DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Wednesday, July 10, 2019

NZ TRIP 2017 (7) - WARRINGTON - HAMPDEN


Day 14: Tuesday, March 14th, 2017


Pagi ini aku terbangun dengan pinggang dan punggung yang cukup pegal-pegal. Ternyata usia tidak bisa menipu, kalau sudah mulai tua ternyata yang namanya sakit pinggang tidak jauh-jauh perginya hahahaha.... Semalaman aku benar-benar berjuang untuk bisa tidur karena tempatnya sangat terbatas, dan sempat juga terbangun berkali-kali karena alas tidur yang keras dan tidak rata. Masih untung selimut yang kami pakai benar-benar bisa melindungi dari dinginnya udara.
Ini adalah pengalaman pertama kami berdua tidur semalaman di dalam mobil, di negeri orang pula. Bagiku ini adalah pengalaman yang luar biasa, merasakan hidup ala backpackers.

Dalam keterbatasan ruang belakang mobil di mana suamiku masih tertidur, aku berhasil masak air dan membuat wedang lemon madu dan kopi, bahkan masak nasi! Rasanya menyenangkan sekali lho, berusaha survive dalam kondisi terbatas seperti ini.

Saat berjalan menuju ke toilet, suasana masih tampak gelap gulita, dan campers lain sepertinya masih terlelap dalam mimpi mereka masing-masing. Walaupun suhunya cukup dingin, namun rasanya masih lebih dingin sewaktu berada di Invercargill, mungkin karena faktor angin yang lebih kencang. Sebetulnya walau hanya sekitar 100 meter berjalan menuju ke toilet umum, suasananya agak menyeramkan karena masih benar-benar gelap gulita, hujan rintik-rintik, dan tidak ada penerangan sama sekali. Aku hanya mengandalkan headlamp di kepalaku untuk melihat jalan. Ditambah lagi, kadang-kadang terdengar suara-suara atau tampak gerakan atau bayangan yang entah apa itu. Mungkin bukan apa-apa sih, hanya aku saja yang terlalu paranoid hehehehe...

Usai ke toilet, cuci muka dan sikat gigi, aku kembali ke mobil dan membangunkan suami dengan secangkir kopi panas dan setangkup roti isi selai cokelat. Saat gilirannya pergi ke toilet, aku membereskan mobil agar rapi kembali.
Saat hari mulai menjelang terang, suasana tampak masih berkabut dan matahari tetap tidak muncul. Sepertinya hari ini bakal mendung lagi deh... Aku sempat mengobrol dengan seorang backpacker yang bernama Patricia. Dia sedang mengantri di depan portaloo di samping mobil kami. Pagi ini kulihat kondisi portaloo sudah agak kotor, tissue yang disediakan di salah satu portaloo pun sudah habis.



Saat orang lain baru saja bangun dan antri ke toilet umum, kami sudah selesai beres-beres dan siap untuk berangkat. Sekitar jam 8.45 pagi, kami mulai melanjutkan perjalanan. Tujuan kami hari ini adalah sampai ke Moeraki Boulders. Lagi-lagi kami memilih untuk melewati jalan alternatif, bukan jalan raya utama. Kami melalui jalan-jalan pedesaan yang lebih sempit, namun pemandangannya lebih menarik dan bervariasi sepanjang perjalanan. Gerimis dan mendung sudah menyertai sejak pagi buta. Baru menempuh beberapa kilometer, hujan mulai turun membasahi bumi.



Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
  • Puketeraki Lookout
  • Karitane Harbour View Point
  • Hawksburry Lagoon Wildlife Reserve
  • Waikouaiti Reserve
  • Shag Point Lookout
  • Shagpoint Scenic Reserve
  • Sealion Colony (masih di area Shag Point juga)
  • Trotters Gorge
  • Moeraki Beach
  • Moeraki Esplanade Reserve
  • Moeraki Boulders
  • Hampden
Total jarak yang ditempuh kurang lebih 100 KM dengan mobil, ditambah jalan kaki yang tidak dihitung jaraknya.

