DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Thursday, July 11, 2019

NZ TRIP 2017 (8) - MOERAKI BOULDERS - LAKE ELLESMERE


Day 15: Wednesday, March 15th, 2017

Pagi ini aku merasakan terbangun di kasur yang empuk dan cukup luas, dan rasanya memang menyenangkan sekali! Badan terasa lebih segar dan bersemangat untuk memulai hari ini. Jam 5 pagi aku keluar dari kamar dan suasananya masih gelap gulita, bahkan rembulan masih tinggi di langit.
Usai urusan wajib pagi hari di toilet, aku masuk ke dapur. Waktu masih menunjukkan jam 5.20 pagi dan belum ada orang lain yang terbangun. Dapur pun dalam keadaan gelap gulita, membuatku kebingungan mencari saklar lampu. Akhirnya kutemukan juga setelah menggunakan senter dari HP. Setelah itu aku mulai masak nasi dan menyiapkan makanan untuk bekal seharian ini.




Sistem penerangan yang digunakan di fasilitas-fasilitas umum di holiday park atau camping ground memang berbeda-beda. Ada yang lampunya dibiarkan menyala semenjak malam hingga pagi hari. Ada pula yang menggunakan sistem waktu, jadi tiap berapa menit lampu akan mati sendiri, dan harus kita nyalakan lagi kalau kita masih di dalam ruangan. Ada lagi yang menggunakan sensor gerak, sehingga selama masih ada orang di dalamnya lampu tidak akan mati. Untuk sistem yang menggunakan sensor ini tidak enaknya adalah kalau sedang berlama-lama di toilet, kadang lampunya mati sendiri. Terpaksa harus melakukan beberapa gerakan agar lampunya menyala kembali. Tapi lama-lama setelah terbiasa dengan sistem sensor + timer ini, kalau lampunya mati kubiarkan saja dan kuganti dengan senter dari HP hehehehe... πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Suami biasanya minta dibangunkan begitu aku sudah selesai dari toilet atau selesai masak. Kami memang merasa tidak nyaman ke toilet kalau sudah banyak orang yang bangun. Bukan saja karena banyak orang di dalam toilet atau bahkan harus antri, tapi kadang toiletnya jadi sudah kotor atau bau setelah dipakai oleh orang-orang tersebut. Beberapa kali suami mengalami peristiwa "tidak menyenangkan" dengan masalah toilet ini, jadi dia memilih bangun lebih pagi daripada tidak nyaman selama berada di toilet. Karenanya makin pagi makin baik. πŸ˜“πŸ˜“

Selesai masak baru kami berdua mandi. Pada umumnya baik toilet maupun shower room laki-laki dan perempuan biasanya bersebelahan atau saling membelakangi, namun berada di satu lokasi. Sistem yang diterapkan di tiap tempat juga bermacam-macam. Ada yang bebas mandi air panas sepuasnya, ada pula yang harus membayar dengan koin untuk mengaktifkan air panas (air dingin biasanya gratis). Selain membayar, pemakaian air panas juga masih diberi timer, misalnya 5 menit atau 10 menit. Di Moeraki Boulders Kiwi Holiday Park ini kebetulan kami mendapatkan free hot shower, namun hanya selama 6 menit (ada pemberitahuannya di salah satu foto yang kuambil kemarin). Setelah itu air akan mati dan tidak akan menyala lagi sampai penggunanya ganti. Karenanya kalau ada timer seperti ini, kami mandi cepat-cepat agar tidak kehabisan air. Nggak lucu kan kalau badan masih penuh sabun dan airnya sudah tidak mengalir lagi. 😱😱
Usai mandi pagi, aku membereskan barang-barang dan mulai menatanya di mobil agar nanti tidak terburu-buru saat check-out, sementara suami memilih masuk lagi ke dalam selimutnya karena dinginnya udara. 😝

Usai berbenah, waktu sudah menunjukkan jam 7.15 pagi, dan sepertinya matahari sudah mulai terbit. Kami berdua jalan-jalan keluar dan menuju ke pantai. Lokasi holiday park ini memang sangat dekat dengan pantai dan memiliki akses langsung, tinggal keluar dari gerbangnya dan berjalan sedikit, sampailah kita di pantainya.
Lokasi holiday park kami juga ternyata bersebelahan dengan sebuah camping ground berbayar, yakni Hampden Camping Ground. Tampak banyak mobil dan campervan yang diparkir di halaman yang luas ini. Kami juga melihat seekor kelinci yang sepertinya mati tertabrak kendaraan. 😰



