DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Thursday, June 1, 2017

NEW ZEALAND TRIP 2015 (5) - JETLAG

 

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER

(CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)



Day 1: Kamis, 25 Juni 2015

Pukul 04.30 waktu setempat, pesawat mendarat mulus di Christchurch International Airport. Selisih waktunya 5 jam lebih cepat dibanding WIB (GMT+12). Turun dari pesawat, kami mengambil bagasi dan melewati bagian imigrasi. Pemeriksaan barang di sini cukup ketat, bahan makanan, rokok, minuman beralkohol dan barang lainnya, semua diperiksa dengan cukup seksama. Kami declare barang-barang yang memang melebihi ketentuan untuk dibawa, daripada terkena masalah. Untuk lebih pastinya barang-barang apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa masuk ke New Zealand beserta jumlah maksimalnya, bisa dibuka di http://www.immigration.govt.nz/migrant/stream/visit/visitors/imaccepted/arrivinginnz/


Karena kami membawa rokok melebihi ketentuan maksimal, kami disuruh memilih apakah akan bayar pajaknya, atau dibuang. Kami memilih bayar pajaknya, senilai NZ$ 250! (tagihan yang keluar di credit card sekitar Rp. 2.150.000,- Hahahaha... yah, dihitung-hitung masih tetap lebih murah daripada membeli rokok di sana sih :-p

Selesai melewati bagian imigrasi, kusempatkan menarik uang tunai sebanyak NZ$ 200 di ATM yang kami lewati, siapa tahu kami membutuhkan uang tunai. Aku menarik uang tunai dengan paspor/kartu ATM BCA. Yang penting di ATM tersebut ada logo CIRRUS, dan setiap penarikan atau transaksi dikenai biaya sebesar Rp. 25.000,- Batas penarikan uang tunai sesuai dengan jenis kartu ATM yang kita miliki.

Pukul 06.10 pagi, kami beristirahat sejenak di Long White Café di dalam bandara sembari menghangatkan diri. Segelas besar Coffee Latte seharga NZ$ 4.8 dan segelas besar Hot Chocolate  seharga NZ$ 5.3, dibayar dengan credit Card. Aku sendiri sempat menenggak sedikit alkohol untuk menghangatkan diri. Saat itu di dalam bandara tidak terlalu ramai, banyak toko yang masih tutup, dan udara tidak terlalu dingin karena menggunakan heater.



Keluar dari pintu bandara sekitar jam 06.30 pagi, dan keadaan masih gelap gulita. Suhu saat itu mencapai -3o Celcius, amat sangat dingin bagi kami saat itu. Sepertinya badan ini langsung menggigil terkena dinginnya udara. Tapi aku dan putriku justru bersorak sorai sambil lompat-lompat dengan noraknya di tengah dinginnya udara dan kegelapan itu, “We’re here! We’re here at last! We’re in New Zealand!! Oh my God I can’t believe it!! It’s like a dream! We’re here!!!” Hahahaha…..


Setelah itu baru kami kebingungan, mau naik apa ya ke hotel yang sudah kami booking? Lalu suami melihat ada bus yang sedang berhenti di kejauhan. Kami mendatangi bus tersebut sambil menyeret-nyeret koper kami yang cukup berat. Pintu bus terbuka, drivernya adalah seorang wanita lanjut usia yang ramah. Aku menunjukkan alamat yang kami tuju, lalu beliau mengatakan, sebentar lagi akan ada bus yang datang dan bisa mengantar kami ke jalan tersebut. Biayanya NZ$ 8 per orang, dan sementara itu kami bisa menunggu di dalam busnya sembari menghangatkan diri. Maka aku membayar dengan uang tunai, lalu duduk dan menunggu di dalam bus tersebut.

