malam dengan perut penuh dan kekenyangan. Hari ini sangat menyenangkan walaupun dinginnya luar biasa. Sepertinya hari ini adalah hari terdingin semenjak aku menginjakkan kakiku di negeri Kiwi ini. Namun demikian, hari demi hari selalu penuh dengan berkat dan sukacita dari orang-orang di sekelilingku.

Thank you lord, for another day passed by with so many blessings!!! πŸ˜‡πŸ™





Day 8: Wednesday, March 8th, 2017


Pagi ini aku terbangun dari tidur jam 5 pagi dan disambut oleh udara yang terasa sangat dingin begitu keluar dari selimut tebal. Suhu udara menunjukkan 4 derajat Celcius dan anginnya cukup kencang. Secangkir kopi panas menemani pagiku yang dingin ini di dapur. Hari Rabu ini, Sherly dan Ester tidak ada kelas, tapi Sherly ada shift kerja dari sore hingga malam hari.

Hari ini aku berencana membuat kue terang bulan (martabak manis) untuk dibagi-bagikan kepada teman-teman di Invercargill dan untuk dimakan di rumah juga tentunya, jadi sepagian cukup sibuk di dapur. Bahan-bahan yang berbeda dan peralatan yang berbeda menjadikan proses yang harusnya mudah jadi tricky, terutama wajan dan kompornya. Ditambah lagi kondisi otakku yang jadi agak tulalit di pagi hari, sempat agak panik juga mengerjakan beberapa hal sekaligus. Dengan penuh perjuangan, akhirnya selesai juga membuat 4 buah martabak isi cokelat keju. 😝
Sayang sekali karena otak agak dodol, aku sama sekali lupa untuk memotret hasil perjuanganku pagi ini hehehehe...

Sekalian mengantarkan martabak ke rumah Christy dan ke rumah Charles, kami berdua bersama Sherly pergi ke ANZ setelahnya. Hari ini aku membuka rekening baru di bank ini. Tujuannya adalah untuk mempermudah transaksi selama berada di negeri ini, karena dengan memiliki rekening, kita akan diberi EFTPOS (kartu debit/ATM) yang bisa dipakai hampir di mana saja, termasuk toko-toko kecil. Credit card pada umumnya hanya bisa dipakai di toko-toko yang lebih besar, supermarket, penginapan, tapi tidak bisa di dairy store dan toko-toko kecil lainnya. Selain itu, apabila kita tahu tempat membeli NZ$ dengan harga bagus, akan terhitung lebih murah berbelanja dengan EFTPOS dibandingkan dengan credit card.

Dari beberapa kali berkunjung ke bank di NZ, rata-rata petugasnya sudah agak tua-tua dan jarang sekali yang masih muda, tidak seperti di Indonesia, di mana petugas bank rata-rata justru masih muda dan diwajibkan berpenampilan menarik. Tidak enaknya, kadang petugas bank di NZ ini agak jutek atau ketus dalam melayani nasabah. Untung saja saat aku membuka tabungan ini bagian customer service yang melayani ramah. Dari apa yang aku dengar, para karyawan perusahaan-perusahaan di NZ rata-rata orangnya loyal, sehingga jarang sekali terjadi pergeseran karyawan sampai masuk usia pensiun. Efek sampingnya, yang lebih muda-muda juga lebih sulit mencari pekerjaan. Karena itu banyak anak muda NZ yang akhirnya bermigrasi ke Australia untuk mencari pekerjaan.

Di ANZ ada jenis tabungan di mana bunganya bisa dibilang hampir tidak ada, tapi juga tidak ada potongan administrasi apa pun, karenanya aku membuka tabungan jenis ini. Kalau tidak salah namanya everyday account. Dengan tabungan ini kita tidak bisa mendapatkan credit card, hanya debit card (bisa VISA debit juga kalau mau), lalu kita juga tidak akan mendapatkan buku tabungan. Semua transaksi bisa diakses melalui aplikasi online di HP, yang namanya juga ANZ. Mutasi rekening bisa dikirim ke email menjadi file pdf, dan bisa dicetak sendiri kalau memang dibutuhkan. Sama seperti di BCA, kalau kita tidak minta kartu yang tertera nama kita, EFTPOS-nya bisa langsung dapat hari itu juga, sedangkan kalau ingin ada namanya, menunggunya bisa satu mingguan, lalu dikirimkan lewat pos ke alamat rumah.

Dengan membuka rekening ini, kita akan mendapatkan dua nomor rekening sekaligus, yang satunya adalah Go Account, rekening yang bisa dipakai untuk belanja dan transaksi lainnya, dan yang satunya lagi adalah Online Account, yang hanya bisa dipakai untuk transaksi online (transfer dan segala pembayaran online lainnya).
Sistem keamanan debit card di sini bisa dibilang kurang, karena PIN-nya hanya 4 digit. Karena itulah biasanya Go Account diisi seminimal mungkin, untuk mencegah apabila debit cardnya hilang, tabungannya tidak sampai disalahgunakan. Yang lucu, kadangkala aku lupa kalau Go Account-nya masih kosong, jadi kalau belanja kartunya ditolak saat membayar. Harus ditransfer dulu dari Online Account untuk mengisinya lagi. Pernah juga saldonya sampai minus karena transaksinya melebihi jumlah saldo, tapi setelah diisi normal lagi dan tidak ada denda kok ^_^

