THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER (CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)
Day 11: Minggu, 5 Juli 2015
Malam sebelumnya, aku baru bisa tidur jam 12 malam. Suhu udara masih berkisar 3 derajat Celcius. Paginya aku bangun jam 6 pagi, suami pun terbangun mendengar alarm hpku. Hari ini kami bangun pagi karena kami akan melakukan perjalanan panjang sejauh 250 km menuju Christchurch. Suhu pagi ini 0 derajat Celcius. Aku langsung membuatkan roti isi buat suami dan putri tercinta, lalu membereskan barang-barang. Jam 7 pagi suami tercinta sudah selesai mandi, sedangkan aku dan putri tercinta baru mandi jam 7.15. Suasana masih gelap gulita dan suhu masih tetap 0 derajat Celcius, tapi kami berdua dengan santainya hanya mengenakan celana pendek dan kaos berjalan ke kamar mandi hehehehe.... Bangga banget dia, bisa melakukan aksi "dragon breath" sepanjang beberapa puluh meter ke kamar mandi dan dari kamar mandi ke campervan hahahaha....
Selesai mandi, aku mengemasi semua barang kecuali bahan makanan yang masih harus disimpan di kulkas. Semua barang yang sudah tidak dipakai lagi hari ini, sudah masuk koper. Isi koper kami dibandingkan waktu berangkat sudah banyak berkurang, terutama mie instan dan bumbu-bumbu yang sudah banyak mengurangi beban, tapi kok kopernya lebih penuh hahahaha.... banyak barang baru yang jadi penghuni tetap sampai ke rumah nih, mulai sisa beras yang ada, wine, potato chips, cokelat, keju, butter, dan lain-lain yang ingin kami bawa pulang ke rumah dan untuk oleh-oleh.
Jam 8.10, kami check out, dan karena kantor resepsionis belum buka, kami meninggalkan pesan di selembar "post-it note" yang ditulis oleh putri tercinta. Dan ternyata di kemudian hari (waktu pergi ke NZ untuk kedua dan ketiga kalinya), baru kutahu kalau hal ini tidak perlu. Kalau kita check-out dari suatu penginapan di sana, tinggalkan saja kuncinya di kamar, entah di meja atau di atas kasur, dan biarkan pintunya tidak terkunci. Apalagi kalau "hanya" sewa sites, bisa langsung ngeloyor pergi saja hehehehe....
Matahari baru mau mulai merekah pada saat kami berangkat, karena itu masih agak remang-remang suasananya.
Kami melewati wilayah pedesaan dan kota kecil Richmond, Glenarvy, Makikihi, St. Andrews, Timaru, Temuka, Winchester, banyak sekali deh...
Untuk Timaru, kota ini cukup besar, sepertinya lebih besar daripada Oamaru. Mungkin seperti Dunedin, hanya tidak seramai di Dunedin. Terlihat sekali suasana perkotaan yang penuh toko, besar dan kecil, dan cukup luas juga wilayahnya.
Kota Temuka juga sepertinya kota yang sedang berkembang, tampak banyak industri, kontraktor, dan banyak motel di pinggir jalan.
Banyak pemandangan indah yang berhasil aku tangkap dengan kamera. Matahari yang sedang terbit dari arah timur laut kami, langit dengan awan yang luar biasa indah di sekeliling kami, semuanya oooooh sooo amazing!! Laut tampak kejauhan di sisi kanan kami selama beberapa kilometer.
Setelah melewati Temuka, gunung-gunung bersalju tampak nun jauh di sisi kiri kami. Indah sekali. Aku sempat melewatkan memotret satu sungai dangkal yang panjang pada saat melewati jembatan gara-gara sedang sibuk 'browsing' ke dalam koper mencari snack hehehehe....
Kebanyakan toko atau kedai, terutama di kota-kota kecil, baru buka jam 10 pagi. Karena itu kalau masih pagi kita sudah di jalan, belum sarapan, tidak punya makanan dan lapar, ya ditahan saja deh hahahaha....