Saat kami tiba di Puketeraki Lookout, hujan dan angin kencang masih mendera. Kami hanya turun sebentar untuk memotret tepian pantai di kejauhan yang tampak flat karena langit yang abu-abu sejauh mata memandang. Hujan pun menutupi indahnya garis pantai yang tampak di kejauhan.



Melanjutkan ke Karitane, kami juga hanya singgah sejenak di Karitane Harbour View Point. Karitane adalah sebuah kota kecil di mana Waikouwaiti River bermuara di laut yang tenang. Pemandangan di tempat ini juga biasa saja, ditambah hujan rintik yang masih turun.



Melanjutkan perjalanan, kami mampir di sebuah cagar alam bernama Hawksburry Lagoon Wildlife Reserve (kalau di Google Map namanya Wildlife Refugee) di Waikouwaiti. Lokasinya berada di ujung sebuah jalan perumahan biasa, jadi memang tidak kentara kalau ada tempat rekreasi di sini. Tempat ini dikelola oleh DOC (Department of Conservation) dengan lahan seluas 51 hektar dan perimeter sepanjang 5 KM. Tempat ini bertujuan untuk melindungi habitat tumbuhan dan kehidupan liar yang ada di dalamnya. Bagiku tempat ini sangat tenang dan cukup indah dipandang mata. Air danau yang tenang memantulkan bayangan pohon-pohon di sekitarnya, indah sekali. Kami juga sempat menemukan bangkai seekor itik di tepian permukaan danau, kasihan sekali...



Kami berjalan-jalan sampai cukup jauh di area ini, walaupun tidak sampai ke ujungnya, lalu ke Waiokuaiti Reserve di mana kita bisa melihat pantai berpasir putih kecoklatan dan tebing batu yang indah di salah satu sisinya.



Perjalanan berlanjut ke Shag Point. Di area ini ada Shag Point Lookout, Shagpoint Scenic Reserve, dan Sealion Colony.



Di Shag Point inilah kami melihat banyak anjing laut, baik di kejauhan maupun dari dekat. Kami berdua tidak berani terlalu dekat dengan mereka, karena takut diserang hehehehe...
Pemandangan di ketiga tempat ini indah dengan pantainya yang berpasir putih dan berbatu-batu. Anginnya cukup kencang namun cuaca indah. Di Shag Point Scenic Reserve aku menemukan sebuah long drop toilet yang bentuknya baru pertama kali ini kulihat. Toiletnya relatif bersih dan tidak bau, mungkin karena jarang pengunjungnya di tempat ini. Saat itu pun tidak ada orang lain selain kami berdua.



Dari Shag Point, kami menuju ke Trotters Gorge Scenic Reserve. Karena tidak tahu mengenai tempat ini, tadinya kami hendak parkir di ujung jalan yang sepertinya menuju ke jalan setapak. Kemudian ada sebuah campervan yang melewati kami dan memberi tahu bahwa tempat parkir mobilnya masih maju lagi. Saat itulah mobil kami tidak bisa distarter sama sekali. Beberapa kali dicoba, tidak ada hasil. Aku sudah mulai panik, walaupun dalam hati berpikir setidaknya masih ada orang lain di area terpencil ini.
Setelah beberapa menit mencoba-coba, akhirnya bisa juga! Kata suami, ternyata karena posisi persneleng yang ada di D, jadi mobil tidak mau dinyalakan. Ah, ada-ada saja ya... maklum mobil kami di rumah masih manual, jadi kadang masih belum terbiasa dengan sistem mobil matic hehehehe...