Setelah selesai urusan membuka rekening di ANZ, kami jalan-jalan ke Spotlight di Leven Street. Sherly hendak membeli alat lukis di sana, katanya. Spotlight adalah toko yang menjual berbagai macam bahan kerajinan tangan, alat-alat jahit, perlengkapan pesta dan membuat kue, serta pernak-pernik lainnya. Tokonya besaaaar sekali. Menarik sekali melihat isi toko ini, karena semuanya serba berwarna-warni, mulai dari berbagai jenis kain (kain untuk pakaian pengantin, kain untuk membuat selimut, duvet dan stuffingnya juga ada lho), benang, kancing-kancing baju, alat-alat pesta, pernak-pernik Paskah (karena waktu itu menjelang hari raya Paskah), cat untuk melukis, aneka bunga plastik, peralatan menghias cake, perabotan rumah tangga, sampai kostum-kostum pesta untuk anak-anak. Aku sampai memotret berkali-kali di toko ini karena terpesona oleh barang-barang yang dipajang. Semuanya serbarapi dan teratur penataannya. Yang tidak membuat terpesona adalah harganya yang mahal-mahal hehehehehe.... Padahal ada tulisannya lho, kalau bisa menemukan barang yang sama di toko lain dengan harga lebih murah, maka akan diberikan potongan harga sebesar 10%. Kalau dilihat-lihat, barang-barang yang dijual di Spotlight ini memang sepertinya cukup berkualitas, dan memang banyak jenis barang yang tidak dijual di tempat lain.



Mumpung bisa parkir agak lama di halaman parkir Spotlight, setelah Sherly mendapatkan apa yang dicarinya, kami berjalan kaki ke Wachner Place di Dee Street yang dekat sekali dari situ. Wachner Place adalah semacam taman kecil di pusat kota, dengan banyak bangku untuk duduk-duduk dan sebuah jam di tengahnya. Di sekitarnya ada Subway, Hell's Pizza, dan Tuatara Backpackers Lodge. Tempat ini sering digunakan untuk mengadakan event, dan kadangkala banyak food truck yang berjualan di sini. Wachner Place merupakan tempat yang ideal untuk bersantai di pusat kota. DI dekatnya juga ada pusat toilet dan shower yang bebas digunakan untuk umum.
Saat kami duduk-duduk di sana, tampak beberapa orang sedang menikmati sarapan burger mereka, ada juga anak-anak muda yang sedang nongkrong. Suasananya relatif ramai dengan orang yang berlalu lalang.



Setelah cukup lama berada di Wachner Place, kami berjalan kembali menuju ke parkiran Spotlight dan pulang ke rumah. Walaupun cuaca relatif cerah, tapi hari ini benar-benar dingin. Dan karena lelah dan kedinginan, siang hari kuhabiskan dengan tidur di balik selimut yang hangat. Sore harinya aku berusaha menyelesaikan tugas pembukuan agar pekerjaan tidak semakin menumpuk.
Karena kali ini kami pergi cukup lama, aku membawa laptop untuk mengerjakan pembukuan di toko. Biasanya di jam-jam yang tidak sibuk (dan kalau tidak mengantuk), aku mengerjakan pembukuan yang dikirimkan berkas-berkasnya oleh karyawanku lewat WhatsApp, jadi saat pulang nanti aku tidak perlu lagi mengerjakan pembukuan yang menumpuk.

Sore hingga malam hari Sherly bekerja, dan kami menunggunya pulang untuk makan bersama. Oya, sebagai karyawan di restoran, tiap pulang kerja Sherly selalu membawa satu macam masakan. Boleh apa saja, karena sudah jatahnya. Kalau tujuan bossnya supaya karyawan mencicipi jenis-jenis masakan yang ada dan bisa mempromosikannya pada orang lain, tapi kita-kita jadi memanfaatkannya untuk memesan masakan yang disukai lalu dimakan bareng di rumah. Biasanya suami yang suka pesan makanan tertentu yang dia suka hahahaha... 😝😝😝

Sherly baru pulang kerja jam 9.30 malam, dijemput oleh Chris, dan setelah itu kami masih harus menunggu Chris masak, barulah kami makan bersama. Menu malam ini tidak jauh berbeda dengan yang dimasak Chris beberapa hari lalu. Ada masakan daging dengan celery, masakan telur tomat, dan tumis kubis. Semuanya enak, dan lagi-lagi aku makan banyak sekali sampai kekenyangan.
I promised myself that I wouldn't eat so much for a dinner, but how could I resist such delicious menus???




To be continued.......

2 comments:

  1. Hi Irene, saya benar2 enjoy membaca blog kamu. Sy ada rencana juga mau ke invercargill utk ambil master, apakah bisa saya kontak Irene utk tanya2, kl berkenan. Email saya: tauruswhite@yahoo.com. Apakah bole Irene share emailnya? Thank you.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo Sisca, terima kasih sudah berkenan membaca ya...
      Silakan email di vinco.computer@yahoo.com.sg atau irene.susianto@gmail.com.

      Delete