DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Thursday, June 22, 2017

NEW ZEALAND TRIP 2015 (19) - EXPLORING SYDNEY & MEETING THE CHEF

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER (CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)



Day 15: Kamis, 9 Juli 2015


Semalam entah jam berapa, baru tiba giliran kami dilayani di Jetstar Service Desk. Petugasnya bilang, penerbangan pengganti tercepat adalah tanggal 11 Juli (harus menginap 3 malam). Sementara itu kami akan diberi akomodasi menginap di hotel, dan jatah makan di hotel tersebut sebesar AU$ 30 per person per day. OK lah, not bad pikir kami... Kami mendapatkan akomodasi di Mercure Hotel, di Marsh Street, jaraknya dekat sekali dengan bandara. Baru hari ini aku search di booking.com, lumayan juga tarifnya Rp. 1.775.000;- per malam, kalau buat keluarga kami mahal sekali itu, apalagi kalau untuk menginap di Indonesia hehehehe...


Ternyata keluarga yang dari Malang itu juga sama nasibnya, dan masih banyak lagi penumpang dari JQ37 dan JQ63 (kalau tidak salah ingat). Apabila antrinya berurutan, biasanya mendapat tempat menginap yang sama. Jadi setelah selesai berurusan dengan Jetstar, kami bersama dengan keluarga dari Malang tersebut (namanya ko Singgih) menunggu shuttle. Biaya shuttle ini juga ditanggung oleh pihak Jetstar. Oya sebelum keluar dari bandara, atas saran ko Singgih, kami sempat membeli kartu Vodafone senilai AU$ 25, kami dapat 2GB data, $750 telepon ke mana saja, dan apalagi lainnya aku tidak terlalu memperhatikan, karena yang penting bisa buat internet hahahaha... oya, saldo pulsa $750 ini bisa untuk telepon ke mana saja, termasuk ke Indonesia, asyik ya?

Setelah keluar dari bandara sekitar jam 22 malam (bayangkan selama itu berdiri terus selama mengantri), kami berjalan kaki lagi cukup jauh ke tempat shuttle yang ditentukan. Karena orangnya cukup banyak, kami menunggu giliran selanjutnya bersama keluarga ko Singgih. Hanya perlu menunggu 2 menit dari waktu shuttle yang sebelumnya berangkat. Shuttle ini modelnya kurang lebih seperti Steve's Shuttle atau Super Shuttle di NZ, hanya mobilnya lebih besar lagi kapasitas penumpangnya.

Setelah tiba di Mercure Hotel, ternyata masih harus antri lagi. Tapi tidak panjang seperti antrian di bandara. Ketika tiba giliran kami dilayani, hanya diminta paspor dan kartu kredit (apabila kami ada pengeluaran melebihi budget yang ditentukan).

Setelah proses check-in selesai, kami ke bar di samping resepsionis, untuk memesan makanan. Ada seorang pria tua yang baik sekali, yang bahkan tidak aku kenal, yang membantu dalam memesan makanan. Aku pesan 2 porsi fish n' chips dan 1 burger senilai @ $22 (mahal banget!) untuk diantar ke kamar. Lalu pada saat kami bertiga sedang berbincang, ada yang menyapa, dari Indonesia ya? Lalu kami sempat mengobrol sebentar dengan mereka. Mereka adalah 3 orang pria, asal Denpasar, Bali, yang akan pulang ke Bali. Tapi kami tidak berbincang terlalu lama karena sungguh lelah sekali. Tapi menyenangkan sekali bisa ketemu mereka.

