DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Friday, June 23, 2017

CATATANKU, 23 JUNI 2017

Hi!

Karena setelah ini libur Lebaran dimulai, maka aku pun undur diri sejenak untuk liburan ya.... kebetulan kedua orang tuaku sedang berkunjung dari Cilacap, jadi aku dan suamiku mengajak mereka untuk berlibur ke Bali selama seminggu.

Aku akan usahakan untuk menulis review juga tentang tempat-tempat yang akan dan sudah aku kunjungi di sekitarku ya... Tapi tujuan utama sebetulnya ingin share perjalanan kami ke NZ tahun 2016 dan tahun 2017 ini. Banyak pengetahuan, ilmu, tips dan trik yang tidak bisa diperoleh hanya dengan perjalanan beberapa minggu saja, apalagi beberapa hari.
Aku juga ingin berbagi cerita hidupku, yang sebetulnya tidak mudah untuk dijalani. Tapi setidaknya kini aku bisa bersyukur untuk segala hal yang pernah terjadi dalam hidupku ^_^

Mudah-mudahan masih bisa meluangkan waktu untuk menulis secepatnya. Tulisan tentang perjalanan ke NZ tahun 2015 yang sudah terbit pun, sebetulnya hasil menulis hampir 2 tahun lalu, tapi malas melanjutkan hahahaha....

Terima kasih yang setia membaca cerita-ceritaku ya.... ^_^



NEW ZEALAND TRIP 2015 (22) - TIPS & TRIK AND SOME OF OUR HIGHLIGHTS

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER (CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)


TIPS & TRIK TRAVELLING DI NEW ZEALAND

Dalam tulisan kali ini, aku akan menyampaikan beberapa point yang aku rasa cukup penting untuk diketahui apabila ada yang ingin bepergian ke New Zealand. Rangkuman ini kutulis berdasarkan pengalamanku, suami dan putri ABG-ku saat mengunjungi South Island, New Zealand bulan Juni-Juli 2015 lalu.


Beberapa hal yang ingin aku sampaikan:


- Sebisa mungkin, belilah tiket pesawat jauh-jauh hari sebelumnya, karena biasanya akan lebih murah dibanding kita beli tiket mendekati hari H. Waktu paling baik untuk memesan tiket biasanya 4-5 bulan sebelumnya, namun terkadang kurang dari itu juga bisa, seandainya ada promo khusus.

Waktu itu aku menggunakan maskapai Jetstar dan puas dengan pelayanannya. Bagi yang mengikuti cerita kami waktu itu, refund oleh penerbangan yang dibatalkan, benar-benar kembali uang dalam jangka waktu 14 hari setelah tanggal dibatalkan. Hanya saja baru aku ketahui sebulan kemudian pada saat tagihan kartu kredit masuk, karena refund berupa cash, dimasukkan ke tagihan kartu kredit (jadi tagihannya malah terpotong sejumlah uang tiket). Aku tidak menyangka, karena tadinya dijanjikan hanya berupa travel voucher. Bravo Jetstar ^_^

- Untuk pengurusan VISA, kami menggunakan jasa travel agent Dwidaya Tour. Jadi kami mengurus VISA terlebih dahulu pada bulan Maret 2015, dan membeli tiketnya baru Mei 2015. Paspor kami bertiga masih kosong karena memang belum pernah ke mana pun di luar Indonesia, namun langsung terkabul VISA-nya. Yang penting semua syarat yang dibutuhkan terpenuhi. Waktu itu biaya pengurusan VISA sebesar Rp 2.300.000,- untuk 3 orang. Suami (kepala keluarga) dihitung Rp 2.000.000,- sedangkan aku dan putriku masing-masing sebesar Rp. 150.000,-

NB: catatan dari tahun 2017: sebetulnya VISA New Zealand aplikasinya bisa untuk sekeluarga (dalam 1 KK), sehingga jika apply langsung justru hanya sebesar 1 orang saja biayanya (kepala keluarga). Tidak ada tambahan untuk anggota keluarga lainnya. Ini karena menggunakan jasa travel agent, sehingga kena biaya per orang.

- Usahakan mempersiapkan rencana perjalanan (itinerary) jauh-jauh hari sebelumnya. Cari tahu dengan membaca-baca blog orang, atau search di Google. Jangan malas mencari informasi di internet. Google sekarang ini sudah bukan lagi noun (kata benda), tapi verb (kata kerja). So, google anything you want to know. Kalau di tempat asing, pakai Google Map terus nyasar, ya anggap saja bonus pengalaman baru hahahaha....

Kami merencanakan perjalanan ini selama 1 tahun penuh, mulai mengamati harga tiket, membaca blog orang-orang yang pernah ke New Zealand atau pernah menggunakan campervan di sana. Namun demikian, ada saja yang meleset dari perkiraan dan perhitungan, dalam hal ini faktor alam yang tidak dapat diduga.
Siapkan tabungan yang mencukupi, untuk perjalanannya sendiri dan untuk cadangan, kalau-kalau ada hal-hal mendadak yang membutuhkan biaya lebih. Untuk tiket pesawat, sedikan minimal 10 juta per orang PP. Bisa dapat lebih murah kalau pas promo, tapi pada umumnya kisaran segitu. Nah, karena tiketnya mahal, rugi kalau di New Zealand hanya beberapa hari. Usahakan siapkan waktu yang cukup panjang untuk berlibur di sana. Terutama bagi yang suka dengan alam, 2 minggu akan berlalu terlalu cepat. Bagi aku pribadi, kalau mau menjelajah South Island betul-betul, mungkin butuh waktu 1 tahun sendiri hahahaha….

NB: catatan dari tahun 2017: akhir Februari 2017 lalu, kami berangkat ke NZ lagi, pulang akhir Mei 2017. Tiket per orang hanya Rp 4.000.000,- return. Berangkatnya sekitar 2.2jt dan pulangnya 1.7jt. Belum include entertainment, makan, dan bagasi ya...

- Bagi yang sering bertanya soal budget, aku ingin menyampaikan, budget hendaknya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Orang yang pendapatannya 1 juta per bulan akan berbeda budgetnya dengan yang pendapatannya 5 juta atau 100 juta per bulan. Yang pasti pengeluaran kami terbesar untuk beli tiket pesawat. Untuk transportasi, makan, dan penginapan, tergantung gaya hidup dan kebutuhan kita sendiri. Masing-masing orang juga berbeda orientasinya.

- Alam di South Island jauh lebih indah daripada North Island. Aku tidak bilang North Island kurang indah, namun di South Island cenderung lebih sepi, lebih dingin, dan lebih liar. Bagi yang suka alam akan lebih memlih South Island. Kalau hanya sekedar jalan-jalan, North atau South sama bagusnya kok.

- Berhubung di New Zealand segalanya sangat indah, sediakan memory kamera yang banyak atau besar ya… bawa laptop juga boleh, untuk backup data fotonya. Kami bertiga menghabiskan sekitar 76GB untuk foto-foto di sana, dengan 1 kamera dan 3 buah HP hehehehe….

- Suka atau tidak suka, mulai dari Australia sampai New Zealand, di dalam toilet tidak ada toilet shower. Hanya ada tissue saja. Jadi yang tidak terbiasa, harus membiasakan diri, kecuali seperti kami saat itu waktu sudah di campervan, karena di campervan disediakan ember, kami bawa-bawa ember ke toilet hahahaha….
Bisa diakali dengan menggunakan botol air mineral yang diberi lubang di tutupnya, lalu dibawa ke mana-mana (pengalaman tahun 2017 hahahaha...)

- Colokan listrik di New Zealand berbeda dengan di Indonesia. Di sana digunakan colokan listrik dengan 3 lubang. Gambarnya bisa browse di Google ya. New Zealand dan Australia menggunakan colokan listrik yang sama. Sebaiknya membawa dari rumah jika bisa, tapi kalau tidak ada yang jual, bisa dibeli di negara tujuan, hanya saja agak mahal harganya hehehehe…..