Pantai di belakang holiday park kami ini ternyata sangat indah viewnya di pagi hari. Kalau tidak percaya lihat saja foto-fotonya di bawah ini. Banyak seagulls yang beterbangan atau hinggap di tepian pantai. Banyak sekali foto-foto yang kami ambil di tempat ini saking indahnya. 😍



Kami bertemu dengan 2 laki-laki muda dari Italia, Paolo dan seorang lagi temannya (lupa namanya), dan sempat mengobrol sejenak dengan mereka berdua. Menurut mereka, kami berdua adalah orang-orang pertama di NZ yang mereka temui, yang bahasa Inggrisnya jelas terdengar dan bisa dimengerti hahahaha... Ada-ada saja, tapi mungkin benar juga, karena bahasa Inggris orang Kiwi memang sangat susah dipahami apabila belum terbiasa mendengarnya. Lebih mirip orang kumur-kumur hehehehe...

Puas menjelajah pantai dan sekitarnya, kami kembali ke holiday park. Kami bersiap-siap untuk check-out dari tempat ini, merapikan semuanya agar tampak seperti sedia kala, dan jam 9 pagi kami sudah berangkat meninggalkan tempat ini. Kami meninggalkan kunci "kamar" di atas kasur.

Tujuan kami selanjutnya adalah ke Christchurch atau yang terdekat.

Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
  • Oamaru Public Gardens
  • Waitaki River
  • Centennial Park Timaru
  • Caroline Bay Park Timaru
  • Timber Yard Freedom Camping Ground (Lake Ellesmere)
Total jarak yang ditempuh kurang lebih 260 KM dengan mobil, ditambah jalan-jalan.

Semenjak pagi hari, cuaca cerah, bahkan bisa dibilang panas walaupun anginnya tetap saja dingin. Berbekal Google Map, kami menuju ke Oamaru Public Gardens. Kami tiba sekitar jam 10.20 pagi, dan memarkirkan mobil di Chelmer Street, Oamaru.

Oamaru Public Gardens pertama kali dibuka pada tahun 1876, dan merupakan taman tertua di New Zealand dengan area seluas 34 acre. Pintu masuknya ada 2, yakni melalui Severn Street dan Chelmer Street. Taman raksasa ini merupakan salah satu "must do" apabila ke Oamaru.

Apabila kita masuk melalui jalan utama, kita akan langsung melihat Craig Fountain yang terbuat dari batu pualam Italia berkualitas tinggi, dan dikelilingi oleh tanaman yang berwarna-warni. Beberapa hal yang bisa ditemukan di dalam taman ini antara lain Wonderland Statue yang diciptakan oleh Thomas J. Clapperton, seorang pemahat Skotlandia yang terkenal. Patung ini disumbangkan oleh  Robert Milligan pada tahun 1926 untuk anak-anak Oamaru, dan berada di area Wonderland Garden. Ada pula Summerhouse, yang katanya terkenal sebagai tempat melamar pernikahan. Kemudian ada Japanese Red Bridge, Oriental Garden, Fragrant Garden dan pohon-pohon raksasa. Beberapa detil dan ornamen dari jaman Victoria juga bisa dilihat di mana-mana.

Kami memasuki taman dari Oriental/Chinese Garden. Jembatan yang berkelak-kelok di atas air ini tampak sangat memukau. Melewati Japanese Red Bridge, kemudian melihat begitu banyak bunga dan pepohonan yang cantik-cantik sekali, yang banyak di antaranya belum pernah kulihat sama sekali sebelumnya. Ada pula Mirror Lake, kolam yang banyak bebeknya, kebun mawar, dan masih banyak lagi. Lihat saja foto-fotonya deh hehehehe...



Kami menjelajah taman yang luas ini selama sekitar 1,5 jam, dan kami berdua sangat terkesan dengan keindahannya. Sempat pula kami bertemu dan mengobrol singkat dengan Linda, perempuan berusia hampir 50 tahunan, warga Oamaru yang sudah 6.5 tahun tinggal di sana dan berasal dari Auckland. Menyenangkan sekali mengobrol dengannya yang sangat welcome dengan kami berdua.

Melanjutkan kembali perjalanan, belum lagi keluar dari kota Oamaru yang cukup ramai, kami berhenti sejenak untuk membeli 2 scoops Tiptop ice cream di sebuah dairy shop seharga $4, dengan rasa hokey pokey dan chocholate & chips. Hmmm enak sekali panas-panas begini makan es krim hehehehe...



Oamaru sendiri merupakan kota terbesar di North Otago, dan merupakan kota utama di Waitaki District. Nama Oamaru sendiri berasal dari bahasa Maori, yang artinya "tempat sang Maru". Maru yang dimaksud hingga saat ini masih berupa dugaan-dugaan saja. Dengan jumlah penduduk sebesar 13.900 jiwa, Oamaru menjadi kota terpadat ketiga di Otago setelah Dunedin dan Queenstown.