Lalu kami naik ke kamar, putriku langsung mandi. Aku masih membenahi barang dan pakaian yang akan dikenakan selama di sini. Sampai jam 23 lewat, makanan belum datang. Waktu ditanyakan ke bar, eh..... ternyata harus dimakan di bar, tidak diantar ke kamar, dan bar sudah tutup saat itu. Ya sudahlah, mungkin hari ini kurang beruntung, yang jelas aku sendiri tidak merasa lapar akibat kelelahan dan agak stress. Selain itu kami masih ada muffin, potato chips, cokelat dan lain-lain di dalam tas kami. Jadi putriku makan potato chips dan susu kemasan kecil-kecil (8buah) dari hotel, dan suami makan cheese and crackers yang kami dapat dari penerbangan sebelumnya. Katanya mereka sudah cukup kenyang. Mungkin sekitar jam 23.30 baru aku dan suami mandi, lalu tidak lama kemudian, suamiku tertidur sampai mengorok. Mungkin lelah sekali dia ya.... putriku juga ternyata ketiduran sambil memegang hp nya tidak lama setelah itu. Aku sendiri baru bisa tidur sekitar jam 1.30 waktu Sydney (selisihnya 3 jam lebih cepat daripada WIB). Suhu di dalam kamar agak dingin bagi aku, jadi tidur pakai jaket dan longjohn baru nyaman hehehehe...

Semalam benar-benar sangat melelahkan bagi kami bertiga, apalagi kami menjalani 1 hari bukan 24 jam tapi 26 jam. Pagi harinya aku terjaga sebelum jam 7. Karena agak lapar, aku langsung ngemil potato chips dan cokelat. Kenyang deh... ^_^

Jam 8 pagi suami baru bangun, tidak lama kemudian putri tercinta juga bangun. Aku dan suami sempat jalan sebentar ke lobby di bawah, dan bertemu lagi dengan 3 pria dari Denpasar semalam. Ternyata mereka akan berusaha cari tiket pulang ke Indonesia hari ini, dan minta refund dari Jetstar. Mereka bekerja di kapal layar, dan sudah 2 bulan tidak pulang, karenanya ingin sesegera mungkin bisa pulang. Kami bisa memaklumi sih... setelah itu mereka berpamitan karena shuttle yang mejemput sudah datang.

Suhu pagi ini mencapai 4 derajat Celcius di Sydney, mirip dengan Auckland dinginnya. Lalu kami kembali naik ke kamar, kemudian suami dan putri tercinta aku suruh turun untuk sarapan. Mereka mengambil continental breakfast senilai masing-masing AU$ 21, sedangkan aku menunggu di kamar. Sekitar jam 9.20, mereka selesai sarapan dan kembali ke kamar dengan perut kenyang hehehehe...

Setelah itu kami mandi dulu sambil merencanakan akan ke mana hari ini. Beberapa teman telah memberi sedikit masukan untuk tempat-tempat yang bisa dikunjungi. Jujur saja, karena Sydney ini kota besar, aku malah bingung. Kami lebih familiar dan menikmati kota-kota kecil atau bahkan pedesaan, selain mudah dieksplorasi, juga tidak takut nyasar hahahaha...

Sekitar jam 10 pagi, kami bertiga sudah siap. Lalu kami berangkat menuju stasiun Wolli Creek. Kami membeli tiket pp ke arah Circular Quay seharga AU$22.4, untuk 2 dewasa dan 1 anak. Kami menunggu selama beberapa menit di Platform 1, lalu kereta yang kami tunggu datang juga. Jam 10.55 kami naik kereta untuk pertama kalinya di luar negeri hahahaha... Keretanya bersih, tempat duduknya cukup nyaman, dan jalannya mulus, tidak seperti naik bus yang agak-agak seram hehehehe... Di sini, kereta berjalan sangat cepat, tapi tidak terasa ada guncangan sama sekali. Pengalaman yang menyenangkan sekali hehehehe...

Perhentian pertama adalah Sydney International Airport. Perhentian berikutnya, Domestic Airport, Mascot, Green Square, Central, Museum, St. James, dan terakhir Circular Quay, tempat kami berhenti. Jaraknya sekitar 10 km dari Wolli Creek Station.