- Penduduk di New Zealand pada umumnya ramah dan informatif. Seringkali mereka menyapa kita terlebih dahulu. Jangan malu atau takut bertanya kepada penduduk lokal. Sering-seringlah berinteraksi dengan orang lain, baik itu penduduk setempat atau bukan. Kadang kita mendapatkan persahabatan dari orang yang tidak kita kenal, dan kadang kita mendapat bonus informasi menarik atau hal-hal yang perlu diketahui, yang sebelumnya kita tidak tahu. Jangan takut atau malu bertanya.

- Produk-produk yang wajib dibeli/dicicipi saat di New Zealand: (catatan tambahan: NZ$1 sekarang ini berkisar Rp. 9.000,-)

Daging.

Produk daging di New Zealand merupakan salah satu produk daging terbaik di dunia. Untuk daging, tidak perlu harus makan steak di restoran, kita beli saja daging domba (ini yang paling enak menurut aku) di supermarket, lalu kita masak sendiri. Cari yang ada tulisan VALUE, biasanya diskon atau lebih murah. Menurut lidah kami, yang saat itu sempat ditraktir steak di sebuah restoran yang cukup mahal oleh teman (per porsi paling murah NZ$ 30), justru lebih enak beli daging yang dimasak sendiri daripada yang makan di restoran hehehehe…. Daging sapinya juga juara. Mantap pokoknya. Pilihan jenis daging domba/sapinya macam-macam. Kalau jeroan jauh lebih murah. Harga daging bisa dibilang lebih murah daripada beli daging di sini. Harga daging domba sedikit lebih murah daripada daging sapi. Kalau mau yang mudah dimasak, pilih yang sudah dipotong kecil-kecil, bisa dimasak apa saja dengan mudah. 

Produk dairy (susu, keju, butter)

Untuk produk dairy, bisa dibeli di supermarket setempat yang terdekat. Aku biasanya pilih yang murah saja (biasa ibu-ibu), namun kualitas dan rasanya sudah top banget kok. Merk Homebrand/Value biasanya cukup murah. Kalau untuk dikonsumsi dalam waktu dekat, cari yang diskon (biasanya mendekati expired namun kualitas masih OK). Sebagai gambaran, waktu itu kami beli susu 1 liter yang harga aslinya NZ$ 3, jadi NZ$ 1,29 karena akan expired dalam 5 hari.
Untuk keju, kalau akan dibawa pulang (jenis cheddar/edam atau keju keras lain), waktu itu aku beli yang ukuran 1kg harganya NZ$ 8.99 saja. Tidak beda jauh dengan harga keju di Indonesia, namun rasanya beda. Tidak terlalu asin (kalau di sini keju identik dengan asin ya? salah tuh…), namun sangat creamy dan gurih. Waktu aku pakai membuat nugget dan produk olahan lain, rasa dan aromanya jauh lebih enak dibandingkan biasanya.
Untuk butter, susah-susah gampang kalau dibawa pulang karena sebisa mungkin harus disimpan dalam keadaan dingin. Asalkan perjalanan pulang dengan pesawat tidak sampai berhari-hari, bisa juga dibawa. Waktu itu aku bungkus kembali dengan plastic seal, sampai di rumah masih bagus dan tidak berubah kondisinya, hanya sedikit lembek. Sampai di rumah disimpan di kulkas dan bisa diolah jadi apa pun ^_^

Telur.

Wah telur di New Zealand juga berbeda. Kuningnya berwarna oranye, dan rasanya sangat gurih. Putriku sampai tiap hari kalau bisa minta telur mata sapi tiap kali makan hehehehe… Kalau di supermarket biasanya ada kemasan isi 6, 10, 12 dst. Kalau ingin murah, beli di town centre market, bisa dapat harga NZ$ 8 tapi isinya 30.

Salmon

Produk salmon di New Zealand enak sekali. Dagingnya lembut dan gurih. Harga salmon agak mahal, namun setara sekali dengan rasa dan kenikmatannya. Tidak harus membeli salmon di salmon farm yang terkenal, bisa beli fillet salmon di supermarket, tetap enak banget kok. Dimasaknya dengan butter saja menggunakan wajan, sudah enak sekali. (Kami bertiga kurang suka produk ikan yang dimakan mentah hehehehe)

Fish n Chips

Apa itu Fish n Chips? Fillet ikan yang digoreng tepung hingga garing dan renyah sekali, disajikan dengan kentang goreng. Terkadang diberi salad juga, tergantung penjualnya. Kalau bisa belilah di kedai biasa, rasanya justru lebih enak dan lebih murah. Waktu itu untuk paket NZ$ 9, kami mendapatkan 2 potong ikan yang besar-besar, kentangnya banyak sekali, salad sayur, dan dua buah telur mata sapi. Kami makan seporsi bertiga sampai kekenyangan hehehehe...

Cokelat

Untuk oleh-oleh, untuk camilan di perjalanan, jangan sampai tidak membeli produk berbahan cokelat di New Zealand. Untuk cokelat batangan, ada Whittakers dan Cadbury yang paling ngetop. Harga berkisar NZ$ 2-3 ukuran besar (190-250 gram) dengan berbagai varian rasa. Cocok buat oleh-oleh. Ada juga Whittakers yang kecil-kecil ukuran 50 gram harga NZ$ 0.99.
Selain itu aku pernah membeli pretzel berbalut cokelat, belinya ditimbang. Ternyata rasanya juga enak banget. Banyak lagi snack dari cokelat yang belinya ditimbang, dan rasanya enak-enak.
NB: catatan dari tahun 2017: Sekarang ini harga cokelat berkisar $3-5 untuk yang besar. Kalau diskonan bisa di bawah $3.

Wine

Di New Zealand terdapat banyak produsen wine. Harga wine sangat murah, mulai dari yang termurah NZ$ 7-8. Kadar alkohol rata-rata 12.5%. Jenisnya sangat bermacam-macam. Bisa coba beberapa merk untuk membandingkan rasanya. Enak-enak kok ^_^

Produk sayur mayur dan buah-buahan di New Zealand juga sangat fresh dan menggoda. Rajinlah makan buah dan sayuran selama di sana agar kondisi tubuh kita tetap sehat dan fit untuk perjalanan dari hari ke hari.

Kalau bisa sempatkan juga mencicipi TipTop Ice Cream. Waktu itu kami beli hanya 1 buah saja dimakan bertiga, rasa Meltdown Bikkie, harganya NZ$ 3.49. Enak sekali lho… hehehehe…
NB: catatan dari tahun 2017: Kalau mau mantap, belilah ice cream di dairy store (toko kelontong seperti Indomaret), bisa beli per scoop, dengan macam-macam rasa, dan jauh lebih murah daripada beli yang di dalam kemasan.

Semua produk di atas bisa dibeli di supermarket pada umumnya. Supermarket termurah di sana adalah PAKn'SAVE, tapi tidak selalu ada di kota-kota kecil. Pilihan kedua adalah Countdown, lalu New World, baru yang lainnya. Selisih harganya tidak terlalu banyak kok, kecuali kalau belinya dalam jumlah besar hehehehe….

Oya, dalam cuaca winter, bagi yang tidak dilarang, bisa minum alkohol yang banyak dijual di mana-mana. Bahkan di kota kecil pun ada toko liquor. Harga jauh lebih murah dibandingkan di sini, dan yang pasti barang original.


- Jika menetap di kota besar seperti Auckland atau Christchurch, biasanya ada town centre yang tersebar di berbagai daerah. Waktu itu kami hanya sempat mengunjungi Mangere Town Centre di pinggiran Auckland. Belanja di town centre akan lebih murah dibandingkan belanja di supermarket. Sayang kami baru tahu pada saat hari-hari terakhir di sana. Kualitas barang juga bagus. Segala macam kebutuhan pun ada. Bahan makanan, pakaian, aksesoris untuk oleh-oleh, liquor, tempat-tempat makan, tempat mengisi pulsa, pokoknya lengkap untuk kebutuhan sehari-hari. Ibaratnya kalau di Indonesia seperti pasar tradisional deh.

- Apabila memungkinkan, memasak makanan kita sendiri akan jauh lebih murah daripada selalu membeli makanan jadi. Kalau budget berlebih tidak masalah sih, makan di restoran setiap hari tidak apa-apa, tapi kami waktu itu hanya 1-2 kali membeli masakan jadi, sisanya masak. Bumbu-bumbu bisa membawa sendiri dari rumah, seperti saus sambal, kecap, garam, lada, gula, dsb.