Kami tiba di sebuah lapangan yang cukup luas dengan beberapa meja dan bangku taman dan sebuah long drop toilet. Waktu sudah menunjukkan jam 12.20 siang, jadi setelah memarkir mobil kami memutuskan untuk makan siang dulu sebelum jalan-jalan di area ini. Aku memanaskan makanan untuk suami, dan masak telur tomat untukku sendiri. Kami makan siang di sebuah meja di dekat mobil kami parkir. Makannya boleh sederhana, tapi suasananya itu lho yang membuat jadi luar biasa ^_^



Usai makan siang, kami mulai menyusuri jalan setapak yang mengarah ke hutan. Kami juga harus menyeberangi sebuah sungai yang dangkal. Kemudian tampak sebuah papan penunjuk arah, dan kami memutuskan untuk mengambil loop track yang jaraknya 2,5 KM atau sekitar 2 jam berjalan kaki.
Awalnya medan yang kami lalui relatif mudah, melalui jalan setapak di dalam hutan sejauh sekitar 700 meter, hingga kami sampai di sebuah goa yang besar. Dari sini kami melanjutkan perjalanan walaupun sudah ada tulisan "Track is steep in places and slippery when wet".



Ternyata memang benar, medan yang kami lalui menjadi cukup menantang dengan banyaknya tanjakan terjal.dan cukup licin karena banyak aliran sungai kecil seperti parit. Perlahan namun pasti, dengan semangat juang yang tinggi dan pantang menyerah, sampailah kami di puncak track. Pemandangan di tempat ini cukup memukau bagi kami. Sayang sekali apa yang ditangkap kamera tidak sedikit pun menunjukkan keindahannya, ditambah lagi sinar matahari yang terik membuat cahayanya terlalu keras untuk mengambil foto.



Setelah beberapa saat menikmati saat-saat berada di puncak bukit ini, kami pun melanjutkan turun. Medan turun ini bagiku lebih sulit daripada waktu naik sebelumnya. Beberapa turunan benar-benar terjal, becek, licin, dan agak berbahaya. Cukup menyeramkan. Sepanjang perjalanan turun kembali ke tempat parkir ini, aku cukup kuatir karena tidak ada sinyal HP sama sekali dan tidak ada orang lain pula. Akhirnya kami berhasil sampai dengan selamat kembali ke tempat mobil kami diparkir. Total perjalanan yang kami tempuh sekitar 2 jam.



Kami beristirahat sembari duduk-duduk di bangku yang ada di lapangan. Sementara itu ada seorang laki-laki berusia sekitar 50 tahunan yang sedang duduk-duduk di sana. Kami mengajaknya mengobrol. Dia adalah seorang Kiwi, namanya Ian, dan berasal dari Auckland. Rupanya Ian sedang mengalami kesulitan dengan smartphonenya, jadi kami berusaha membantu sebisanya. Katanya dia tidak terbiasa menggunakan HP semacam ini, atau kalau orang kita biasa bilang: gaptek hehehehe...
Ian sempat bertanya kepada kami, di mana kami menginap selama perjalanan dan sebagainya. Menurutnya lebih aman kalau kami tidur di penginapan, cabin, atau minimal di DOC sites. Belakangan katanya banyak backpackers yang sering mengotori tempat-tempat camping, dan karenanya kadang ada penduduk sekitar yang tidak terima dan mengganggu para backpackers yang menginap di freedom camping site. Setelah sekitar 20 menit mengobrol dengan Ian, kami pun berpamitan.

Waktu menunjukkan jam 3.15 sore, dan kami melanjutkan perjalanan ke Moeraki. Kami langsung menuju ke Moeraki Esplanade Reserve di ujung Moeraki City. Pantai di tempat ini cukup indah, dengan background Moeraki City di belakangnya. Kota inilah yang tampak apabila kita berada di Moeraki Boulders.



Saat hendak menuju ke pinggiran tempat ini sempat terjadi insiden kecil juga. Aku melangkahkan kaki ke sesuatu yang tampak seperti bebatuan padat, namun ternyata tanah liat yang licin dan basah. Aku pun terpeleset, hingga celana, sepatu dan kedua tanganku belepotan lumpur. Untung saja persediaan air kami cukup banyak, jadi bisa langsung dibersihkan dengan air sembari disikat karena lumpurnya sangat lengket.