Oya, selama kami berada di South Island di NZ ini, beberapa kali kami melewati perlintasan kereta api. Dan hebatnya, kebanyakan tidak ada plang penutupnya. Kita diharapkan berhati-hati sendiri, hanya diberi rambu "tengok kanan kiri dahulu" sebelum perlintasan.
Semua orang juga dianggap jujur di sini. Contoh, di supermarket, pada bagian camilan yang bisa kita timbang sendiri, hanya ada tulisan "tasting is theft". Lalu kotak kejujuran di pintu masuk Moeraki Boulders. Dan seperti di Dunedin atau Oamaru Holiday Park, kalau orang tidak jujur bisa saja mencuri peralatan masak di dapur umum, atau bahan makanan di kulkas/freezer umum milik orang lain. Kalau di Indonesia mungkin sudah ludes semua isi dapur umumnya, bahkan kondisinya bisa jadi kotor sekali, karena malas membersihkan. Dianggapnya sudah bayar, jadi tidak mau membersihkan atau bahkan sengaja mengotori, sedih ya....
Ada lagi, pombensin yang self service, kita bisa langsung isi sendiri tanpa memasukkan kartu kredit. Kalau sudah baru bayar di dalam toko di pombensin itu. Model tokonya kurang lebih seperti Indomaret kalau di Indonesia. Nah, kalau mau kabur nggak bayar bisa lhooo... tapi aku lihat mereka isi bensin, memindahkan mobilnya ke tepi, lalu masuk untuk bayar. Jumlah yang akan kita bayar pun sudah diketahui di mesin kasir di dalam. Keren banget yaaa... ^_^
Dalam berkendara di jalan pun, kita sebagai pengguna jalan diharapkan dapat disiplin pada diri sendiri untuk mematuhi semua rambu. Jarang sekali aku melihat kantor polisi, apalagi personel polisinya, belum pernah lihat. Pada umumnya semua mematuhi rambu lalu lintas di sini. Traffic light hanya ada di kota-kota yang agak besar atau ramai saja, di kota yang agak kecil tidak ada satu pun walaupun perempatan di tengah kota. Yang ada hanya rambu "give way", artinya kita memberi jalan pada kendaraan dari sisi kanan kita. Apabila ada zebra cross, orang yang menyeberang jalan akan diberi jalan. Mobil-mobil akan berhenti untuk memberi jalan, bahkan di kota wisata yang ramai seperti Queenstown pun demikian. Betul-betul luar biasa sekali kehidupan di sini!
Di jalan raya antarkota yang lebar pun, jarang ada yang menyalip campervan kami, kecuali kami minggir atau memang melalui passing lane. Berkendara di sini sungguh nyaman, padahal suami belum pernah mengemudikan mobil sebesar ini sebelumnya. Pengendara campervan sendiri pun harus peduli pada kendaraan lain. Apabila tidak berani terlalu cepat (mencapai batas 100 km/jam), alangkah baiknya memberi jalan dengan agak minggir ke kiri, supaya kendaraan lain di belakang bisa lewat. Yang penting kita selalu berhati-hati, sabar dan tenggang rasa, niscaya akan selamat.
Di dalam kota, pada umumnya kecepatan berkendara maksimal 50 km/jam. Ada yang 70-80 km/jam. Kadang ada speed sensor dengan layar elektronik di pinggir jalan yang menunjukkan kecepatan kita saat melewatinya. Untuk kawasan parkir atau memasuki holiday park, kecepatan yang diijinkan hanya berkisar 10-15 km/jam.
Kami melewati kota Ashburton lagi, sedih rasanya... ini kota yang kami lewati di hari pertama menuju Mt. Cook. Kotanya cukup besar dan saat kami lewat sudah agak ramai.
Kira-kira 57km mendekati kota Christchurch, kami melewati Rakaia. Di sini ada Salmon World di kiri jalan. Kemudian ada kota kecil Dunsandel yang cantik.