- Apabila memungkinkan, menjelajah New Zealand lebih menyenangkan dengan campervan/motorhome. Jika tidak bisa, minimal sewa mobil. Kita bisa memilih sendiri rute yang kita inginkan. Tempat-tempat yang sudah mainstream memang sungguh indah seperti kata banyak orang, tapi lebih banyak lagi tempet-tempat anti mainstream yang tersembunyi dan tidak kalah indahnya. Di sepanjang jalan cukup banyak rambu yang mengarahkan ke suatu tempat. Kalau waktunya mencukupi, jelajahi semua. Tidak perlu takut nyasar. GPS di New Zealand sangat akurat. Aku juga agak menyesal karena ternyata banyak tempat-tempat indah yang terlewatkan karena hari-hari pertama di campervan belum terlalu paham rambu di sana.

Untuk campervan atau mobil sewaan, silakan search di Google. Ada banyak yang menyediakan jasa rental ini. Untuk campervan, kemarin kami menggunakan KEA, dengan tarif NZ$ 148 per hari (sudah diskon 40%). Ada merk lain juga seperti MAUI, Britz, dan Jucy (dua terakhir ini yang paling banyak terlihat sepanjang kami di sana).

- Hal lain tentang mengemudi di New Zealand: hampir tidak ada traffic light kecuali di kota-kota yang padat kendaraannya. Di sana, yang menjadi rambu utama adalah GIVE WAY. Berikan jalan pada kendaraan dari sisi kananmu. Sangat mudah. Mengemudi juga posisi sopir sama seperti di Indonesia, jadi harusnya tidak banyak kendala. SIM pun bisa menggunakan SIM A dari Indonesia. Kalau ada versi translate ke bahasa Inggris lebih baik.

Rambu lalu lintas sangat jelas, mengenai batas kecepatan, ada perbaikan di jalan, jalanan licin, dsb. Yang pasti, PATUHILAH rambu yang ada. Di New Zealand, peraturan ada untuk diaati, tidak seperti kebanyakan peraturan di sini, yang umumnya dibuat untuk dilanggar :v
Perlintasan kereta api juga jarang yang diberi pagar seperti di sini. Hanya ada rambu STOP, dan rambu yang menyuruh kita lihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada kereta yang akan lewat.
Di jalan-jalan antarkota atau antarwilayah, pada umumnya kendaraan tidak akan melewati kita walaupun sepi. Mereka baru berani melewati kita saat di jalur khusus (passing lane).

- Daripada menginap di hotel, lebih baik motel, atau kalau sekarang bisa pakai aplikasi Air BnB, di mana kita bisa mencari tempat-tempat menginap yang murah. Pada umumnya di sana semua serba bersih, serba teratur, jadi relatif menyenangkan semua. Sayang aku baru menginstall Air Bnb awal bulan ini, jadi waktu itu kami menginap di hotel, tarifnya selalu lebih dari 1 juta untuk 3 orang. Bagi yang menyewa campervan, menginap di holiday park sangat aman dan nyaman. Tarif bervariasi antara NZ$ 14-25 per orang per malam saat kami ke sana kemarin. Biasanya ada shared bathroom dan shared kitchen yang cukup nyaman dan bersih. Kalau bukan winter dan udara tidak terlalu dingin, bisa bermalam di freedom camping ground yang tersebar di mana-mana. Lokasi-lokasi freedom camping ground maupun holiday park bisa dicari dengan beberapa aplikasi di HP. Waktu itu aku pakai aplikasi KEA New Zealand Roadtrip. Lengkap mulai cari tempat bermalam, pombensin, dump station, public toilet, groceries, hospital, dll. Bisa didownload di Google Play Store.

NB: catatan dari tahun 2017: Install aplikasi CamperMate, Camping NZ, dan WikiCamp sebelum berangkat ke NZ. Amat sangat membantu sekali.

- Segala sesuatu di New Zealand bisa dicari di Google Map, mulai pombensin, supermarket, toko-toko, tempat makan, lokasi hotel, lokasi tempat wisata, dsb. Apa yang ada di Google Map, sejauh yang aku ingat, akurat. Jadi jangan ragu-ragu menggunakan Google Map di sana.

- Selama di New Zealand, kami bertiga tidak sekali pun mencoba atraksi-atraksi berbayar, karena selain memang rata-rata cukup mahal, kami bertiga sudah sangat puas menyaksikan alamnya yang super amazing. Budget yang tersisa, kami gunakan untuk memborong oleh-oleh, karena niat dari awal memang ingin beli keju dan cokelat yang banyaaaak hehehehe…

Karena kami belum pernah ke luar negeri sekali pun sebelum ini, maka yang kami ingin lihat terutama memang salju, karenanya winter lah yang paling tepat.

- Bagi yang ke New Zealand saat winter, bawalah lotion untuk melembabkan kulit, dan lipbalm. Cuaca yang dingin dan kering membuat kulit dan bibir mudah pecah. Gunakan lotion dan lipbalm sesering mungkin. Pakailah pakaian yang bisa menghangatkan badan. Kalau ada dana lebih, bisa beli baju-baju thermal. Kami waktu itu hanya mengenakan baju kaos biasa, dan jaket tebal biasa yang bukan untuk winter, tapi bisa survive juga kok. Sarung tangan, kaos kaki, beanie dan syal juga perlu disiapkan jika akan sering berada di tempat terbuka, karena di beberapa tempat, anginnya sangat kencang dan menusuk dinginnya.

Makin muda usia, sepertinya makin cepat beradaptasi dengan cuaca dan suhu setempat. Terbukti putriku justru sudah tidak mengenakan jaket lagi selama beberapa hari terakhir, beda dengan kedua orang tuanya yang masih selalu kedinginan tiap saat ^_^


- Karena pada saat kami ke New Zealand kemarin sedang memasuki winter, suhu udara cukup dingin. Untungnya kami bertiga bisa bertahan dan tidak sakit. Usahakan sebelum pergi, kondisi badan fit, rajin berolah raga kalau bisa. Selain itu, yang terutama adalah persiapan mental. Malam pertama kami di dalam campervan, masih jetlag, kami belum tahu banyak, bermalam di lapangan salju, di tengah-tengah pegunungan salju, in the middle of nowhere, suhu -20 derajat celcius, dan tidak berani menyalakan heater karena takut kehabisan solar! Tapi kami bisa survive karena semangat, karena kebersamaan dan kehangatan keluarga hehehehe…. 

- Di New Zealand, hampir semua transaksi bisa menggunakan credit card, kecuali di tempat-tempat seperti takeaways, dairy store, atau di dalam town centre market. Apabila tidak ingin repot, bawa uang tunai tidak perlu terlalu banyak. Bawa credit card, di sana transaksinya aman banget kok. Tidak perlu terlalu mempermasalahkan nilai tukar bank dsb. Semua hal ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagiku, menggunakan credit card di sana sangat mempermudah segala macam transaksi dan tidak perlu bingung kebanyakan atau kekurangan bawa uang tunai.

- Point terakhir yang paling penting dariku, bagi yang ingin bepergian ke suatu tempat, teruslah bermimpi, berdoa, dan berusaha. Bagi kami bertiga, ditambah nekat hehehehe… Tetap semangat agar bisa tercapai apa yang kita cita-citakan. Apabila yang kita cita-citakan berasal dari niat yang baik, niscaya akan terpenuhi. Jangan niatnya ingin ke luar negeri untuk sekedar bisa pamer pada orang lain ya…

Aku awalnya tidak pernah bermimpi akan berani pergi ke luar negeri, mana pun itu. Tapi kini aku sudah pernah menjelajah New Zealand selama 2 minggu bersama suami dan putri tercinta, tidur di dalam campervan selama 10 hari, dalam cuaca winter pula, mengunjungi 3 negara sekaligus (New Zealand, Australia dan Malaysia akibat pesawat dicancel :v), singgah di 9 bandara, dan 8 kali naik pesawat. Such an extraordinary experince!!!