Perbatasan Otago dan Canterbury dipisahkan oleh sebuah sungai, yakni Waitaki River, dan saat menyeberangi jembatannya kulihat ada tempat istirahat tepat setelah jembatan, jadi kami memutuskan untuk istirahat dan makan siang di tempat ini. Waktu menunjukkan jam 12.10 siang dan kami makan di dalam mobil. Pemandangan Waitaki River dari tempat ini menurut kami berdua sangat indah, dan kami banyak memotret. Di rest area ini juga ada sebuah flush toilet beserta wastafel di dalamnya yang lumayanlah, tidak terlalu bersih tapi juga tidak sampai kotor atau bau.



Usai melepaskan lelah, kami melanjutkan perjalanan sampai ke Timaru, dan singgah di Centennial Park. Untuk masuk ke taman ini kita harus keluar dari jalan utama dan masuk ke Coonoor Road. Mobil bisa masuk sampai ke dalam areanya yang lebih mirip hutan lindung atau area hijau yang penuh dengan pepohonan. Kami hanya sedikit saja berjalan-jalan di sini, karena memang tidak seindah taman di Oamaru, lebih mirip area konservasi saja.



Dari Centennial Park, kami beranjak menuju ke Caroline Bay Park, yang terletak di pesisir Caroline Bay, Timaru. Jalan menuju ke tempat ini cukup membingungkan dan hampir saja kami salah jalan. Tempat parkir yang disediakan pun cukup jauh letaknya dari pantai, namun tak mengapalah asalkan gratis hehehehe... Kami tiba di tempat parkir tepat jam 3 sore.



Kami berjalan kaki menuju ke pantainya melewati sebuah area taman yang luas sekali. Caroline Bay merupakan salah satu pantai yang terpopuler di South Island. Penduduk lokal biasa menyebutnya sebagai "The Bay" dan merupakan taman yang paling dikenal di seluruh distrik Timaru. Lokasinya sendiri berada di antara Lautan Pasifik dan Timaru Central Business District. Luas areanya mencakup 34 hektar, tidak termasuk pantainya. Kadangkala kita bisa melihat pinguin-pinguin kecil dan anjing laut yang menjadikan Caroline Bay sebagai tempat bersarang.

Caroline Bay merupakan pusat kegiatan outdoor di South Canterbury dan sekaligus tempat rekreasi yang sangat populer. Di areanya terdapat tempat bermain anak-anak, tempat barbeque, peralatan gym outdoor, area terbuka yang luas, dan banyak infrastruktur lainnya untuk mendukung berbagai macam kegiatan di tempat ini. Selain itu ada pula lapangan volley, mini golf, tennis, taman skate, kios es krim, dan sebuah kereta kecil untuk berkeliling. Banyak jalan setapak yang setiap harinya dilalui oleh orang-orang dan sekaligus berfungsi sebagai arena triathlon. Tiap tahunnya diselenggarakan festival yang menampilkan pertunjukan live, permainan-permainan dan hiburan lainnya, dimulai dari boxing day hingga pertengahan Januari di lokasi ini.



Di dalam tamannya terdapat Trevor Griffiths Rose Gardens, kebun bunga mawar yang mekar selama bulan November sampai Juli. Koleksi mawar ini merupakan peninggalan mendiang Trevor Griffiths, seorang kolektor mawar yang memiliki spesialisasi dalam menanam dan menulis tentang jenis-jenis bunga mawar kuno.

Timaru (Māori: Te Tihi-o-Maru) sendiri merupakan kota pelabuhan di wilayah South Canterbury. Kotanya terletak di distrik Timaru yang meliputi Geraldine, Pleasant Point, dan Temuka, dengan jumlah penduduk 47.100 jiwa. Pelabuhan Timaru merupakan salah satu pelabuhan utama di South Island yang mendistribusikan hasil-hasil alam di region South Canterbury, dengan beberapa pabrik yang bergerak di bidang processing, packing, dan distribusi daging, hasil olahan susu, dan produk-produk hasil bumi lainnya.



Saat kami mencapai garis pantai, tampak pelabuhan yang menyerupai kawasan industri di kejauhan, mirip seperti yang tampak di Tauranga dengan banyaknya container di pelabuhan. Pantainya sendiri berpasir putih kecoklatan dan tidak terlalu menarik. Dari pantai kami berjalan memasuki area tamannya, dan memang cukup luas areanya. Saat itu tidak tampak terlalu banyak pengunjung di tempat ini. Sinar matahari yang sangat terik dan angin yang dingin akhirnya membuat kami tidak singgah terlalu lama di Caroline Bay Park ini, dan 45 menit kemudian kami sudah kembali berada di mobil dan melanjutkan perjalanan.

