DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Saturday, June 3, 2017

NEW ZEALAND TRIP 2015 (8) - EXPLORING WANAKA

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER
(CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)




Day 4: Minggu, 28 Juni 2015


Niat bangun pagi selalu ada setiap malam sebelum tidur, apa daya kalau tidur terlalu malam apalagi sampai menjelang subuh, jadi malas bangun pagi hehehehe…. Malam sebelum tidur, alarm dipasang pukul 7.30 pagi, namun pada saat alarm berbunyi, mata masih belum bisa diajak berkompromi, akhirnya tidur lagi, sampai terbangun pukul 8 pagi. Suami tercinta juga sudah bangun saat itu. Setelah membuat secangkir kopi, berkumur dengan mouthwash agar segar, kami berdua keluar campervan dan memotret pemandangan di sekitar kami, sembari menikmati secangkir kopi panas di kursi taman. Suasana masih agak remang-remang, namun berangsur-angsur matahari mulai memancarkan sinar keemasannya di pegunungan yang tampak dari tempat kami. Sungguh indah sekali…. Suami sempat bermain trampolin yang ada di halaman di luar bangunan dapur umum. Kami juga sempat keluar ke bagian resepsionis untuk memperpanjang waktu menginap kami semalam lagi.


Sekitar pukul 9 pagi, kami kembali ke campervan, lalu aku bangunkan putriku. Sebetulnya aku sudah menyiapkan dua roti isi selai cokelat dan keju, namun pagi ini masih belum ada yang ingin sarapan, jadi kami mandi dulu saja. Kalau habis mandi air panas, biasanya aku dan putriku masih tahan berada di luar selama kurang lebih 1 jam hanya dengan mengenakan celana pendek dan kaos saja hehehehe….


Setelah bersiap-siap dan mengisi perbekalan air minum di dapur, pukul 10.15 pagi kami berangkat. Hari ini kami berencana menuju Mount Iron, salah satu rute trekking yang disarankan oleh sang resepsionis. Walaupun namanya “gunung”, namun sebetulnya bukan sungguh-sungguh gunung yang tinggi sekali, hanya semacam bukit, namun dari situ akan tampak view seluruh kota Wanaka beserta Lake Wanaka. Karena itulah kami tertarik untuk mendakinya. Jaraknya dari Wanaka Lakeview Holiday Park hanya sekitar 3,5 km saja. Melewati Brownston Street, memasuki Highway 84, dan melewati lagi Puzzling World, tidak sampai 10 menit, kami sudah tiba di Mount Iron Scenic Reserve.


Dari gerbang masuknya, lintasan yang terlihat di depan mata tampak landai, karenanya kami beranggapan tidak akan terlalu dingin nantinya. Di trek ini banyak penduduk yang sedang jogging atau mengajak anjing peliharaan mereka berjalan-jalan mendaki. Kami berjalan kaki dengan santai, sembari memotret di sana-sini. Baru beberapa ratus meter melangkah, rutenya mulai mendaki, dan anginnya menjadi sangat kencang. Wow, dingin sekali rasanya. Telingaku sampai sakit tidak kuat dengan angin dingin yang menerpa. Matahari bersinar terik, namun suhunya sekitar 2o Celcius, jadi bisa dibayangkan betapa dinginnya saat itu. Aku dan putriku hanya bisa menutupi telinga dengan hood jaket, dan suami mengenakan beanie-nya.


Yang tampaknya dari luar landai, ternyata lama-kelamaan sudut kemiringannya cukup tinggi juga. Treknya jadi mirip seperti mendaki kawah Ijen di Banyuwangi. Jalannya cukup menanjak, dengan trek tanah, kadang berpasir, dan di beberapa bagian bahkan becek akibat salju yang meleleh. Di beberapa tempat pun masih ada salju yang menggumpal di atas rerumputan. Namun semua itu terbayar dengan melihat view sepanjang trek, makin ke atas makin tampak wajah keseluruhan kota Wanaka, dilatarbelakangi danau yang luas membentang dan pegunungan yang sangat indah, di mana puncak-puncaknya masih tertutup salju. Awww…. sungguh indah sekali…. What an amazing and epic view! Rumah-rumah di dalam kotanya tampak seperti rumah boneka, tampak kecil dari kejauhan, berwarna-warni, sangat rapi dan teratur. Foto-foto yang diambil rasanya tidak bisa menyamai keindahan aslinya.