Rasanya cepat sekali naik kereta padahal jaraknya cukup jauh. Kami turun di Circular Quay dan keluar dari stasiun. Kami yang orang-orang desa ini bingung bagaimana caranya naik kereta pakai tiket. Aku melihat dulu bagaimana orang-orang membayar dengan tiketnya. Ada tanda ada tempat memasukkan kartu/tiket di sisi depan, lalu... whoop! Keluar di sisi atas hahahaha... putriku malah bingung dan mau memasukkan kartunya di tempat seharusnya kartu keluar hehehehe...

Di luar, matahari bersinar cukup terik, dan suasana cukup ramai. Keluar dari stasiun ternyata kami langsung mendapat pemandangan dari Sydney Cove dan Harbour Bridge. Sempat foto-foto hanya sebentar, lalu kami berjalan lagi. Kami menuju ke The Rocks. Bagi aku yang buta di tempat baru ini, tadinya tidak ada gambaran apa itu The Rocks, QVB (Queen Victoria Building), Harbour Bridge, dan lain-lain.
The Rocks kalau menurutku adalah nama area, mungkin kalau di negara kita semacam kecamatan atau kelurahan ya.... please CMIIW, sahabat yang tinggal di Australia, karena aku tidak paham pembagian wilayah di Australia ini. Jaraknya dari stasiun hanya sekitar 1 km saja menuju The Rocks ini, namun kami berjalan sambil sedikit berputar-putar juga. Di daerah ini, sangat banyak gedung pencakar langit yang indah dan menakjubkan. Kami cukup terpesona juga dengan yang kami saksikan. Banyak sekali memotret di sana. Kami berjalan melewati First Feet Park. Banyak burung di sini, dan kami cukup banyak berfoto juga. Lalu kami berjalan lagi melewati Globe Street, Harington Street, Essex Street, lalu sampai di tujuan kami di Cumberland Street, yaitu The Rocks Teppanyaki by Kobe Jones.
Kami mendatangi tempat ini bukan karena mau berfoya-foya makan mewah lho, tapi tempat tersebut merupakan tempat kerja mantan guru bahasa Inggris suamiku, yang sudah pindah ke Australia sejak tahun 1993, dan kini bekerja sebagai head chef di tempat ini. Namanya Pak Suchayo, atau akrab dipanggil Pak Yoyok. Kami sampai di sana sekitar jam 12 siang.
Pada saat kami masuk dan menanyakan Pak Yoyok, kami disambut dengan baik oleh seorang perempuan Asia yang masih cukup muda, dan dipersilakan masuk ke dalam. Kami dipersilakan duduk dan menunggu. Tidak lama kemudian, Pak Yoyok menghampiri kami dan menyalami kami bertiga dengan hangat. Sambil berbincang-bincang, Pak Yoyok juga sesekali meninggalkan kami, sepertinya menyiapkan bahan yang akan dimasak.
Kami bertiga ditawari minum, suami pesan orange juice, putriku green tea, dan aku sendiri white wine. Tidak lama kemudian, Pak Yoyok memulai aksinya di depan kami, yaitu memasak secara live hehehehe... Waaaah pokoknya kereeeen abis deh... ada yang pakai keluar apinya besar segala itu. Beliau juga tidak berhenti mengobrol dengan kami sembari memasak.