Dari Moeraki City, kami langsung menuju ke Moeraki Boulders. Baru sampai di lapangan parkir saja sudah tampak banyak bus dan kendaraan. Banyak rombongan turis yang sedang berada di tempat ini rupanya, mungkin karena sudah jam 4 sore. Kalau masih agak pagi biasanya cukup sepi.
Seperti tahun 2015 lalu, kami melihat kotak sumbangan sebelum tangga turun ke pantai. Kami memasukkan $2 ke dalamnya (karena hanya itu uang koin yang tersisa di dompet), kemudian turun ke pantainya. View di Moeraki Boulders masih tetap indah, namun banyaknya pengunjung kadang membuat tidak nyaman. Hanya sekitar 30 menit kami menjelajah di sekitar tempat ini, lalu kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat menginap malam ini.



Selama 1 jam kemudian, kami mendatangi beberapa camping ground, penginapan dan holiday park, sampai akhirnya kami tiba di Moeraki Boulders Kiwi Holiday Park di 2 Lincoln Street, yang terletak di ujung timur laut kota Hampden. Kami menanyakan akomodasi termurah yang ada, dan kami diantar ke sebuah mobil van dengan fasilitas kasur, heater, kulkas, dan banyak tempat untuk menyimpan barang. Tarif per malamnya adalah $50 dengan catatan membawa beddings (perlengkapan tidur) sendiri. Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di tempat ini. Di tempat-tempat lain yang kami datangi sebelumnya, tarif termurah yang kami dapatkan adalah $90 per malam untuk sebuah cabin sederhana. Jadi tempat ini termasuk salah satu yang termurah. Selain itu kasurnya juga tampak nyaman sekali (dibandingkan tidur di dalam mobil hahahaha).



Shower, toilet, dan dapur umum lokasinya hanya beberapa puluh meter dari van kami. Sebuah coffee machine yang menjual kopi tersedia di dapur. Ada sebuah laundry room dan lounge untuk bersantai juga. Semuanya tampak bersih dan terawat. Secara keseluruhan, fasilitas di tempat ini memuaskan dibandingkan dengan harganya.
Selain kami, tampak banyak campervan dan motorhome yang diparkir di area yang sangat luas ini.



Kami mengeluarkan barang-barang yang sekiranya dibutuhkan untuk bermalam di tempat ini, mulai selimut, duvet, bantal, hingga peralatan masak dan bahan-bahan makanan untuk makan malam.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 6.30 petang. Kami membuat kopi dan duduk-duduk di bangku taman yang berada di luar bangunan dapur.
Dapur di tempat ini juga relatif lengkap karena ada beberapa perabotan masak dan perlengkapan makan yang disimpan di bagian bawah meja dan hanya ditutupi oleh kain semacam tirai.
Usai melepas lelah aku pun menyiapkan makan malam di dapur umum selagi belum banyak orang. Hanya tampak 1-2 orang yang sedang bersantai di depan dapur atau sedang ngemil. Sepertinya mereka cuek dan kurang ramah, karenanya kami juga hanya sekedar menyapa saja.

Selesai masak, kami pun makan di meja yang disediakan di luar dapur. Suami makan nasi dengan ayam panggang, dan lagi-lagi menuku telur tomat, ditambah sebungkus chips. Udara terasa dingin sekali, namun kami berdua sangat menikmati suasana malam yang indah ini.



Usai makan malam, kami masih jalan-jalan dulu di area holiday park ini, baru kemudian mandi dan beristirahat. Karena heater sudah dinyalakan semenjak awal, kamar kami di dalam van kecil ini terasa hangat, terasa jauh berbeda dengan suhu udara di luar.



Seharian ini kami hanya menempuh sekitar 100KM dengan mobil kami, namun cukup melelahkan juga dengan banyaknya tempat yang kami datangi hari ini.
Satu lagi hari yang penuh dengan berkat dan kebahagiaan, dan aku sudah menantikan hari esok dengan penuh semangat. 😁
See you tomorrow!!!


To be continued.......

No comments:

Post a Comment