Tidak lama kemudian, datanglah bus yang dimaksud, dan wanita driver bus pertama ini membantu kami menyampaikan tujuan kami kepada pengemudi bus kedua, seorang pria lanjut usia juga. Lalu kami pindah bus, dan bus kedua ini segera berangkat. Kami betul-betul tidak tahu jalan dan tidak ada gambaran apa pun mengenai suasana kota Christchurch ini. Keadaan di luar pun masih gelap gulita. Kami masih belum bisa menggunakan Google Map karena HP kami masih belum bisa terkoneksi ke internet. Namun kami masih bisa bercanda selama di dalam bus tersebut. Masih belum percaya, bahwa kami naik bus di New Zealand hahahaha…..

Sekitar pukul 06.50 pagi, kami turun dari bus, drivernya mengatakan dia hanya bisa mengantar sejauh itu. Kami diturunkan di sebuah perempatan di depan Papanui Road, jalan yang kami tuju, dan kami ditunjukkan ke arah mana harus melanjutkan perjalanan. Sebelum kami turun, ada seorang perempuan muda yang menyapa aku, katanya “Dari Indonesia ya?” Wah ternyata beliau adalah Mbak Yuliana, orang Indonesia yang tinggal di Auckland, dan sedang berkunjung ke Christchurch untuk suatu keperluan, dan kami sama-sama anggota group di Facebook yaitu Backpackers Dunia. Senang sekali bisa bertemu dengan orang sebangsa setanah air, apalagi di hari pertama tiba di negeri orang hehehe….

Setelah berbasa-basi kilat, kami bertiga turun dari bus, lalu menyeberang ke arah Papanui Road yang menjadi tujuan kami. Aku dan putriku berjalan kaki dengan masing-masing ransel yang cukup berat di pundak kami, dan koper diseret-seret sepanjang jalan. Sedangkan suami membawa dua buah ransel yang cukup berat. Suasana masih gelap gulita dan sangat dingin, namun kebahagiaan kami membuat rasa kedinginan itu jadi terobati. Tidak lupa, sepanjang jalan banyak memotret suasana saat itu. Suami dan putriku juga sering mengajak selfie hehehehe….


Kami berjalan terus dengan tak kenal lelah, sementara lama-kelamaan suasana mulai menjadi terang sedikit demi sedikit. Kami hanya berhenti satu atau dua kali untuk beristirahat sejenak sambil berfoto. Sepanjang jalan yang dilewati di Papanui Road ini, ada sekolah, rumah sakit bagi penderita penyakit dementia, dokter gigi, café, rumah penduduk, dan toko-toko yang kebanyakan belum buka. Sempat juga kami bertanya kepada beberapa orang, alamat yang kami tuju. Arahnya sudah benar, tapi sepertinya masih cukup jauh, bahkan ada seorang pria yang menyarankan naik taxi saja karena masih jauh hahahaha….

Pukul 08.20 pagi, tidak terasa kami sudah berjalan selama 1,5 jam, akhirnya kami tiba di Quality Hotel Elms, dengan alamat 456 Papanui Road. Kami memasuki halaman hotel ini dengan penuh semangat, lalu masuk ke ruang resepsionisnya. Setelah menunjukkan bukti booking kami, resepsionisnya, seorang perempuan usia 40-an, mengatakan bahwa kami baru bisa check-in jam 14 siang. Kami menunggu di lobby sambil beristirahat setelah berjalan kaki cukup jauh. Ternyata jarak yang kami tempuh cukup jauh juga, lebih dari 3 km hehehe…..

Aku dan putriku sempat menumpang ke toilet untuk membasuh wajah dengan air hangat dan mengenakan celana longjohn kami. Setelah merasa cukup beristirahat, kami menitipkan barang-barang bawaan kami kepada resepsionis, lalu kami memutuskan untuk berjalan-jalan. Aku bertanya kepada sang resepsionis, di mana kami bisa membeli sepatu boots, dan katanya ada pusat perbelanjaan di dekat situ yang menjual sepatu boots dengan kualitas yang baik.