Kami memasuki kota Christchurch sekitar jam 11 siang. Campervan harus kembali dalam keadaan bahan bakar penuh (tidak penuh tidak apa-apa tapi kena charge) dan penyimpan kotoran harus kosong. Kami mencari tempat umum dulu untuk bisa parkir, untuk makan siang terakhir di campervan. Kami dapat tempat dekat bandara Christchurch, jadi viewnya pesawat terbang hehehehe... setelah itu kami ke dump station di salah satu Holiday Park di dekat situ, North South Holiday Park. Selama tinggal di campervan, biasanya suami yang bertugas mengisi air bersih dan membuang air kotor.
Setelah selesai, kami cari pombensin dulu. Kami cari di Google Map, ada yang terdekat lokasinya dengan posisi kami saat itu. Setelah kami datangi, ternyata pombensinnya self-service dan bayar dengan kartu. Kami coba mengisi, tapi tidak bisa. Kebetulan ada seorang wanita paruh baya yang akan mengisi. Beliau mau membantu kami, tapi ternyata masalah ada di kartunya. Harus pakai kartu visa atau ATM bank lokal. Akhirnya kami mencari pombensin lain. Kali ini ada yang melayani. Seorang pemuda yang ramah. Kasirnya di dalam pun seorang pemuda asal Bangladesh yang sangat ramah.
Setelah mengisi penuh, kami segera ke kantor KEA. Setelah selesai diperiksa dan sudah OK semua, kami menggunakan jasa Steve's Shuttle untuk mengantar ke tempat kami menginap malam ini. Pihak KEA yang menelponkan, dan datangnya kilat sekali ^_^
Tidak berlama-lama, kami diantar ke Arcadia Motel di 564 Ferry Road, di daerah Woolston. Sebetulnya kami sdh booking kamar di hotel yang sebelum ini kami menginap, tapi selama berkeliling kemarin, aku minta tolong suami cari tempat lain yang lebih terjangkau di booking.com. Lalu dapatlah Arcadia Motel, untuk bertiga tarifnya NZD 104 per malam di kamar deluxe. Jadi yang sebelumnya dicancel tanpa biaya via booking.com juga.
Resepsionis sekaligus pemiliknya, Geoff, adalah pria separuh baya yang sangat baik, ramah dan informatif. Beliau memberi tahu tempat-tempat di sekitar motel yang bisa dikunjungi. Beliau juga bertanya-tanya kami dari mana, sudah berapa lama di NZ, dan sebagainya. Lalu beliau bertanya apa kami mau susu? Lalu kami diberi sebotol susu 250ml. Setelah itu aku membayar dengan cash. Lalu kami diantar ke kamar kami. Beliau berkata, karena kami bertiga, kami diberi kamar studio yang lebih luas. Bisa untuk 4 orang lho... mungkin kasihan lihat kami yang tampang-tampang lelah dan ndeso ini ya hahahaha..... setelah selesai menunjukkan fasilitasnya, beliau meninggalkan kami.
Kamar yang kami dapat ini bagi aku sungguh luar biasa, dibanding yang sebelumnya di Elm Quality Hotel. Hampir seperti apartemen bagiku. Begitu masuk, ada kasur queen size, LCD TV 32 inch, cermin, beserta 2 buah sofa yang sangat empuk dan bagian kakinya bisa dipanjangkan untuk selonjor. Kemudian ada kamar lagi di dalamnya, dengan 2 single bed, lemari, cermin, dan bufet. Dapur jadi satu di ruang utama depan. Di dapurnya lengkap mulai meja makan dan 4 kursinya, oven + kompor + grill (standing oven), kitchen sink, kulkas, microwave, water heater, toaster, peralatan makan, pisau, talenan dan alat-alat masak yang cukup lengkap. Lengkap dengan sabun cuci piring, serbet, lap juga. Ada complimentary berupa teh, kopi, cokelat, gula, biskuit, bahkan ada garam dan lada segala, semuanya dalam.jumlah yang banyak, tidak seperti hotel di Indonesia yang biasanya dijatah 2 saja.
Kamar mandi dan toilet terpisah. Kamar mandinya luas, ada bathtube, wastafel, ruang shower ada sendiri. Lengkap dengan sabun, shampoo, dan sabun cair di botol besar. Masih ada setrika dan meja setrika. Dapat bonus wifi 200mb per orang.