Hidangan yang pertama adalah Number One Special, katanya ini adalah signature dish dari The Rocks Teppanyaki. Biasa, semua hidangan yang tersaji langsung aku foto deh hahahaha... kata Pak Yoyok, Number One Special ini terdiri dari crab salad, sting fish dan Japanese seaweed. Aku yang pertama mencicipi. Aku ambil dengan sumpit, dan menggigitnya sepotong. OMG OMG heaven is melting in my mouth! It was sooooo good... very creamy, soft, delicious, dan ini adalah salah satu makanan paling enak yang pernah aku makan... tidak lama, hanya 3 kali gigitan langsung habis deh hahahaha...
Hidangan kedua adalah Hot Mushroom Salad, terdiri dari jamur enoki dan jamur shimeji dan ditambah sayuran. Diberi saus khas garlic seaweed butter. Catatan, aku biasanya tidak terlalu suka makan jamur kecuali yang digoreng crispy. Tapi hidangan salad ini juga luar biasa enaknya!!! Jamurnya kenyal, lebih seperti makan daging, sayurannya enak, dan rasa sausnya enak sekali.
Sementara itu beliau memasak ikan salmon, sesuai keinginan, matang atau setengah matang, sambil membuat hidangan dari nasi juga. Salmon dan nasinya matang hampir bersamaan. OMG they're soooooo yummy!!!
Semua hidangan aku lahap sampai tak bersisa saking enaknya hahahaha...
Dan kemudian Pak Yoyok memasak hidangan utama dari daging sapi. Ada 3 macam bagian daging yang beliau gunakan, angus, tenderloin, dan wagyu. Bahkan sampai hidangan utama ini pun, kami habiskan semua tak bersisa. Kami juga diberi semangkuk miso soup, yang dimakan dengan daging sapi. Disajikan dalam sebuah mangkuk, cara makannya, kita aduk dan diminum langsung dari mangkuknya. Selain itu juga ada 3 macam saus di meja kita, ada lemon soy sauce yang biasanya dimakan dengan ikan, miso sauce yang dimakan dengan daging sapi, dan teriyaki sauce. Sementara itu Pak Yoyok banyak mengobrol dengan kami, menceritakan kehidupannya di Sydney, dan menanyakan keadaan mantan-mantan muridnya yang lain.
Tidak lama setelah kami makan hidangan utama, ada 4 orang tamu yang datang hampir bersamaan. Jadi beliau pun cukup sibuk melayani tamu-tamu barunya. Kami masih menyaksikan kehebatannya memasak, dan ternyata kami masih mendapatkan kejutan lagi, dessert!!
Nama dessertnya adalah Crepe Suzette, modelnya seperti pancake yang tipiiis dan lebar, lalu dipanaskan sambil diberi saus jeruk, dihidangkan dengan sepotong jeruk, dan 1 scoop es krim. Wow... enak sekali rasanya. Percaya tidak, aku biasanya hanya makan 1 kali sehari (2 kali maksimal), dengan porsi setengah centong nasi, banyak sayuran, dan lauk apa adanya. Dalam kondisi normal, aku yakin tidak akan mampu menghabiskan semua hidangan tersebut. That was the best lunch I've ever had my entire life, really!!!
Setelah Pak Yoyok selesai melayani tamu-tamunya, kami masih mengobrol, dan tidak lama kemudian kami berpamitan. Pak Yoyok masih memberi kami oleh-oleh, aku sampai terharu sekali lho... 
Selesai berfoto-foto dan mengobrol lagi sebentar, kami meninggalkan The Rocks Teppanyaki dengan bahagia dan perut yang sangaaaaaaaat penuh sekali ^_^
