THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER
(CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)
Day 1: Kamis, 25 Juni 2015
Pukul 04.30 waktu setempat,
pesawat mendarat mulus di Christchurch International
Airport. Selisih waktunya 5 jam lebih cepat dibanding WIB (GMT+12). Turun
dari pesawat, kami mengambil bagasi dan melewati bagian imigrasi. Pemeriksaan
barang di sini cukup ketat, bahan makanan, rokok, minuman beralkohol dan barang
lainnya, semua diperiksa dengan cukup seksama. Kami declare barang-barang yang memang melebihi ketentuan untuk dibawa,
daripada terkena masalah. Untuk lebih pastinya barang-barang apa saja yang
boleh dan tidak boleh dibawa masuk ke New Zealand beserta jumlah maksimalnya,
bisa dibuka di http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/imaccepted/arrivinginnz/
Karena kami membawa rokok melebihi ketentuan maksimal, kami disuruh memilih apakah akan bayar pajaknya, atau dibuang. Kami memilih bayar pajaknya, senilai NZ$ 250! (tagihan yang keluar di credit card sekitar Rp. 2.150.000,- Hahahaha... yah, dihitung-hitung masih tetap lebih murah daripada membeli rokok di sana sih :-p
Selesai melewati bagian imigrasi, kusempatkan menarik uang tunai sebanyak NZ$ 200 di ATM yang kami lewati,
siapa tahu kami membutuhkan uang tunai. Aku menarik uang tunai dengan
paspor/kartu ATM BCA. Yang penting di ATM tersebut ada logo CIRRUS, dan setiap
penarikan atau transaksi dikenai biaya sebesar Rp. 25.000,- Batas penarikan
uang tunai sesuai dengan jenis kartu ATM yang kita miliki.
Pukul 06.10 pagi, kami
beristirahat sejenak di Long White Café di dalam bandara sembari menghangatkan
diri. Segelas besar Coffee Latte seharga
NZ$ 4.8 dan segelas besar Hot Chocolate
seharga NZ$ 5.3, dibayar dengan credit Card. Aku sendiri sempat
menenggak sedikit alkohol untuk menghangatkan diri. Saat itu di dalam bandara tidak
terlalu ramai, banyak toko yang masih tutup, dan udara tidak terlalu dingin
karena menggunakan heater.
Keluar dari pintu bandara sekitar jam 06.30 pagi, dan keadaan masih gelap gulita. Suhu saat itu mencapai -3o Celcius, amat sangat dingin bagi kami saat itu. Sepertinya badan ini langsung menggigil terkena dinginnya udara. Tapi aku dan putriku justru bersorak sorai sambil lompat-lompat dengan noraknya di tengah dinginnya udara dan kegelapan itu, “We’re here! We’re here at last! We’re in New Zealand!! Oh my God I can’t believe it!! It’s like a dream! We’re here!!!” Hahahaha…..
Keluar dari pintu bandara sekitar jam 06.30 pagi, dan keadaan masih gelap gulita. Suhu saat itu mencapai -3o Celcius, amat sangat dingin bagi kami saat itu. Sepertinya badan ini langsung menggigil terkena dinginnya udara. Tapi aku dan putriku justru bersorak sorai sambil lompat-lompat dengan noraknya di tengah dinginnya udara dan kegelapan itu, “We’re here! We’re here at last! We’re in New Zealand!! Oh my God I can’t believe it!! It’s like a dream! We’re here!!!” Hahahaha…..
Setelah itu baru kami kebingungan, mau naik apa ya ke hotel yang sudah kami booking? Lalu suami melihat ada bus yang sedang berhenti di kejauhan. Kami mendatangi bus tersebut sambil menyeret-nyeret koper kami yang cukup berat. Pintu bus terbuka, drivernya adalah seorang wanita lanjut usia yang ramah. Aku menunjukkan alamat yang kami tuju, lalu beliau mengatakan, sebentar lagi akan ada bus yang datang dan bisa mengantar kami ke jalan tersebut. Biayanya NZ$ 8 per orang, dan sementara itu kami bisa menunggu di dalam busnya sembari menghangatkan diri. Maka aku membayar dengan uang tunai, lalu duduk dan menunggu di dalam bus tersebut.