New Zealand is really heaven on earth bagi kami. Bukan hanya karena alamnya, namun juga suasana dan kedamaian jiwa yang aku rasakan saat itu, yang membuat aku ingin selalu kembali lagi ke sana. Mudah-mudahan suatu saat nanti masih diberi kesempatan lagi untuk kembali ke sana ^_^

- Aku sertakan beberapa highlight dari perjalanan kami di New Zealand 25 Juni-7 Juli 2015. Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Semoga bermanfaat, dan semoga berkenan ^_^



25 Juni 2015.

Papanui Road, Christchurch, New Zealand. Suasana jam 7.10 pagi. Masih gelap gulita. Suhu 3 derajat Celcius. Kami baru turun dari shuttle bus dari bandara. Berjalan kaki sejauh lebih dari 3 kilometer sambil menyeret koper besar dan menggendong ransel dan kamera di leher menuju penginapan, tapi hati luar biasa senang rasanya ^_^





26 Juni 2015. 

Christchurch, New Zealand. Lokasi di kantor KEA/Maui di 10 De Havilland Way, Christchurch Airport, Christchurch .Ini adalah campervan yang menjadi rumah kami selama 10 hari. Bisa untuk 4 orang maksimal. Dimensi panjang 7.1 meter, lebar 2.25 meter, dan tinggi 3.25 meter. Tarif winter sedang diskon 40% menjadi NZ$ 148/day. Fasilitas: dapur, kamar mandi (shower dan toilet), beserta segala peralatan dapur, kompor dengan 4 mata kompor, microwave, refrigerator, peralatan makan dan peralatan masak, gelas wine, handuk, sprei, bantal, selimut, first aid kit, insurance, LCD TV, CD/DVD Player, heater, air hangat, dan lain-lain. Yah kurang lebih seperti rumah kecil yang dibawa ke mana pun kita pergi deh... ^_^





26 Juni 2015. 

Christchurch, New Zealand. Lokasi di kantor KEA/Maui di 10 De Havilland Way, Christchurch Airport, Christchurch. Ini adalah sedikit gambaran di dalam campervan. Di belakangku (yang motret) adalah bangku sopir dan penumpang depan. Di atas kursi sopir, ada ruang yang cukup besar berisi kasur, bisa untuk tidur 2 orang. Kalau dari foto utuh campervan sebelumnya, yang bentuknya menjorok keluar di atas itulah ruang tidurnya. Di samping kanan dan kiriku ada sofa untuk duduk penumpang kalau campervan jalan, sekaligus yang sebelah kiri bisa untuk meja makan 4 orang. Sofa sebelah kiri juga bisa dijadikan tempat tidur kecil. Persis sebelum dapur yang tampak, terletak pintu samping campervan di sebelah kanan. Di atasnya ada LED TV dan music player (bisa untuk flash disk juga) dan CD/DVD player. Di kanan depanku, dapur dengan 4 mata kompor, bawahnya laci-laci berisi perabotan masak dan makan. Di atas tangan putriku itu kitchen sink yang bisa ditutup. Di atasnya ada microwave dan laci-laci kosong tempat menyimpan bahan makanan, juga lemari berisi heater dan mangkok plastik besar. Di bawah kitchen sink ada lemari es. Di seberang kitchen sink itulah kamar mandi. Ada toilet duduk, wastafel, dan ruang shower, lengkap dengan lemari-lemari kecil. Di kanan belakang sana, saat itu belum disusun, masih berupa meja makan dan sofa letter U. Setelah itu diubah menjadi kasur permanen untuk putriku tidur. Di atasnya juga berjejer lemari-lemari penyimpanan. Komplit plit plit…. ^_^





26 Juni 2015. 

Lokasi di Countdown Supermarket, Avonhead Shopping Centre, Merrin Street, Christchurch, New Zealand. Ini pada saat sedang memilih daging untuk stok memasak. Masih jauh lebih panjang lagi dari ini aslinya. Daging dipisah-pisah menurut jenis hewannya: sapi, domba, ayam, babi, dan produk-produk olahannya. Harga, jenis dan berat daging tertera dengan jelas. Tinggal pilih saja ^_^





27 Juni 2015. 

Inilah tempat kami menghabiskan malam pertama kami di campervan. Lokasinya ada di freedom camping ground di Lake Wardell, sekitar 2 km dari Lake Pukaki, New Zealand. Karena belum tahu banyak situasi di sana, hari sudah gelap, dan jalanan sangat sepi, kami berhenti untuk bermalam di sini. Ternyata suhu malam itu mencapai -20 derajat Celcius, sampai kami tidak bisa tidur. Lumayan juga untuk pengalaman sekali seumur hidup hahahaha… Tapi paginya kami dapat bonus pemandangan yang luar biasa indah, dan bisa merasakan salju secara langsung. Sempat masuk ke salju namun tidak kuat terlalu lama saking dinginnya ^_^




27 Juni 2015. 

Amazingly beautiful little Twizel, New Zealand. Kira-kira 10 kilometer dari Lake Pukaki ke arah Wanaka/Queenstown. Kami mampir di Twizel sejenak untuk isi solar dan membeli electric plug converter supaya bisa menggunakan colokan listrik selama di sana.




27 Juni 2015. 

Salah satu pemandangan yang luar biasa. Lokasi di jalan Twizel – Omarama Road, New Zealand. Ditangkap dengan kamera dari dalam campervan.




27 Juni 2015. 

I was speechless. Lindis Pass, New Zealand. Memasuki Lindis Pass, aku benar-benar luar biasa terkagum-kagum dengan pemandangan yang ada di luar campervan. Sepanjang jalan, segala sesuatunya benar-benar luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semuanya tampak bagaikan lukisan, so unreal. THIS IS middle-earth!!!




28 Juni 2015. 

The beautiful, amazing, and unforgettable Wanaka. Pemandangan kota Wanaka, dengan latar belakang Lake Wanaka yang sangat indah, dan pegunungan bersalju yang luar biasa indahnya. Gambar diambil dari Mount Iron Scenic Reserve, jaraknya sekitar 3,5 km dari kota Wanaka ke arah Highway 84. Angin di Mt. Iron ini sangat kencang, dan suhunya sekitar 3 derajat Celcius, jadi selain jaket, siapkan beanie, syal atau earmuff untuk menutupi telinga. Selama berada di New Zealand, aku paling betah tinggal di Wanaka ini ^_^




28 Juni 2015. 

Wanaka Lakefront, Wanaka, New Zealand. Campervan diparkir di Ardmore Street, dan kami menyusuri tepian Lake Wanaka. Banyak bangku-bangku taman, dan ada taman bermain untuk anak-anak kecil. Setiap hari banyak sekali itik liar dan burung camar. Sekali kita memberi makan, mereka akan berkerumun dan berdatangan. Sangat menyenangkan sekali, apalagi pemandangan di sana sangat indah. I fell in love with Wanaka ^_^




29 Juni 2015. 

Gambar diambil dengan tripod, di suatu tempat perhentian di Crown Range Road, New Zealand. Ini perjalanan dari Wanaka menuju ke Queenstown. Tempat yang penuh salju, luar biasa indahnya. Angin cukup kencang, suhu kemungkinan di bawah 0 derajat Celcius, kalau berjalan harus ekstra hati-hati karena sangat licin, tapi betul-betul pengalaman yang luar biasa dan sungguh menyenangkan, tak akan terlupakan seumur hidup ^_^




29 Juni 2015. 

Pemandangan seperti ini sepanjang jalan, tidak akan membuat bosan biarpun berjam-jam. Lokasi setelah turun dari Crown Range Road, di Highway 6. Coba perhatikan kerumunan biri-biri di sebelah kanan. Selama berkendara di New Zealand, kita akan sering sekali menjumpai kawanan biri-biri atau sapi yang sedang merumput. Walaupun daerah bersalju, masih tetap banyak juga di sepanjang jalan. Menyenangkan sekali ya?




29 Juni 2015. 

The most glamorous city of New Zealand, Queenstown. Ini pusat kota Queenstown. Coba perhatikan, ini ada persimpangan jalan, namun tidak ada traffic light sama sekali. Jika ada orang yang mau menyeberang di zebra cross, otomatis mobil-mobil yang lewat akan langsung berhenti tanpa kita minta. Mereka akan mempersilakan kita menyeberang terlebih dulu. Amazing!




