THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER
(CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)
Rabu, 10 Juni 2015
Sejak dahulu kala (cieeee....), aku
sering mendengar nama sebuah negara, yakni New Zealand atau Selandia Baru, tapi
tidak ada kesan apa pun karena tidak tahu apa pun tentang negara ini. Yang kutahu, New Zealand hanyalah sebuah negara kecil. Lama kemudian, setelah menonton
trilogi film The Lord of The Rings, baru tahu bahwa negaranya ternyata sangat
indah dan menawan. Pengambilan gambar film tersebut semua diambil di New
Zealand, termasuk trilogi film The Hobbits yang menyusul sesudahnya. Dari
situlah perasaan jatuh cinta pada alam di New Zealand tumbuh.
Sekitar akhir tahun 2013, mulai
mencari tahu lebih lanjut tentang negara berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa ini
(berdasarkan data dari Wikipedia), dan ternyata New Zealand termasuk salah satu
negara teraman di dunia. Wah, semakin tertarik untuk menjelajah negeri kiwi ini
tentunya....
Pertengahan tahun 2014, kami
sekeluarga (aku, suami dan putri kami seorang gadis ABG yang berusia 17 tahun) memutuskan
akan mencoba menjelajah New Zealand tahun 2015 ini dengan menyewa campervan. Rencana awalnya, kami ingin
menjelajah North Island, karena ingin
mengunjungi Hobbiton, kampung Hobbit yang benar-benar dibuat untuk lokasi
syuting film tersebut. Namun seiring waktu berlalu, kami memutuskan untuk
menjelajah South Island karena banyak
yang mengatakan alamnya jauh lebih indah.
Kami melakukan
"penelitian" dengan membaca-baca blog orang-orang yang pernah melakukan
perjalanan ke sana, terutama suami saya sih.... hehehehe... dari situ kami
mendapat banyak masukan tentang musim, cuaca, makanan, dan berbagai hal lain
yang perlu kami ketahui tentang keadaan di sana.
Awalnya kami berencana
menggunakan Air New Zealand untuk transportasi ke sana, pertimbangan suami
karena kami sama sekali belum pernah naik pesawat terbang ke mana pun, sehingga
suami mencari maskapai yang kredibilitasnya baik dan aman. Namun dari hari ke
hari, harga tiket Air New Zealand di website resminya (http://www.airnewzealand.co.nz/) semakin
mahal. Bulan Oktober 2014, harga tiket untuk 3 orang pulang pergi sekitar 35
juta rupiah, namun mendekati April 2015, harganya mencapai sekitar 60 juta
rupiah. Saat harga masih murah tersebut kami tidak berani langsung memesan
tiket, karena jadwal libur sekolah ABG saya masih belum pasti. Setelah jadwal
libur sekolah sudah keluar, dan ternyata harga tiket sudah melambung tinggi,
akhirnya kami beralih menggunakan maskapai Jetstar yang lebih murah. Saya booking tiket Jetstar secara online pada awal bulan Mei 2015 di situs
http://booknow.jetstar.com/
Total harga tiket untuk 3 orang
dewasa sekitar 41 juta rupiah, dengan rute penerbangan Denpasar-Christchurch
(sekali transit di Melbourne selama 1 jam 20 menit), Christchurch-Auckland
(karena rute pulang lebih murah dari Auckland), dan Auckland-Denpasar (sekali
transit di Sydney selama 1 jam 20 menit), dengan total bagasi per flight 20, 25, dan 30 kg (siapa tahu pulang
bawa banyak belanjaan atau oleh-oleh hehehehe....). Sedangkan fasilitas yang diperoleh:
hiburan (movies & multimedia) selama
perjalanan dan 1 kali makan pada masing-masing perjalanan yang panjang (menu bisa langsung
dipilih pada saat booking).
Untuk transportasi dari
Banyuwangi ke Denpasar Bali, kami naik maskapai Garuda, yang tiketnya dipesan di travel agent setempat, yakni
Pesona Ijen Banyuwangi, yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 93A, Banyuwangi,
Tlp (0333) 417 799. Harga tiket Banyuwangi ke Denpasar Rp. 231.000,- per orang,
sedangkan untuk pulangnya Rp. 289.000,- per orang.