Oya jangan tanya harganya ya, kami dijamu oleh Pak Yoyok, dan aku sungkan mau lihat-lihat harga yang ada di menu hehehehe...
Kembali kami berjalan kaki menyusuri jalan, kali ini menuju Sydney Opera House. Agak jauh juga karena sempat hampir nyasar hehehehe... Saat itu sekitar jam 3 sore, matahari masih sangat terik, dan di seputar Quay jadi ramai sekali. Sepertinya banyak turis juga, dari berbagai negara deh. Mau berfoto kadang jadi agak susah karena banyak yang lalu lalang.
Cukup banyak foto yang diambil sepanjang menuju dan di Sydney Opera House. Di sepanjang pinggiran Sydney Cove ini berjejer cafe dan penjual makanan, rata-rata sepertinya cukup berkelas dan mahal, tapi tetap ramai pengunjungnya. Berjejer juga toko-toko barang bermerk di sepanjang gedung Opera Quays. Selain itu, kami melihat ada beberapa street artist. Ada pelukis yang unik, bisa 3 bahasa, dan semua lukisannya disumbangkan. Ada juga penari jalanan, dan ada yang berdandan persis seperti patung dari logam. Setelah puas berfoto di Opera House, kami menuju ke Man O' War Steps, semacam dermaga di teluk ini. Kami sempat beristirahat sebentar di sana, lalu berjalan lagi. Sepanjang berjalan tersebut, aku sudah sangat kehausan, mungkin karena terlalu banyak makan, sedangkan bekal air minum sudah kritis sekali. Ternyata di dekat dermaga tersebut ada kran untuk minum dan mengisi botol minum. Karena tadinya belum tahu ada kran minum di tempat publik, kami hanya melewatinya. Setelah melihat orang lain minum di situ, baru tahu deh... dan senang sekali bisa mengisi perbekalan air minum yang hampir habis ^_^
Setelah itu kami berjalan ke Royal Botanic Garden, tapi tidak terlalu jauh melangkah ke dalamnya, karena tempatnya luas sekali, lalu keluar lagi, kembali ke arah jalan besar. Kami membeli kopi panas di sebuah kedai kecil seharga AU$ 4.5, lalu sekitar jam 16.20 kami nongkrong di sudut jalan Alfred Street, di depan The Customs House. Di sana aku sempat kejatuhan "rejeki" dari burung-burung yang beterbangan hahahaha....
Setelah itu, berdasar saran teman-teman, kami ingin mencoba bus 555 menuju QVB. Kami berjalan ke halte bus terdekat, lalu melihat jadwal bus yang ada. Harusnya bus 555 datang tiap 10 menit, dan hari Kamis ini akan ada sampai jam 21 malam. Cukup lama kami menunggu, lebih dari 15 menit. Banyak juga orang yang sedang menunggu bus di beberapa halte yang bersebelahan ini.
Pada saat bus 555 datang, apa yang terjadi? Sepertinya semua orang yang ada di halte langsung menyerbu bus 555 ini hahahaha... mungkin ada hampir 100 orang yang akan menaiki bus ini. Bus 555 adalah bus gratis yang disediakan oleh pemerintah yang melaju sepanjang George Street yang cukup panjang. Di dalam bus, kami bertiga hanya dapat tempat berdiri, tapi sudah senang sekali hehehehe... beberapa kali terdorong kesana kemari, dan agak berdesakan juga berdirinya. Aku sempat mengobrol agak banyak dengan seorang perempuan berwajah Asia yang tinggal di Sydney. Menurutnya, transportasi di Sydney ini cukup mahal, baguslah pemerintah menyediakan bus gratis ini.