Tidak lama kemudian, datanglah
bus yang dimaksud, dan wanita driver bus pertama ini membantu kami
menyampaikan tujuan kami kepada pengemudi bus kedua, seorang pria lanjut usia
juga. Lalu kami pindah bus, dan bus kedua ini segera berangkat. Kami
betul-betul tidak tahu jalan dan tidak ada gambaran apa pun mengenai suasana
kota Christchurch ini. Keadaan di luar pun masih gelap gulita. Kami masih belum
bisa menggunakan Google Map karena HP
kami masih belum bisa terkoneksi ke internet. Namun kami masih bisa bercanda
selama di dalam bus tersebut. Masih belum percaya, bahwa kami naik bus di New
Zealand hahahaha…..
Sekitar pukul 06.50 pagi, kami
turun dari bus, drivernya mengatakan dia hanya bisa mengantar sejauh itu.
Kami diturunkan di sebuah perempatan di depan Papanui Road, jalan yang kami
tuju, dan kami ditunjukkan ke arah mana harus melanjutkan perjalanan. Sebelum
kami turun, ada seorang perempuan muda yang menyapa aku, katanya “Dari Indonesia
ya?” Wah ternyata beliau adalah Mbak Yuliana, orang Indonesia yang tinggal di
Auckland, dan sedang berkunjung ke Christchurch untuk suatu keperluan, dan kami
sama-sama anggota group di Facebook
yaitu Backpackers Dunia. Senang sekali bisa bertemu dengan orang sebangsa
setanah air, apalagi di hari pertama tiba di negeri orang hehehe….
Setelah berbasa-basi kilat, kami
bertiga turun dari bus, lalu menyeberang ke arah Papanui Road yang menjadi
tujuan kami. Aku dan putriku berjalan kaki dengan masing-masing ransel yang
cukup berat di pundak kami, dan koper diseret-seret sepanjang jalan. Sedangkan
suami membawa dua buah ransel yang cukup berat. Suasana masih gelap gulita dan
sangat dingin, namun kebahagiaan kami membuat rasa kedinginan itu jadi
terobati. Tidak lupa, sepanjang jalan banyak memotret suasana saat itu.
Suami dan putriku juga sering mengajak selfie hehehehe….
Kami berjalan terus dengan tak kenal lelah, sementara lama-kelamaan suasana mulai menjadi terang sedikit demi sedikit. Kami hanya berhenti satu atau dua kali untuk beristirahat sejenak sambil berfoto. Sepanjang jalan yang dilewati di Papanui Road ini, ada sekolah, rumah sakit bagi penderita penyakit dementia, dokter gigi, café, rumah penduduk, dan toko-toko yang kebanyakan belum buka. Sempat juga kami bertanya kepada beberapa orang, alamat yang kami tuju. Arahnya sudah benar, tapi sepertinya masih cukup jauh, bahkan ada seorang pria yang menyarankan naik taxi saja karena masih jauh hahahaha….
Pukul 08.20 pagi, tidak terasa kami sudah berjalan selama 1,5 jam, akhirnya kami tiba di Quality Hotel Elms, dengan alamat 456 Papanui Road. Kami memasuki halaman hotel ini dengan penuh semangat, lalu masuk ke ruang resepsionisnya. Setelah menunjukkan bukti booking kami, resepsionisnya, seorang perempuan usia 40-an, mengatakan bahwa kami baru bisa check-in jam 14 siang. Kami menunggu di lobby sambil beristirahat setelah berjalan kaki cukup jauh. Ternyata jarak yang kami tempuh cukup jauh juga, lebih dari 3 km hehehe…..
Aku dan putriku sempat menumpang ke toilet untuk membasuh wajah dengan air hangat dan mengenakan celana longjohn kami. Setelah merasa cukup beristirahat, kami menitipkan barang-barang bawaan kami kepada resepsionis, lalu kami memutuskan untuk berjalan-jalan. Aku bertanya kepada sang resepsionis, di mana kami bisa membeli sepatu boots, dan katanya ada pusat perbelanjaan di dekat situ yang menjual sepatu boots dengan kualitas yang baik.