30 Juni 2015. 

The famous Fergburger. Ini adalah Double Fergburger with brie cheese, seharga NZ$ 15.5, my best ever birthday cake, haha! Porsinya kalau buat aku bisa 2 kali makan sih hehehe…. Jangan sampai mampir ke Queenstown dan tidak membeli burger yang fenomenal ini, bisa-bisa menyesal deh. Yang Fergburger biasa, harganya NZ$ 11. Hanya beda di dagingnya yang cuma selapis. Lokasi Fergburger ada di 42 Shotover Street, Queenstown, New Zealand. Buka dari jam 8.30 pagi sampai 5.30 pagi. Kalau tidak tahu jalan, tanya saja, sepertinya semua orang tahu di mana lokasi Fergburger ^_^




30 Juni 2015. 

Lake Wakatipu, Queenstown, New Zealand. Gambar ini diambil dari jalan raya Lake Esplanade, di tepian Lake Wakatipu. Tempat yang lebih jarang dikunjungi orang dibandingkan melihat Lake Wakatipu dari sisi lain di pusat kota. Very very beautiful! 




30 Juni 2015. 

Masih di Lake Wakatipu, Queenstown, New Zealand. Queenstown, a glamorous, yet a very beautiful city!




30 Juni 2015. 

Gambar ini diambil di Kingston Road, dalam perjalanan dari Queenstown menuju Te Anau, New Zealand. Kalau tidak salah, background gunung di belakang adalah salah satu lokasi syuting film The Lord of The Rings, yakni Mordor, the Land of Shadow. Kesan pegunungan di belakang itu memang sangat megah sekaligus sedikit creepy hehehehe…. Perairan yang tampak masih berasal dari Lake Wakatipu.




30 Juni 2015. 

Masih dalam perjalanan dari Queenstown menuju Te Anau, New Zealand. Tepatnya di wilayah Mossburn. Di daerah ini anginnya sangat kencang, sampai campervan kami bergoyang-goyang tertiup angin. Setelah jendela dibuka semua baru agak berkurang goyangannya, tapi jadi luar biasa dingin di dalam campervan. Untung pemandangannya masih indah sekali ya…. hehehehe….




30 Juni 2015. 

Te Anau Lakefront, Te Anau, New Zealand. Di Lake Te Anau lebih banyak itiknya daripada burung camar. Jangan lupa membawa roti ya kalau bertemu unggas di sana, kebanyakan tidak takut sama manusia soalnya. Yang lucu, di Lake Te Anau ini, kalau dipanggil kwek kwek kwek, mereka akan mendatangi kita, lalu mengikuti kita lho…. Hahahaha…. lucu banget deh pokoknya ^_^




30 Juni 2015. 

Masih di tepian Lake Te Anau, New Zealand. Matahari masih bersinar terik, dan ini salah satu sudut Lake Te Anau yang tampak sangat indah di bawah siraman cahaya matahari.




1 Juli 2015. 

Salah satu yang tidak mainstream. Tempat ini ditemukan dalam perjalanan dari Te Anau menuju Milford Sound. Udara sungguh dingin, mendekati nol derajat Celcius, tapi air sungai mengalir dengan indahnya di antara bebatuan. Such a calendar view!




1 Juli 2015. 

Masih dalam perjalanan dari Te Anau menuju Milford Sound. Gunung-gunung bersalju yang luar biasa indah dan megah. Banyak mata air kecil-kecil mengalir di antaranya. Aku sampai meneteskan air mata lho, melihat tempat ini. Merasakan begitu indahnya karya Tuhan, dan aku diijinkan melihatnya secara langsung….




1 Juli 2015.

The famous Milford Sound, New Zealand. Such a beauty… Belum sempat merasakan cruisenya, maybe someday deh…. Saat itu pun kami beruntung, esok harinya, jalan ke Milford Sound ditutup selama beberapa hari karena cuaca yang kurang baik. Andainya tempat ini diselimuti salju, pasti akan tampak jauh lebih indah lagi deh….




2 Juli 2015. 

Gambar ini diambil dalam perjalanan dari Te Anau menuju ke Dunedin, New Zealand, tepatnya di Highway 94. Sepertinya ada yang sedang pindahan rumah, dalam arti rumahnya dipindahkan lokasinya. Di depannya dan di belakangnya, ada pilot vehicle yang membantu mengatur lalu lintas agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Keren banget deh, jarang-jarang nemu yang seperti ini ^_^




2 Juli 2015. 

Lake Waihola, New Zealand. Tempat ini juga kami temukan secara kebetulan saat dalam perjalanan dari Te Anau menuju ke Dunedin, dengan melihat rambu di jalan. Kami mencoba mendatanginya, dan ternyata indah sekali tempatnya. Banyak bangku-bangku taman tempat bersantai.




4 Juli 2015. 

Moeraki Boulders, Waitaki, New Zealand. Berjarak sekitar 40 km dari South Oamaru, di pantai ini berjajar batu-batu raksasa yang bentuknya setengah bola atau bola. Tempatnya cenderung ramai oleh turis. Sebetulnya pantainya sendiri seperti pantai pada umumnya, namun bebatuan ini yang membuat unik. Dan lagi-lagi kami beruntung, saat itu cuaca cerah, dan awannya luar biasa indah, sehingga kami bisa memperolah banyak foto yang bagus di sana ^_^




4 Juli 2015.

Oamaru Top Ten Holiday Park, Oamaru, New Zealand. Ini adalah gambaran dapur umum di dalam lokasi holiday park. Di Oamaru ini tarifnya NZ$ 18 untuk dewasa, dan NZ$ 14 untuk anak-anak (di bawah 18 tahun). Kompor-kompor yang kujumpai selama menginap di holiday park berupa kompor listrik. Biasanya ada microwave, lemari es, freezer, toaster, dan kalau beruntung, seperti di tempat ini, ada peralatan masak dan ada beberapa bumbu masak yang boleh kita pakai. Pada umumnya kondisinya bersih, karena orang-orang yang memakainya akan langsung membersihkan sendiri tempat yang sudah selesai dipakai. Deretan wastafel ada di samping kanan, lengkap dengan sabun cuci dan kain lap juga.




4 Juli 2015. 

Whitestone Cheese Factory, Oamaru, New Zealand. Berlokasi di 3 Torridge Street, Oamaru. Kalau Anda adalah penggemar keju-kejuan, jangan sampai melewatkan tempat ini. Nampak seperti sebuah toko biasa, tapi seperti surga isinya. Berbagai macam keju produksi mereka sendiri, baik dari susu sapi maupun susu kambing, atau campuran keduanya, berjajar dan berderet-deret dengan rapi. Keju lunak maupun keju keras. Kita juga bisa mencicipi beberapa jenis keju yang mereka tawarkan. Yang tampak di foto hanya sebagian kecil dari isi lemari pendingin. Masih banyaaak lagi jenis-jenis keju lainnya, dan banyak produk keju mereka yang telah mendapatkan berbagai medali penghargaan karena kualitasnya.




4 Juli 2015. 

Bushy Beach Scenic Reserve, Oamaru, New Zealand. Di tempat ini semestinya kita bisa melihat yellow-eyed penguin yang sangat langka, namun saat itu aku tidak sempat melihatnya. Biasanya mereka akan berenang dari arah laut ke tepian pantai, lalu berlari ke semak-semak dan pepohonan di kanan itu. Pantainya sendiri indah, dan saat itu kami mendapatkan sunset yang indah sekali ^_^


NEW ZEALAND TRIP 2015 (21) - GOING HOME FOR REAL!

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER (CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)



Day 17-18: Sabtu-Minggu, 11-12 Juli 2015


Sabtu, 11 Juli 2015

Setelah kami bersiap-siap, jam 8.15 kami ke resepsionis, lalu check-out dari Mercure Hotel. Keluarga Ko Singgih masih menikmati sarapan mereka. Jam 8.30 pagi waktu Sydney, kami sudah siap saat shuttle menjemput kami. Oya untuk shuttle ini, tadinya kami akan ditarik biaya $6 per orang, namun setelah kami menyampaikan bahwa kami adalah penumpang Jetstar yang dicancel, katanya free hehehehe...