Kami sama-sama berhenti di QVB, Queen Victoria Building. Aku tadinya menyangka QVB adalah bangunan tua bersejarah, semacam museum begitulah. Ternyata oh ternyata.... QVB adalah pusat perbelanjaan alias mall yang besar, kebanyakan barang-barang bermerk atau mahal. Dulunya bangunan ini adalah tempat tinggal Sang Ratu. Kurang lebih begitu gambarannya.

Pada saat kami memasuki QVB, suasana di luar sudah gelap. Memang betul, bangunannya sangat indah, elegan, dan tampak mewah. Sempat memotret juga di sana. Sembari menyusuri QVB, sembari kami berjalan ke arah kembali ke Circular Quay Train Station.
Sepanjang jalan kaki sekitar 1.5km ini... hmmmm... jalanan dipenuhi oleh lautan manusia. Suasananya sangat terburu-buru. Kalau kataku ke suami, orang di sini kalau jalan ngebut, padahal cara jalanku sudah termasuk ngebut kalau di Indonesia hahahaha... tapi seringkali dilewati oleh orang yang lalu lalang. Kalau ada tempat menyeberang, sekali lampu pejalan kaki hijau... wah seperti saling berlomba mau menyeberang saja.... sangat sangat ramai sekali. Bahkan ada jalan yang siangnya kami lewati sepi, petang tadi jadi ramaaaai sekali, baik manusia maupun mobil. Lalu lintas kendaraan (utamanya mobil dan bus), di beberapa titik bisa dibilang macet. Wah betul-betul kota metropolis deh! Tapi  jangan dibayangkan macet seperti di Surabaya, Yogyakarta, apalagi Jakarta ya.... beda banget!
Kami tiba di stasiun kereta menjelang jam 19. Aku bertanya kepada seorang petugas tentang kereta yang menuju Wolli Creek, dan beliau berkata ada di Platform 2, dan 2 menit lagi akan datang. Kami disuruh lewat escalator agar cepat. Kami bertiga berlarian menuju escalator, lalu tepat saat kami sampai di atas, kereta datang. Pas sekali! Kami segera menaiki kereta tersebut.
Aaahh... lega rasanya bisa duduk dengan agak santai. Sepertinya sekitar 10-15 menit, dengan rute kebalikan seperti kami berangkat, kami sampai di Wolli Creek Train Station. Selama beberapa stasiun pemberhentian yang kami lewati, penumpang keretanya semakin ramai dan penuh. Turun dari kereta, kami keluar mengikuti orang-orang yang baru turun juga dari kereta agar tidak salah jalan, karena tidak tahu di mana pintu keluarnya hahahaha...
Setelah keluar dari stasiun, kami berjalan kembali ke hotel kami, dan beristirahat. Aku buka oleh-oleh dari Pak Yoyok tadi, ada 3 batang cokelat yang besar-besar, 1 kemasan biskuit, dan 1 buah topi pet bertuliskan Australia. Wah baik sekali ya beliau... terima kasih banyak Pak Yoyok, atas semuanya.....
Sekitar jam 21, kami turun ke bar untuk makan malam, lalu mandi, dan beristirahat. Makan malam kami adalah 2 porsi fish n chips untuk kami bertiga. Sebetulnya kami masih kekenyangan dari jamuan makan siang tadi, tapi diisi sedikit masih muat lah, apalagi kalau jatah makannya nggak dipakai, kan rugi :-p
Ah.... hari ini juga melelahkan karena banyak berjalan kesana kemari. Dan yang membuat lebih melelahkan adalah suasana perkotaannya yang ramai dan semakin malam justru semakin ramai. Sepanjang hari ini, berada di daerah kota yang hiruk pikuk dalam suasana yang serba terburu-buru, aku melihat begitu banyak orang, terutama yang perempuan, dandanannya sangat borju dan mewah. Barang-barang bermerk menempel di seluruh tubuh, belum lagi tas-tas belanjaan dengan merk yang aku yakin tidak murah juga, yang mereka jinjing. Saat berjalan dari QVB menuju stasiun pun, banyak sekali bar, cafe atau resto, yang penuh dengan orang-orang berbaju necis, tertawa terbahak-bahak sambil makan dan minum di dalamnya. Wow, pikirku dalam hati... gaya hidup di sini mewah juga ya.... lain sekali dengan yang aku jumpai di NZ, terutama di kota-kota kecilnya. Di Auckland pun sepertinya orang-orang tidak terlalu borju seperti di Sydney ini. Mungkin ini karena tingkat gaji yang lebih tinggi di Australia. Dari yang pernah kubaca, Australia merupakan salah satu negara dengan standar gaji tertinggi di dunia. Maaf jika salah, ini hanya dari yang sekilas yang kulihat selama berada di tempat-tempat ini.

Sejujurnya aku jauh lebih menikmati saat-saat di NZ, tapi tetap saja ini berkat bagi kami bertiga. Setidaknya kami bisa melihat budaya di Australia ini. Banyak juga kok penduduknya yang ramah dan sangat membantu apabila kami bertanya.

Oya aku sempat beberapa kali menjumpai warga Indonesia, mendengar dari bahasanya saat bicara. Namun kelihatannya model yang agak borju juga, yang kalau foto-foto di tempat umum pakai gaya-gaya lebay dan penampilannya pun lebay atau super menor, jadi lebih baik tidak perlu menyapa hehehehe...

Saat ini jam 22.45 malam di Sydney, perut kami sangat kenyang, dan mungkin sebentar lagi kami akan beristirahat. Terima kasih sahabat semua yang sudah berkenan membaca terus kisah kami. Semoga tidak bosan ya.... ^_^

To be continued.......

No comments:

Post a Comment