Sekitar jam 09.15 pagi, suasana
masih agak terasa mendung, matahari belum bersinar dengan terik pada saat kami
berjalan kaki lagi menuju ke arah yang ditunjukkan. Sepanjang berjalan kaki,
banyak tempat-tempat makan takeaway
yang kami lewati, mulai makanan Jepang, Kamboja, India, Thai Food, dan Chinese
Food. Selain itu ada beberapa mini mart,
bakery, apotek, bank, dan
bermacam-macam toko. Suasana di jalan tidak terlalu ramai, hanya beberapa
kendaraan yang lalu lalang.
Christchurch sendiri merupakan
kota terbesar di South Island, New Zealand, dan kota kedua terbesar di New Zealand
setelah Auckland, sekaligus kota nomor tiga terpadat penduduknya di New Zealand
setelah Auckland dan Wellington. Perkiraan populasinya pada bulan Juni 2014
adalah sebanyak 362.000 jiwa. Sebuah sungai, yakni Avon River, mengalir melewati
pusat kota Christchurch. Sampai saat ini, beberapa lokasi di Christchurch masih
dalam proses recovery akibat gempa
bumi yang bertubi-tubi menimpa pada tahun 2010-2012.
Sekitar pukul 09.30 pagi, kami
tiba di Northlands Mall di Langdons Road. Seperti kebanyakan mall pada umumnya, banyak gerai dengan
berbagai macam barang yang ditawarkan, mulai makanan, minuman, buku, aksesoris,
dan masih banyak lagi. Di dalam gedung mall
ini juga ada bioskop Hoyts, supermarket Pak’n Save, supermarket Countdown, dan
The Warehouse, toko peralatan rumah tangga.
Kami membeli kaos kaki thermal di Farmers, 4 pasang kaos kaki dengan harga diskon NZ$ 8.49. Setelah itu kami membeli kartu SIM Vodafone di gerainya. Kartu SIM ini harganya NZ$ 49 dengan paket internet 2GB, free telepon dan SMS ke nomor lokal. Kami juga membeli tambahan paket data 1GB sebesar NZ$ 20. Setelah itu aku dan putriku membeli masing-masing sepasang sepatu boots di Hannah’s, dengan total belanja NZ$ 199.9.. Sepatu kets butut yang aku pakai sebelumnya, langsung aku buang di sana, karena memang rencana sedari awal demikian. Sepatu kets lamaku ini sudah tidak ada solnya lagi gara-gara lepas semua sewaktu dipakai mendaki Gunung Ijen akhir bulan Maret lalu hahahaha….
Oya untuk semua transaksi di mall ini aku menggunakan credit Card.
Saat itu sekitar pukul 11.30 siang
ketika kami selesai berbelanja, lalu kami berjalan kembali menuju ke arah
hotel. Kami berjalan santai sambil mengambil foto di segala tempat. Sekitar
pukul 11.45 siang, kami mampir di kedai Yu Wah Chinese Food Takeaway. Yang
melayani sekaligus tukang masaknya adalah seorang pria Asia yang sudah lanjut
usia namun ramah. Kami memesan 1 porsi Beef
Steak w/ Satay Sauce (NZ$ 11), 2 porsi Chips
(NZ$ 4) dan Chicken & Cheese Burger
(NZ$ 5.6). Karena tidak menerima credit Card,
aku bayar dengan uang tunai.
Setelah menunggu beberapa saat,
pesanan kami datang. Memasaknya cekatan juga. Ternyata porsinya sangat banyak
untuk ukuran kami bertiga. Untuk Beef
Steak w/ Satay Sauce, daging sapinya diiris ukuran bite-size, lalu dimasak dengan sayur sawi putih, brokoli, kembang
kol, dan wortel. Rasanya gurih agak manis, dagingnya empuk dan juicy. Chips adalah kentang goreng, dengan rasa
kentang yang sangat gurih dan crispy.