Kami diantar menuju Sydney International Airport, lalu kami semua segera check-in. Selain antriannya cukup panjang, pada saat kami dilayani, ternyata bagasi kami overload, sehingga harus diatur ulang lagi, mana yang bisa dibawa ke kabin dan mana yang harus masuk bagasi. Petugas yang melayani kami saat itu, seorang wanita paruh baya yang sangat baik hati, sangat menolong kami. Yang sedianya ada kelebihan bagasi, dan per kg kena biaya $40, (dan sebetulnya aku sudah menyanggupi untuk membayarnya), tapi mungkin beliau kasihan melihat kami semua ini ya... jadi malah membantu, yang bisa masuk ke kabin, disuruh bawa ke kabin saja.

Karena cukup lama di proses check-in, akhirnya malah tidak sempat jalan-jalan, tidak tersisa banyak waktu untuk kami sebelum boarding. Kami hanya berjalan sambil melihat-lihat saja sembari berjalan menuju Gate 10, tempat kami boarding.



Tidak lama kemudian, kami langsung masuk ke dalam pesawat Air Asia dengan kode penerbangan D7 223. Pesawat mulai berangkat sekitar jam 11 siang. Penerbangan ke Kuala Lumpur ini berdurasi 8 jam 30 menit.

Selama 2-3 jam pertama aku berusaha tidur, walaupun kadang terbangun. Sampai sekitar 3 jam perjalanan, setelah itu aku tidak bisa tidur lagi. Suami pun sepertinya susah tidur. Kami sempat berjalan-jalan untuk melemaskan otot. Setelah duduk, lama-kelamaan aku merasa sepatu yang aku pakai seperti sesak, sampai akhirnya sepatu aku lepaskan. Sekitar 4 jam terakhir di pesawat menjadi saat yang sangat menyiksa untukku, karena kepalaku berasa seperti ditekan, agak pusing, dan mual-mual. Kalau sudah sampai mual, sudah pasti aku tidak akan bisa menikmati sedikit pun sisa penerbangan ini.

Kami baru tiba di Kuala Lumpur International Airport jam 18 .30 waktu setempat (selisihnya 1 jam dengan WIB). Setelah masuk ke bandara, baru terasa perbedaan suhu yang besar. Selama 2 minggu lebih merasa dingin, masuk ke bandara Kuala Lumpur ini terasa panas, apalagi aku masih mengenakan longjohn dan coat yang agak tebal. Langsung aku ke toilet, melepaskan longjohn serta membasuh muka dengan air dingin. Wah segar sekali rasanya... ^_^

Karena penerbangan kami menuju Jakarta adalah inter-connecting flight, kami tidak perlu melewati imigrasi dan tidak perlu mengurus bagasi. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam, yang paling lama di food courtnya. Makan, duduk-duduk, mengobrol dan bersantai. Awalnya pun kami merasa tidak enak makan, terutama aku yang masih mual, tapi lama-kelamaan timbul juga selera makan hehehehe... kami hanya membeli paket ayam goreng dan kentang goreng, karena ada sesama orang Indonesia yang mencoba membeli jenis nasi di situ, katanya kurang enak dan mahal.

Selama di bandara Kuala Lumpur ini, sudah banyak kami jumpai orang Indonesia. Bahasa yang kami gunakan untuk berkomunikasi pun sering menggunakan bahasa Indonesia, walaupun awalnya lupa, masih berkomunikasi dengan bahasa Inggris hehehehe...

Kurang lebih jam 21.15, kami mulai menuju ke Gate Q13, tempat kami akan boarding berikutnya. Lama ditunggu, sampai jam 22.15, gerbang belum dibuka, bahkan pesawatnya pun tidak kelihatan. Kemudian kami bertanya kepada petugas yang berjaga, ternyata ada delay lagi, mungkin sekitar 2 jam karena pesawat dari Jakarta terlambat berangkat. Yah.... kami semua kecewa sekali, apalagi sudah dalam kondisi lelah dan tidak nyaman. Kami bertiga sempat jalan-jalan di luar area Q13 karena AC di sana mulai terasa sangat dingin. Saat itulah aku mendengar beberapa orang pria bercakap-cakap dengan logat yang sangat aku kenal, ngapak-ngapak hahahaha... kami datangi, dan ternyata mereka berempat berempat berasal dari Cilacap, kota kelahiranku. Mereka bekerja di Brunai Darussalam dan hendak pulang ke Cilacap, sama-sama ada di pesawat yang akan kami naiki juga. Kami sempat mengobrol cukup akrab dan seru, karena merasa "teman sekampung" hehehehe....

Kemudian ada pengumuman bahwa kami harus pindah terminal. Jadilah semua yang sudah menunggu di area Q13 beramai-ramai memindahkan barang bawaannya ke Q15.

Kira-kira jam 12 malam waktu setempat, akhirnya kami semua memasuki pesawat Air Asia dengan kode penerbangan QZ 207. Tidak lama kemudian, pesawat tinggal landas meninggalkan bandara negeri jiran tersebut.

Minggu, 12 Juli 2015

Kami sampai di Soekarno Hatta International Airport sekitar jam 1 pagi WIB. Setelah melewati pos imigrasi, scanning barang sebagainya, kami segera menuju ke bandara domestiknya. Oh senang sekali aku bisa ada di negeri tercinta ini. Bisa pakai internet di hp tanpa harus mengandalkan wifi, saat melihat arloji langsung tahu waktu pada saat itu, tanpa harus berpikir, jam berapa waktu sesungguhnya di lokasi kami berada hahahaha....

Karena saat itu sudah sekitar jam 2.30 pagi, menurut security, free shuttle bus yang biasanya banyak singgah untuk mengantar penumpang dari international ke domestik, sudah jarang ada, baru sekitar jam 4 akan mulai banyak lagi. Jadilah kami menyewa 2 buah mobil Avanza untuk mengantarkan kami berdelapan beserta barang bawaan kami yang sangat banyak ini, ke bandara domestik. Itu pun ternyata dibayar semuanya oleh Ko Singgih. Sesampai di bandara domestik, antrian di terminal 1C sudah panjang dan mengular di luar. Dan harap maklum karena sudah sampai di Indonesia, banyak orang yang tanpa malu dan sungkan menyerobot antrian. Hmmmm... sangat berbeda sekali dengan pengalaman selama 2 minggu terakhir di negeri orang. Kalau kata Ko Singgih, kalau di Singapura justru amat sangat teratur dan patut diacungi 2 jempol dalam hal mengantri.

Setelah tiba giliran kami, barang discan semua, dan ternyata ransel yang dibawa suamiku dicurigai membawa "sesuatu". Ransel tersebut dibongkar seluruh isinya sampai berantakan semua, dan ternyata yang dipermasalahkan adalah cokelat bubuk di dalam kemasan kaleng, yang sebagian isinya juga ternyata tumpah :(

Saat mengepak kembali, karena terburu-buru, tas tersebut malah jebol hiks hiks.... untung kami melihat ada pos packing yang menggunakan cling wrap, jadi kami bungkus ulang tas tersebut supaya isinya tidak berserakan. Biayanya Rp. 50.000,- Setelah itu baru kami check-in di counter yang sudah ditentukan. Setelah selesai semua, kami berjalan menuju ke Gate yang ditentukan, dan jam 4.15 pagi, pesawat Citilink kami dengan kode penerbangan QG 815 berangkat menuju ke Surabaya.

Akhirnya, sekitar jam 5.30 pagi, kami mendarat di Juanda International Airport. Setelah mengambil semua barang bagasi, kami bertiga berpisah dan bersalaman dengan Ko Singgih, kami sangat berterima kasih dan bersyukur ada yang menemani di saat-saat berat dan penuh tekanan kemarin.

Keluar dari bandara, kami bertiga sudah ditunggu oleh kakak kandungku yang tinggal di daerah Waru, Sidoarjo.

Kisah selanjutnya mungkin sudah tidak relevan dengan tema traveling yah... tapi kami bertiga sudah sangat senang ada di Surabaya, wilayah yang tidak asing lagi bagi kami. Nanti malam kami akan pulang dengan kereta api Mutiara Timur jam 22.00, dan akan sampai di kota tempat tinggal kami, Banyuwangi, jam 4.25 esok hari. Terbayang aksi membersihkan abu di rumah dan membereskan barang besok yang pasti melelahkan hehehehe....