Di depan kamar terdapat meja kursi taman. Halamannya terbentang luas, dan apabila kita melompati pagar, akan ada jalan setapak dengan sungai kecil mengalir sepanjang sisinya. Di halamannya yang cantik, ada ayunan, jungkat-jungkit, dan kursi taman.
Wow... benar-benar terasa bagaikan rumah kecil milik sendiri. Very recommended untuk mereka yang ingin menginap di Christchurch.
Setelah selesai menata barang seperlunya, aku masak nasi dulu. Setelah itu sekitar jam 14.30 kami pergi berjalan-jalan keluar motel. Kami hanya memutari beberapa blok saja. Kami juga sempat membeli fish n' chips di Big Ed's fish n' chips. Satu paket isinya 2 potong ikan goreng tepung, kentang goreng, salad, dan 2 butir telur mata sapi. Harganya NZD 9. Tidak mahal, mengingat kami makan untuk bertiga sampai kekenyangan. Ikannya besar, digoreng garing, dan tepungnya renyah sekali. Kentangnya gurih, besar-besar, dan banyak. Yang kurang hanya satu: tidak ada sambal atau saus sambalnya hahahaha.... tapi enak kok ^_^
Di depan motel persis ada pombensin, dan di sekitar motel ternyata banyak toko, kebanyakan makanan, ada supermarket New World juga. Kedai makanan khas Asia berderet-deret di dekat situ. Lalu pulangnya kami mengitari jalan belakang, karena ingin menyusuri tepian sungai di belakang motel kami. Kami makan sambil berjalan kaki. Pemandangannya sungguh indah di tepian sungai kecil tersebut, sangat asri seperti hutan mini. Udara sungguh sangat dingin di Christchurch sore tadi. "Dragon breath" muncul di mana-mana saking dinginnya udara.
Kami kembali ke motel, lalu sempat berfoto-foto sambil main ayunan dan jungkat-jungkit. Karena kedinginan, akhirnya kami masuk ke dalam kamar. Aku mandi dan berendam air panas sebentar agar hangat. Nah pada saat aku sedang berendam, air panas tiba-tiba jadi dingin. Kemudian putriku ke kantor resepsionis untuk menyampaikan masalah ini. Geoff langsung mendatangi kamar kami dan mencoba memperbaiki heaternya. Beberapa lama kemudian beliau bilang, mungkin ada masalah dengan elemennya dan baru bisa diperbaiki esok hari. Sambil minta maaf, kami diminta pindah ke kamar lain. Lalu kami pindahan lagi, dan wow... kamar yang ini lebih besar lagi, lebih mewah dan lebih lengkap juga perabotannya. Bisa muat minimal 7 orang di sini. Sungguh baik hati sekali beliau ini.
Lalu aku segera masak makan malam di dapur yang nyaman ini. Kemudian kami makan malam bersama, lalu aku berendam air panas lagi hahahaha.... malam ini betul-betul dingiiiin sekali. Oya, heater di dalam kamar yang sangat luas ini hanya satu, dan panasnya tidak sampai ke dalam kamar-kamar tidur yang ada, tapiiiiiii..... ternyata kasurnya ada electric blanketnya!! Hahahaha..... aku senang sekali waktu masuk ke kasur yang empuk dan mendapati kasurnya sangat hangat. Sampai keranjingan, karena tadinya kuatir tidak bisa tidur saking dinginnya. Wah memuaskan sekali deh pokoknya. Highly recommended!!!
Sekarang jam 21 malam, suhu masih sangat dingin, dan kami bertiga sedang berada di dalam kasur dan selimut kami yang hangat hehehehe.... Semoga kami bisa tidur nyenyak malam ini, karena besok harus siap pagi hari untuk mengejar pesawat menuju Auckland.
Terima kasih semua sahabat yang sudah berkenan membaca sejauh ini. Salam hangat dari Christchurch dari kami bertiga ^_^
To be continued.......
To be continued.......
No comments:
Post a Comment