Setelah menempuh jarak 140 KM selama hampir 2 jam, akhirnya kami sampai di Timber Yard Point Lakeside Domain (di Google Map namanya Lakeside Domain, berlokasi di ujung Timber Yard Road), tempat kami akan menginap malam ini.
Tempat camping ini masuk dalam area Leeston, berada di tepi Lake Ellesmere, dan jaraknya hanya sekitar 50 KM ke arah barat daya dari pusat kota Christchurch.



Lake Ellesmere (Māori: Te Waihora, yang artinya air yang menyebar) adalah danau kelima terbesar di New Zealand dan merupakan habitat bagi ratusan jenis unggas. Danau ini sebetulnya adalah laguna dangkal dan sangat luas yang areanya mencakup 20.000 hektar (hampir sama luasnya dengan Lake Wanaka) dan airnya berupa campuran air tawar dan air laut. Kedalaman rata-ratanya hanya 1,4 meter, dan bagian terdalamnya hanya 2,7 meter di dekat Kaituna. Danau ini tidak terlalu dikenal dan masih jarang digunakan sebagai tempat rekreasi, padahal cocok untuk tempat melihat unggas, jalan-jalan, olahraga air (water ski, jetski, dan windsurf), bahkan sepeda gunung. Ada beberapa tempat untuk meluncurkan perahu dan tempat-tempat piknik serta camping di sekeliling danau ini. Timber Yard Point Lakeside Domain sendiri disupport oleh Selwyn District Council sebagai area camping gratis.

Dari awal November hingga akhir Maret, camping diijinkan selama maksimal 28 hari, sedangkan dari awal April hingga akhir Oktober, camping hanya diijinkan selama 7 hari. Orang boleh membawa anjing ke tempat ini asalkan menggunakan tali leher (leash).

Perlu diketahui bahwa Lake Ellesmere merupakan danau kedua dengan tingkat polusi tertinggi di New Zealand, karenanya memancing ikan trout atau salmon dibatasi maksimal 2 ekor. Selain itu ada sejenis tumbuhan algae yang tumbuh di tempat ini yang sangat beracun bagi manusia dan hewan. Sejak akhir 2017 lalu, pemerintah mengeluarkan peringatan keras agar manusia dan hewan (terutama anjing) menghindari kontak langsung dengan air di danau ini setelah ditemukannya algae hijau kebiruan (planktonic cyanobacteria) yang sangat beracun.

Kami tiba di Lakeside Domain jam 5.50 petang, dan mencari tempat parkir yang nyaman untuk bermalam. Kami menemukan sebuah spot di bawah pohon dan letaknya cukup dekat dari bibir danau. Setelah itu aku menyiapkan bagian belakang mobil agar lebih nyaman untuk tidur malam harinya. Setelah selesai barulah kami berdua jalan-jalan di sekitar area ini. Ada dua buah flush toilet untuk perempuan dan satu untuk laki-laki di tengah area, sekitar 50 meter dari tempat kami parkir. Saat itu kondisinya masih bersih.



Kami berjalan-jalan sampai ke tepi danau dan banyak memotret di sana. View di tempat ini indah dan suasananya menyenangkan sekali, jauh lebih menyenangkan daripada waktu di Warrington kemarin. Saat kami datang, baru sedikit kendaraan yang terparkir di area yang luas ini, namun makin malam tampak semakin ramai. Kebanyakan mereka adalah backpackers, tampak dari bagian dalam mobilnya yang penuh dengan barang-barang serta penataan di dalam mobilnya.



Usai menjelajah sekitar, aku masak untuk makan malam, dan setelah itu kami makan malam bersama. Matahari baru mulai terbenam sekitar jam 7.40 malam, dan kami menyaksikan indahnya matahari yang tenggelam di balik danau.
Kami menghabiskan malam dengan duduk-duduk di tepi danau sambil minum wine. Viewnya mungkin tidak wow sekali, tapi suasananya terasa sangat syahdu dan romantis sekali... ciyeeeeee..... 😍😍😍



Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung dan bahagia, bisa menikmati petualangan dan pengalaman-pengalaman baru dengan orang yang paling kucintai, dan aku tahu suami mau melakukan semua ini hanya demi aku, karena dia sebetulnya tipe orang yang lebih memilih bepergian dengan nyaman, bukan backpacking seperti aku hehehehe...
Hmmmm.... what more would you want? πŸ’—πŸ’—πŸ’—

That's my story for today, what's yours???


To be continued.......

No comments:

Post a Comment