Sekitar jam 09.15 pagi, suasana masih agak terasa mendung, matahari belum bersinar dengan terik pada saat kami berjalan kaki lagi menuju ke arah yang ditunjukkan. Sepanjang berjalan kaki, banyak tempat-tempat makan takeaway yang kami lewati, mulai makanan Jepang, Kamboja, India, Thai Food, dan Chinese Food. Selain itu ada beberapa mini mart, bakery, apotek, bank, dan bermacam-macam toko. Suasana di jalan tidak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang.

Christchurch sendiri merupakan kota terbesar di South Island, New Zealand, dan kota kedua terbesar di New Zealand setelah Auckland, sekaligus kota nomor tiga terpadat penduduknya di New Zealand setelah Auckland dan Wellington. Perkiraan populasinya pada bulan Juni 2014 adalah sebanyak 362.000 jiwa. Sebuah sungai, yakni Avon River, mengalir melewati pusat kota Christchurch. Sampai saat ini, beberapa lokasi di Christchurch masih dalam proses recovery akibat gempa bumi yang bertubi-tubi menimpa pada tahun 2010-2012.

Sekitar pukul 09.30 pagi, kami tiba di Northlands Mall di Langdons Road. Seperti kebanyakan mall pada umumnya, banyak gerai dengan berbagai macam barang yang ditawarkan, mulai makanan, minuman, buku, aksesoris, dan masih banyak lagi. Di dalam gedung mall ini juga ada bioskop Hoyts, supermarket Pak’n Save, supermarket Countdown, dan The Warehouse, toko peralatan rumah tangga.

Kami membeli kaos kaki thermal di Farmers, 4 pasang kaos kaki dengan harga diskon NZ$ 8.49. Setelah itu kami membeli kartu SIM Vodafone di gerainya. Kartu SIM ini harganya NZ$ 49 dengan paket internet 2GB, free telepon dan SMS ke nomor lokal. Kami juga membeli tambahan paket data 1GB sebesar NZ$ 20. Setelah itu aku dan putriku membeli masing-masing sepasang sepatu boots di Hannah’s, dengan total belanja NZ$ 199.9.. Sepatu kets butut yang aku pakai sebelumnya, langsung aku buang di sana, karena memang rencana sedari awal demikian. Sepatu kets lamaku ini sudah tidak ada solnya lagi gara-gara lepas semua sewaktu dipakai mendaki Gunung Ijen akhir bulan Maret lalu hahahaha….
Oya untuk semua transaksi di mall ini aku menggunakan credit Card.

Saat itu sekitar pukul 11.30 siang ketika kami selesai berbelanja, lalu kami berjalan kembali menuju ke arah hotel. Kami berjalan santai sambil mengambil foto di segala tempat. Sekitar pukul 11.45 siang, kami mampir di kedai Yu Wah Chinese Food Takeaway. Yang melayani sekaligus tukang masaknya adalah seorang pria Asia yang sudah lanjut usia namun ramah. Kami memesan 1 porsi Beef Steak w/ Satay Sauce (NZ$ 11), 2 porsi Chips (NZ$ 4) dan Chicken & Cheese Burger (NZ$ 5.6). Karena tidak menerima credit Card, aku bayar dengan uang tunai.
Setelah menunggu beberapa saat, pesanan kami datang. Memasaknya cekatan juga. Ternyata porsinya sangat banyak untuk ukuran kami bertiga. Untuk Beef Steak w/ Satay Sauce, daging sapinya diiris ukuran bite-size, lalu dimasak dengan sayur sawi putih, brokoli, kembang kol, dan wortel. Rasanya gurih agak manis, dagingnya empuk dan juicy. Chips adalah kentang goreng, dengan rasa kentang yang sangat gurih dan crispy. Burgernya pun tampak menarik dengan ukuran yang cukup besar. Bahkan sampai kekenyangan, kami bertiga hanya sanggup menghabiskan masakan daging dan kentang gorengnya. Akhirnya burger pesananku dibawa pulang untuk dimakan di sore harinya.