Perjalanan ini bagi kami dulu hanya merupakan impian saja, namun pada akhirnya bisa jadi kenyataan. Kami hanya orang-orang biasa, dari kota kecil, yang ingin melihat dunia luar.

Kami merencanakan perjalanan ini selama 1 tahun penuh, mulai mengamati harga tiket, membaca blog orang-orang yang pernah ke NZ atau pernah menggunakan campervan di sana. Namun demikian, ada saja yang meleset dari perkiraan dan perhitungan, dalam hal ini faktor alam yang tidak dapat diduga. 

Buat kalian semua yang masih bermimpi ingin pergi ke tempat yang diinginkan, wujudkanlah mimpimu semua dalam bentuk doa, niat baik, dan usaha. Dalam hal ini kami ditambah faktor nekat hahahaha.... 

Sebelum ini kami hanyalah katak dalam tempurung yang sudah berada dalam zona nyaman dan takut untuk keluar dari tempurungnya (terutama aku), tapi kami sudah menghabiskan total 17 hari di 3 negara, NZ, Australia, dan Malaysia (walau hanya di bandaranya). Dan kami yang belum pernah naik pesawat sebelumnya, kini sudah "berkeliling" di 9 bandara dengan 7 kali penerbangan selama itu hehehehe.... Setidaknya kami sedikit banyak bisa mengerti sekilas karakter orang-orang yang ada di 3 negara tersebut.

Semoga tulisan-tulisanku selama ini bisa menginspirasi kawan semua agar bisa mewujudkan mimpi. Kita hidup hanya satu kali lho.... jangan sampai kita menyesali hidup kita yang singkat ini.

Sedikit saran tambahan, apalagi seperti kami yang tidak berpengalaman ini, sering-seringlah berinteraksi dengan orang lain, baik itu penduduk setempat atau bukan. Kadang kita mendapatkan persahabatan dari orang yang tidak kita kenal, dan kadang kita mendapat bonus informasi menarik atau hal-hal yang perlu diketahui, yang sebelumnya kita tidak tahu. 

Jangan takut atau malu bertanya. Suamiku yang bahasa Inggrisnya paling pas-pasan pun, tidak malu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Kadang orang yang diajaknya bicara bingung, tapi pada akhirnya bisa lancar juga hahahaha... Apabila niat kita baik, niscaya dipertemukan dengan orang-orang yang baik pula ^_^

Selain itu, sekarang ini internet sangat mudah digunakan di mana-mana. Jangan malas mencari, gunakan Google Search atau Google Map untuk apa saja. Kalau kata teman suamiku Cokbun, Google sekarang ini sudah bukan lagi noun (kata benda), tapi verb (kata kerja). So, google anything you want to know. Kalau pakai Google Map terus nyasar, ya anggap saja bonus pengalaman baru hahahaha.... 

Saat ini jam 17.15 sore di rumah kakak tercinta di Waru, Sidoarjo, matahari mulai meredup, suhu 29 derajat Celcius, dan aku pamit dulu ya... 


Mungkin ini akan jadi catatan terakhirku, sampai kami tiba di rumah.

Terima kasih banyak atas dukungan semuanya selama ini... dari lubuk hati yang terdalam, terima kasih, terima kasih, dan terima kasih (づ ̄ ³ ̄)づ(づ ̄ ³ ̄)づ 


To be continued.......

NEW ZEALAND TRIP 2015 (20) - EXPLORING SYDNEY IN DOUBT

THE ONE TRIP THAT CHANGED MY LIFE FOREVER (CATATAN PERJALANANKU KE NEW ZEALAND)


Day 16-17: Jumat-Sabtu, 10-11 Juli 2015

Semalam aku baru bisa tidur jam 1.30 pagi. Pagi tadi aku bangun jam 7.30 dengan suhu 4 derajat Celcius di luar. Matahari bersinar cerah pagi ini.
Aku dan suami sempat turun ke lobby, dan kami berjumpa dengan beberapa orang yang sama-sama satu penerbangan dengan kami kemarinnya. Mereka warga negara Australia yang akan berlibur di Bali. Mereka tinggal di sebuah kota kecil yang jaraknya 3 jam dari Adelaide. Hari ini mereka akan pergi ke Melbourne, dan akan mencari tiket ke Denpasar dari Melbourne. Tapi itu pun tidak pasti berangkat, katanya. Pagi ini saja, Virgin Air membatalkan penerbangan ke Denpasar.

Aku dan suami mulai bingung hari ini, memikirkan apakah besok bisa pulang atau tidak. Kalau dibatalkan lagi bagaimana? Seandainya direfund pun, kalau tidak ada pesawat yang terbang ke Denpasar ya sama saja. Kalau yang pasti aman lewat Surabaya, tapi dari Sydney pun tidak ada penerbangan ke Surabaya, harus ke Melbourne dulu. Sydney ke Melbourne. Melbourne ke Surabaya, baru Surabaya ke Banyuwangi. Wow... terbayang berapa banyak selisih biayanya. Benar-benar pusing pagi ini, aku dan suami cukup lama berdiskusi sampai tidak memikirkan mau pergi ke mana hari ini.

Lalu tiba-tiba aku teringat, kami punya teman senasib, keluarga Ko Singgih. Lalu kami mengontak Ko Singgih, sembari bertanya hari ini akan ke mana. Kalau bisa searah, kami ingin sharing dan berdiskusi. Ternyata hari ini Ko Singgih dan keluarganya juga akan ke kota, jadi tadi kami janjian berangkat bareng.

Sekitar jam 11 kami bertemu di lobby, lalu berjalan kaki sama-sama ke stasiun Wolli Creek, dari situ kami beli tiket untuk ke stasiun di Town Hall. Karena mereka sepertinya sudah cukup sering berlibur di Australia, anak-anak Ko Singgih sudah paham tata cara di sana. Sewaktu akan membeli tiket kereta, mereka yang membelikan di mesin tiket. Sebetulnya cara nakal nih, tapi kami semua dibelikan tiket return dengan harga pensiunan, jadi murah banget, hanya AU$ 4.5 PP hahahaha.... tapi jangan ditiru ya cara ini, kalau ada petugas yang memeriksa atau ketahuan pastinya kena denda deh...

Kami naik kereta bersama. Ternyata Ko Singgih memiliki usaha travel agent, sungguh kebetulan sekali. Beliau menawarkan kalau butuh pesan tiket pesawat, booking hotel dan lain-lain bisa kontak beliau. Wah malah jadi nambah koneksi nih hehehehe....

Sesampai di Town Hall, kami berpisah karena mereka mau makan dulu, sejak pagi belum makan. Kami langsung berjalan kaki menuju Darling Harbour, katanya di sana indah. Kami berjalan santai dan sedikit memutar karena jaraknya hanya sekitar 1 km saja dari stasiun tadi.

Sekitar jam 12 siang, sesampai di Darling Harbour, jujur nih... aku agak kecewa, karena tidak seindah yang aku bayangkan sebelumnya. Kami yang biasa tinggal di kota kecil dan masih cukup banyak tempat pariwisata alam yang cantik di kota kami, melihat Darling Harbour rasanya kurang menarik hehehehe.... masih sedikit lebih bagus di daerah Quay kemarin. Namun demikian suasana juga cukup ramai di tempat tersebut, riuh rendah, banyak orang lalu lalang, dan makin siang bahkan makin ramai.


Kami sempat membeli fish n' chips lagi, karena yang paling terjangkau dan bisa kenyang untuk bertiga ya menu itu hehehehe.... Untuk membelinya pun harus cukup antri. Setelah itu kami juga sempat membeli minuman di Starbucks. Harganya agak sedikit lebih mahal dibandingkan di NZ, ditambah kurs dollar yang lebih tinggi pula.


Cukup lama kami berada di Darling Quarter sambil duduk-duduk, makan dan bersantai, karena tidak tahu mau ke mana lagi. Saking menganggurnya, aku bahkan sempat bertelepon ria dengan kedua orang tuaku, juga karyawan di kantor kami, karena sisa pulsa di nomer vodafone nya masih banyak sekali hehehehe...