Selain itu, untuk hotel selama
transit di New Zealand juga langsung saya booking
di awal bulan Mei, menggunakan aplikasi booking.com.
Kami booking untuk hotel di
Christchurch dan Auckland.
Beberapa bulan yang lalu, aku mulai follow instagram beberapa orang
yang isinya mengenai keindahan alam di New Zealand. Ada yang fotografer
profesional, ada juga turis dari Inggris yang sudah beberapa bulan tinggal di New
Zealand, secara spesifik di Lake Wanaka. Semua foto tersebut semakin menambah
kekaguman tentang negeri ini dan rasanya tak sabar ingin segera pergi.
Kami bertiga belum pernah naik
pesawat sama sekali, dan belum pernah juga pergi ke luar negeri, jadi ini
adalah pengalaman yang baru dan pertama kali bagi kami. Perasaan takut tentu
ada, namun saya percaya apabila kita pergi dengan tujuan dan niat yang baik,
niscaya semua akan dilancarkan. Untuk pengurusan visa, kami menggunakan travel agent Dwidaya di Surabaya, dan puji
Tuhan langsung diapprove dalam waktu
kurang dari dua minggu. Kami mengurus Visa sejak awal bulan April 2015. Visa untuk
kepala keluarga biayanya 2 juta rupiah, dan istri dan anak masing-masing 150
ribu rupiah saja, sehingga total biaya visa sebesar Rp. 2.300.000,-
Untuk kendaraan selama di New
Zealand, kami menyewa motorhome di
KEA New Zealand. Kapasitas untuk maksimum 4 orang, dengan harga NZ$ 148/hari
(itu harga setelah diskon 40% karena winter)
selama 10 hari. Kurs dollar New Zealand saat itu berkisar antara Rp. 8.800,- sampai Rp.
9.300,- per dollarnya. Fasilitas yang diperoleh menurut situsnya sangat
lengkap: dapur, kamar mandi (shower
dan toilet), beserta segala peralatan dapur, kompor dengan 4 mata kompor, microwave,
refrigerator, peralatan makan dan
peralatan masak, gelas wine, handuk,
sprei, bantal, selimut, first aid kit,
insurance, LCD TV, CD/DVD Player, heater, air hangat, dan lain-lain. Yah
kurang lebih seperti rumah kecil yang dibawa ke mana pun kita pergi deh... Kami
booking motorhome ini pada pertengahan bulan Maret 2015, dengan memberi
uang muka sebesar 20% dari harga total, dan pelunasannya pertengahan bulan Mei
2015. Total biaya sewa motorhome ini
selama 10 hari adalah NZ$ 1,515, sudah termasuk asuransi penuh, dan First aid kit seharga NZ$ 35.
Pembayarannya bisa dengan credit Card.
Bagi yang berminat untuk menyewa campervan
atau motorhome dari KEA, silakan
masuk ke http://www.keacampers.com/
Perbedaan antara campervan dan motorhome, kalau campervan
sepertinya istilah yang lebih umum, sedangkan motorhome merupakan campervan
yang fasilitasnya lengkap seperti di rumah. Oleh karena itu namanya jadi motorhome, rumah yang bisa bergerak.
Karena pada waktu itu suami melihat selisih harganya tidak terlalu banyak untuk
kapasitas 3 dan 4 orang, maka pilihan dijatuhkan pada motorhome berkapasitas 4 orang, agar nantinya kami lebih leluasa
saat di dalam kendaraan.
Untuk semua urusan booking dan pembayaran, aku menggunakan
credit Card. Tadinya aku adalah
orang yang anti menggunakan credit Card,
tapi akhirnya terpaksa membuat juga karena kebanyakan transaksi booking untuk keperluan pergi ini menggunakan
credit Card hehehehe... Aku memakai
VISA Card dari BCA yang dibuat sejak bulan Agustus 2014. Kenapa Visa bukan Master? Karena yang Visa
gambarnya Batman, cute banget
hahahaha…. konyol banget. Belakangan baru tahu kalau menggunakan Master Card, kursnya lebih bagus kalau dipakai
di luar negeri. Ya sudahlah…. No regrets
kok hehehehe…..
To be continued.......
To be continued.......
No comments:
Post a Comment