Setelah kenyang, kami berjalan kembali ke hotel. Sekitar pukul 12.40 siang, kami tiba di hotel, lalu kami duduk-duduk di luar hotel. Ada semacam taman kecil dengan beberapa meja dan kursi di sana. Kami berfoto-foto sambil mengobrol sembari menanti jam check-in. Udara masih terasa sangat dingin sekali bagi kami yang belum terbiasa dengan cuaca seperti ini. Sekitar jam 13.15 siang, kami masuk ke lobby karena kedinginan. Tidak lama setelah kami masuk, resepsionis memanggil kami, lalu mengecek ulang pesanan kamar kami. Saat booking, suamiku memesan kamar untuk 2 orang dewasa + 1 anak (di bawah usia 18 tahun dikategorikan sebagai anak-anak, sesuai dengan ketentuan dari pihak hotel). Tarifnya NZ$ 127.5. Ternyata putriku dianggap sudah dewasa, oleh karenanya ada biaya tambahan sebesar NZ$ 40, jadi total biaya menginap malam itu adalah NZ$ 167.5. Saat itu langsung aku setujui, dan aku bayar dengan credit Card. Ternyata yang dimaksud anak-anak adalah yang berusia di bawah 5 tahun ^_^

Pukul 13.30 kami sudah bisa masuk ke kamar kami. Kamarnya cukup luas, sekitar 3.5 meter X 5 meter, dengan jendela menghadap ke halaman samping, dan dua buah tempat tidur ukuran queen size. Penghangat ruangan berbentuk seperti AC ada di salah satu sudut yang menghadap ke tempat tidur. Sebuah LCD TV dengan siaran lokal, mini bar, dua buah sofa, sebuah kursi beserta meja yang menempel di tembok, lemari pakaian dan cermin turut melengkapi ruangan ini. Kamar mandinya juga cukup luas, dilengkapi dengan handuk bersih beserta peralatan mandi. Sebagai complimentary juga disediakan coffee and tea set beserta teko pemanas airnya. Secara keseluruhan, kebersihan dan kerapiannya baik.
Setelah mandi, aku membenahi barang-barang bawaan kami. Setelah itu kami hendak tidur siang  sejenak untuk melepaskan lelah. Kami tidur sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat, aku sudah memasang alarm di HP supaya bisa bangun dalam waktu 1 jam.
Tidak terasa berapa lama aku tidur, tahu-tahu aku dibangunkan oleh suami, katanya sudah jam 21 malam!!! Ya ampun, tidak terasa kami tidur sampai 5 jam, mungkin kami lelah…. hahahaha….

Karena sudah malam, aku segera membuatkan Pop Mie untuk suami dan putriku, sedangkan aku sendiri makan burger yang tidak termakan siang harinya. Nikmat sekali rasanya setelah perut kenyang hehehehe….

Setelah itu, sekitar pukul 21.50 malam, aku dan suami sempat jalan-jalan di luar hotel, hanya mengenakan celana pendek dan sandal jepit, tapi pakai jaket kok.... Brrrr…. ternyata dingin sekali di luar. Suhunya 0o Celcius, tapi untunglah masih tertahankan, karena tidak ada angin. Hanya sekitar setengah jam saja kami berada di luar, lalu masuk kembali.

Masih ada beberapa toko penjual makanan yang buka saat itu, tapi jalanan sudah relatif sepi. Hanya satu dua mobil saja yang masih lewat. Lalu kami menghangatkan diri di dalam kamar sambil mengobrol. Saat itu paket internet yang kami beli sudah bisa digunakan. SIM Cardnya dimasukkan ke dalam HP putriku yang dual SIM, lalu dijadikan hotspot untuk aku dan suami. Baru sekitar pukul 01.30 pagi kami tidur.


To be continued.......

No comments:

Post a Comment