Tidak lama setelah itu, keluarga Ko Singgih menyusul kami di Darling Harbour, lalu beliau mengajak kami ke Sydney's Paddy's Market. Katanya di sana segala barang murah, bahkan banyak penjualnya yang orang Indonesia. Kami berdelapan melewati Chinese Garden of Friendship, lalu lewat Harbour Street untuk menuju ke Paddy's Markets. Kami berpencar lalu berkeliling di sana. Seperti pasar tapi pasar modern, lebih banyak fashion, aksesoris, souvenir, kaos-kaos, pokoknya banyak deh.... dan memang harganya relatif murah di sana. Aku dan putriku sempat membeli coat karena dari dulu ingin punya. Bahannya lumayan menghangatkan, dan kami mendapat harga yang kami rasa pantas.


Selama di dalam Paddy's Markets, beberapa kali ada penjual yang menawarkan dagangannya dengan bahasa Indonesia, tentunya dengan pembeli dari Indonesia juga. Tapi yah begitulah, kalau diajak bicara seperti kurang senang hehehehe... mungkin karena kami terlalu ndeso, sehingga mereka malu bicara dengan kami.

Setelah selesai belanja dan melhat-lihat di sana, kami bertemu lagi dengan keluarga Ko Singgih, lalu kami berjalan bersama melewati China Town. Saat kami keluar dari Paddy's Market, hujan rintik-rintik turun. Kami diajak singgah di sebuah restoran Chinese Food di China Town ini. Lagi-lagi kami dijamu makan. Tadi aku tidak sempat memotret makanannya karena sungkan hehehehe... menunya tadi bihun goreng, siomay, dan laksa ayam. Untuk rasanya lumayanlah. Bihun goreng standar rasanya, laksa ayam lumayan enak, dan untuk siomaynya juga enak karena terasa sekali daging dan udangnya. Untuk harga juga tidak terlalu mahal, tidak semahal apabila kita makan di restoran ala western.


Selesai kami berdelapan makan bersama, kami berjalan kaki menuju ke stasiun Town Hall. Hujan rintik masih menemani kami, tapi karena banyak pertokoan di sekeliling kami, jadi tidak sampai kebasahan. Kami sampai di stasiun sekitar jam 18, lalu segera masuk ke platform 4. Kereta datang hanya 1 menit setelah kami menunggu. Kami berhenti di stasiun Wolli Creek seperti kemarin, lalu kami berjalan kaki sambil mengobrol menuju ke hotel. Kami bersyukur sekali karena ramalan cuaca hari ini harusnya hujan, tapi lebih banyak mendung atau hujan rintik-rintik saja, jadi kami tidak sampai basah kuyup dan kedinginan.


Sekitar jam 18.45 kami semua sudah sampai di hotel, lalu ke kamar kami masing-masing. Sekitar jam 19.15, kami bertiga dan Ko Singgih bertemu di lobby, malam ini kami akan ke bandara untuk menanyakan kepastian penerbangan pulang esok hari.

Kami bertiga ditemani Ko Singgih berjalan kaki ke bandara, lumayan juga jaraknya sekitar 1 km lebih berjalan kaki, dan jalannya cukup gelap pula. Sesampai di Jetstar service desk, kami masih harus berdiri menunggu. Hanya 1 orang yang sedang dilayani, tapi lama sekali, lebih dari 1/2 jam kami berdiri menunggu di belakangnya.


Setelah tiba giliran kami dilayani, OMG ternyata penerbangan untuk besok pun sepertinya dibatalkan, dan kami harus menunggu sampai tanggal 15 Juli untuk penerbangan berikutnya. Kami sudah tidak mau lagi berlama-lama di sini. Ada beberapa opsi dari Jetstar, refund berupa voucher perjalanan, menunggu sampai tanggal 15, atau mengubah destinasi penerbangan kami. Tadinya kami memilih untuk mengubah destinasi penerbangan kami, ke Jakarta atau Surabaya. Ternyata selisih biayanya cukup banyak, lebih dari 9 juta rupiah jika ke Jakarta, dan lebih dari 15 juta rupiah jika ke Surabaya. Lamaaaa sekali, aku dan suamiku mengkalkulasi, berpikir dalam keadaan tertekan. Setelah ko Singgih melihat-lihat harga penerbangan dari maskapai lain, akhirnya kami setuju untuk refund. Saat itu sudah hampir jam 21 malam dan service desk akan tutup dalam waktu 10 menit.

Ko Singgih lalu berusaha untuk booking tiket dari maskapai lain. Yang tersedia untuk besok hanya Air Asia, dengan rute Sydney ke Kuala Lumpur, dan Kuala Lumpur ke Jakarta. Ada juga Jestar sama seperti yang disampaikan oleh petugasnya tadi, tapi berangkat jam 6 pagi. Sedangkan yang Air Asia berangkat jam 10.55 pagi. Akhirnya jadilah kami memesan tiket Air Asia untuk kami semua berdelapan. Selesai booking sudah sekitar jam 22.30 malam. Kami di bandara terus selama itu. Sungguh sangat melelahkan dan membuat kami tertekan.

Kami juga sempat bertemu dengan pasangan suami istri yang berdomisili di Bali dan mereka pun satu penerbangan dengan kami waktu ditunda kemarin. Kemungkinan kami akan jadi satu penerbangan juga dengan mereka berdua. Kami masih lebih beruntung karena masih bisa tidur di hotel malam ini. Mereka berdua sudah merefund tiket sejak pagi, oleh karenanya malam ini mereka tidak mendapatkan akomodasi dari Jetstar, sehingga mereka berdua terpaksa tidur di bandara.

Setelah kami yakin sudah mendapatkan tiket sampai ke Jakarta, kami berempat berjalan kaki lagi kembali ke hotel. Kali ini karena sudah malam, dan banyak pintu akses yang ditutup. Beberapa kali kami harus memutar jalan. Kaki ini rasanya sudah lelah dan pegal semua, tapi apa boleh buat, kami harus menjalani semua ini.

Setiba di hotel, kami berpisah dengan Ko Singgih. Aku segera mengepak ulang barang bawaan kami, karena jatah bagasinya kali ini hanya 20 kg. Yang sebelumnya di Jetstar kami membeli bagasi untuk 30 kg.

Sementara itu suami dan putri tercinta memesan makanan dari hotel, karena belum makan sejak sore tadi. Aku masih melanjutkan packing sampai lupa belum mandi saking stressnya. Setelah itu aku mandi dulu, lalu masih melanjutkan packing. Selesai packing baru ada kesempatan bagiku untuk menulis. Sepertinya aku ketiduran saat menulis sekitar jam 1.30 pagi. Sempat terbangun, lalu tidur lagi. Sungguh sangat lelah rasanya.



Sabtu, 11 Juli 2015


Pagi hari, aku bangun jam 5.30 pagi, dan memastikan semua barang sudah pada tempatnya. Suamiku bangun jam 6 pagi. Kami sempat turun ke lobby dan diajak berbincang dengan seorang pria dari Canberra. Beliau di Sydney untuk bekerja dan tinggal di hotel ini. Cukup menyenangkan berbincang dengannya ^_^

Jam 6.45 pagi, suami dan putri mengambil jatah sarapan terakhir mereka. Setelah itu kami mandi, bersiap-siap, dan jam 8.15 kami harus sudah berada di lobby. Shuttle dari hotel akan menunggu kami saat kami check out, dan kami semua akan segera diantar ke Sydney International Airport. Sempat ada sedikit masalah ketika check-out, yakni keluar tagihan makanan malam pertama. Setelah dijelaskan situasinya dan bahwa kami tidak menerima makanan tersebut, akhirnya tagihan dibatalkan.
Kami akan pulang hari ini, mudah-mudahan tidak ada kendala selama di perjalanan.

Kami bertiga masih harus menempuh perjalanan dari Sydney ke Kuala Lumpur, Kuala Lumpur ke Jakarta. Sampai di Jakarta menjelang tengah malam. Lalu jam 4 pagi kami terbang lagi dari Jakarta ke Surabaya. Setelah itu masih belum pasti akan pulang ke Banyuwangi naik apa. Arus mudik di Indonesia sepertinya sudah mulai ramai, semua transportasi sudah dua kali lipat harganya.

Terima kasih untuk berkenan membaca sejauh ini.... ^_^


To be continued.......