Kami tidak mendaki sampai ke puncak, karena takut kehabisan waktu untuk menjelajah tempat-tempat lainnya. Mungkin kami mendaki hanya sekitar 2 km dari total sekitar 3 km. Setelah itu kami pun berjalan turun kembali, sambil masih mengambil foto dan selfie dengan HP masing-masing. Sayangnya saat itu kami lebih banyak menghadap matahari, sehingga cukup banyak foto yang backlight jika diambil dari sudut tertentu. Pada saat perjalanan turun ini pun, beberapa kali rasanya seperti hendak tertiup angin yang sangat kencang, sampai harus berpegangan pada pinggiran bebatuan yang ada. Syal yang kami pakai pun harus diikat agak kencang agar tidak sampai terbang tertiup angin.


Kami sampai kembali ke campervan sekitar pukul 12.20 siang. Setelah itu suami dan putri tercinta makan roti isi yang sudah disiapkan paginya. Selesai mengisi perut, kami kembali melanjutkan perjalanan, masih tetap di dalam kota Wanaka yang indah ini. Kami kembali ke pusat kota dan mencari tempat parkir di tepi Lake Wanaka. Kami mendapat tempat parkir yang cukup nyaman di Ardmore Street, persis di jalan tepian Lake Wanaka. Kami segera turun dan berjalan-jalan di sekitar danau. Wow… indah sekali di sana. Kami melihat sekelompok itik sedang berkerumun, dan beberapa burung camar terbang di sekitar orang-orang yang sedang duduk-duduk di bangku di taman yang disediakan.


Kami berjalan menuju semacam jalan setapak yang menjorok ke tengah, terbuat dari kayu yang berlapis kawat berlubang-lubang. Tidak kami sia-siakan kesempatan untuk mengambil foto sebanyak-banyaknya. Pemandangan di tepian Lake Wanaka ini sungguh luar biasa indah. Puas berfoto, kami berjalan kembali ke pesisir dan duduk di bangku yang kini telah kosong. Segera saja kami didatangi oleh segerombolan itik, dan menyusul kemudian, burung camar yang cukup banyak jumlahnya. Suami tercinta mengambilkan roti yang masih ada di campervan. Wah, pada waktu kami memberi makan remahan roti, makin banyak saja itik dan burung camar yang berdatangan. Ramai sekali, sungguh menyenangkan rasanya. Burung camar beterbangan di atas kepala kami, menantikan jatah roti, sementara para itik berebutan mematuki remahan roti yang kami lemparkan. Terkadang ada beberapa itik nakal yang mencoba merebut bongkahan roti dari tangan kami, lucu sekali hehehehe…. Bahkan sampai roti yang kami siapkan habis tak bersisa, mereka masih berkerumun menanti. Rupanya mereka tahu, kami masih memiliki sebungkus potato chips hahahaha… Jadilah potato chips yang kami bawa, kami makan bersama-sama dengan para unggas itu ^_^


Selama di tepian danau ini, angin bertiup cukup kencang, cukup membuat kedinginan apabila kami hanya berdiam diri saja. Sekitar pukul 13.30 siang, kami berjalan kaki dan berpindah tempat ke sisi lain tepi danau. Di sana kami menemukan beberapa tempat yang indah sekali untuk berfoto. Semakin lama, angin dingin bertiup semakin kencang, bunyinya sampai menderu-deru, sampai-sampai kami harus berlindung di balik pepohonan saking dinginnya. Sekitar pukul 14.15 siang, kami bertiga kembali ke campervan dan melanjutkan penjelajahan hari itu.