Burgernya pun tampak menarik dengan ukuran yang cukup besar. Bahkan sampai
kekenyangan, kami bertiga hanya sanggup menghabiskan masakan daging dan kentang
gorengnya. Akhirnya burger pesananku dibawa pulang untuk dimakan di sore
harinya.
Setelah kenyang, kami berjalan
kembali ke hotel. Sekitar pukul 12.40 siang, kami tiba di hotel, lalu kami
duduk-duduk di luar hotel. Ada semacam taman kecil dengan beberapa meja dan
kursi di sana. Kami berfoto-foto sambil mengobrol sembari menanti jam check-in. Udara masih terasa sangat
dingin sekali bagi kami yang belum terbiasa dengan cuaca seperti ini. Sekitar
jam 13.15 siang, kami masuk ke lobby
karena kedinginan. Tidak lama setelah kami masuk, resepsionis memanggil kami,
lalu mengecek ulang pesanan kamar kami. Saat booking, suamiku memesan kamar untuk 2 orang dewasa + 1 anak (di
bawah usia 18 tahun dikategorikan sebagai anak-anak, sesuai dengan ketentuan
dari pihak hotel). Tarifnya NZ$ 127.5. Ternyata putriku dianggap sudah dewasa, oleh karenanya ada biaya tambahan sebesar NZ$ 40, jadi
total biaya menginap malam itu adalah NZ$ 167.5. Saat itu langsung aku setujui,
dan aku bayar dengan credit Card. Ternyata yang dimaksud anak-anak adalah yang berusia di bawah 5 tahun ^_^
Pukul 13.30 kami sudah bisa masuk ke kamar kami. Kamarnya cukup luas, sekitar 3.5 meter X 5 meter, dengan jendela menghadap ke halaman samping, dan dua buah tempat tidur ukuran queen size. Penghangat ruangan berbentuk seperti AC ada di salah satu sudut yang menghadap ke tempat tidur. Sebuah LCD TV dengan siaran lokal, mini bar, dua buah sofa, sebuah kursi beserta meja yang menempel di tembok, lemari pakaian dan cermin turut melengkapi ruangan ini. Kamar mandinya juga cukup luas, dilengkapi dengan handuk bersih beserta peralatan mandi. Sebagai complimentary juga disediakan coffee and tea set beserta teko pemanas airnya. Secara keseluruhan, kebersihan dan kerapiannya baik.
Setelah mandi, aku membenahi
barang-barang bawaan kami. Setelah itu kami hendak tidur siang sejenak untuk melepaskan lelah. Kami tidur
sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat, aku sudah memasang alarm di HP supaya
bisa bangun dalam waktu 1 jam.
Tidak terasa berapa lama aku
tidur, tahu-tahu aku dibangunkan oleh suami, katanya sudah jam 21 malam!!! Ya
ampun, tidak terasa kami tidur sampai 5 jam, mungkin kami lelah…. hahahaha….
Karena sudah malam, aku segera
membuatkan Pop Mie untuk suami dan putriku, sedangkan aku sendiri makan burger
yang tidak termakan siang harinya. Nikmat sekali rasanya setelah perut kenyang
hehehehe….
Setelah itu, sekitar pukul 21.50 malam,
aku dan suami sempat jalan-jalan di luar hotel, hanya mengenakan celana pendek
dan sandal jepit, tapi pakai jaket kok.... Brrrr…. ternyata dingin sekali di
luar. Suhunya 0o Celcius, tapi untunglah masih tertahankan, karena tidak ada angin. Hanya
sekitar setengah jam saja kami berada di luar, lalu masuk kembali.
Masih ada beberapa toko penjual makanan yang buka saat itu, tapi jalanan sudah relatif sepi. Hanya satu dua mobil saja yang masih lewat. Lalu kami menghangatkan diri di dalam kamar sambil mengobrol. Saat itu paket internet yang kami beli sudah bisa digunakan. SIM Cardnya dimasukkan ke dalam HP putriku yang dual SIM, lalu dijadikan hotspot untuk aku dan suami. Baru sekitar pukul 01.30 pagi kami tidur.
To be continued.......
No comments:
Post a Comment