Melalui Google Map, kami melihat sepertinya ada satu tempat yang bagus, namanya Eely Point Recreational Reserve. Kami menuju ke sana dengan campervan. Jaraknya hanya sekitar 2,5 km dari tempat kami parkir, lewat Lakeside Road, dan sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan Lake Wanaka. Sesampai di Eely Point, kami berjalan kaki dari parkiran campervan yang berupa lahan berumput yang luas, menuju ke tepian Lake Wanaka. Tepian danau di Eely Point ini relatif sepi, namun ternyata pemandangan di tempat ini tidak kalah indahnya. Kami berfoto-foto, lalu duduk-duduk dan bersantai di tempat ini. Walaupun di sekitar kami banyak pohon-pohon pinus yang sangat besar, masih saja angin terasa kencang dan membekukan. Di sekitar pohon-pohon pinus tersebut juga banyak buah-buah pinus yang berjatuhan. Putriku mengumpulkan beberapa di antaranya untuk dijadikan kenang-kenangan. Di tempat ini juga ada dua buah kamar mandi umum. Hebatnya, selain sangat bersih, kedua kamar mandi ini menggunakan sistem digital untuk mengunci pintunya. Keren sekali deh pokoknya. Pada umumnya, kamar mandi di tempat-tempat umum di New Zealand, selalu disediakan juga kamar mandi untuk penyandang cacat atau ibu dengan bayi. Fasilitas-fasilitas yang ada di tempat umum lainnya juga pada umumnya demikian. Jadi para penyandang cacat atau ibu dan bayi bisa nyaman di mana pun mereka berada.


Sekitar pukul 15.30 sore, kami berjalan kaki menyusuri trek yang ada di sana. Eely Point juga sering dijadikan tempat untuk jogging, hari itu pun cukup sering kami berjumpa dengan penduduk yang sedang jogging atau berjalan-jalan dengan anjing peliharaannya. Setelah cukup jauh kami berjalan sambil menikmati pemandangan, kami berjalan kembali ke arah parkir campervan. Setelah itu kami kembali ke Wanaka Lakeview Holiday Park. Kami sampai sekitar pukul 17 sore, dan matahari sudah mulai meredup. Badan kami terasa sangat lelah, mungkin karena kami banyak berjalan kaki hari itu. Putriku bahkan sempat tertidur karena kelelahan. Aku dan suami duduk-duduk dan beristirahat melepaskan pegal-pegal di kaki. Heater di campervan segera dinyalakan begitu kabel ke listrik ditancapkan.


Pukul 18 petang, aku mulai menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan memasak. Putriku juga sudah bangun dari tidurnya. Setelah itu kami bertiga ke dapur umum untuk memasak makan malam. Menu malam itu adalah kentang goreng, telur mata sapi, daging domba dan sosis yang dimasak bersama bawang bombay, dan cah sayur bak coy. Hmmmm…. Nikmat sekali makan malam kami bertiga. Sayang kami sempat agak mendongkol karena ada beberapa turis, beberapa anak muda yang sepertinya berasal dari negara RRC, yang berisik sekali saat di dapur. Kami berusaha tidak mengindahkan mereka, namun sedikit banyak agak terganggu juga dengan keributan yang mereka buat dengan bersuara keras-keras.


Pada umumnya, walaupun dapur seperti ini merupakan fasilitas umum, namun tempatnya bersih, karena para penggunanya harus menjaga kebersihan tempat yang sudah digunakannya. Kain lap dan sabun, biasanya sudah disediakan, karena itu tidak ada alasan kalau alat membersihkannya tidak ada. Karena itu, setiap kali kami selesai masak, sebelum menikmati hidangan, kami membersihkan tempat yang baru saja kami pakai. Biasanya suamiku yang kebagian tugas mencuci peralatan masak, sedangkan putriku membantu masak, sekaligus mencuci perabotan yang sudah selesai kami gunakan. Aku sendiri selesai masak biasanya mengelap sampai bersih daerah kompor yang baru selesai digunakan.

Selesai makan, kami membersihkan kembali ke campervan, lalu bersiap untuk mandi. Suhu saat itu berkisar 0-1o Celcius. Cukup dingin juga, ditambah angin yang cukup kencang. Sekitar jam 20.30 malam, kami mandi di kamar mandi umum. Setelah mandi, badan terasa lebih segar dan hangat sekali. Malam itu kami menghabiskan waktu di dalam campervan kami yang cukup hangat sembari bersantai dan mengobrol. Tak lupa sebotol wine dibuka untuk menghangatkan tubuh. Sampai kira-kira tengah malam, putriku minta dibuatkan mie instan karena lapar lagi. Akhirnya aku buatkan mie instan untuk bertiga, dan kami semua makan lagi, sebelum akhirnya jam 1 pagi, suami dan putriku tertidur. Aku sendiri baru bisa tidur sekitar jam 2 pagi.




To be continued.......

No comments:

Post a Comment