DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Thursday, August 29, 2019

NZ TRIP 2017 (19) - WANAKA - ROYS PEAK - INVERCARGILL


Day 26: Sunday, March 26th, 2017


Today was super amazing!!!
Terbangun jam 6 pagi hari ini, aku disambut oleh suhu 6 derajat Celcius dan hujan rintik saat keluar dari kamar. Setelah melakukan rutinitas pagi hari, aku membuatkan sarapan untuk suami dan kemudian masak untuk bekal makan siang. Karena ada oatmeal peninggalan Philipp, kadang suami sarapan oatmeal supaya praktis, dan biasanya langsung dimakan dari pancinya supaya tidak banyak cucian hehehehe... πŸ˜„
Usai urusan di dapur, kami mandi pagi dengan air hangat, lalu berbenah, membereskan barang-barang dan menatanya kembali di dalam mobil. Setelah itu kami masih sempat tidur lagi  (hahahaha... soalnya kalau bangun pagi sekali sih πŸ˜‚), baru kemudian kami check-out jam 10.05 pagi. Oya, kalau kita sudah membayar pada saat check-in, biasanya pada saat check-out kita tidak perlu menyerahkan kunci atau berpamitan kepada petugas/pemiliknya, namun bisa meninggalkan kunci kamar di atas meja atau kasur dan langsung saja pergi. Dari Wanaka Kiwi Holiday Park, kami langsung menuju ke Roys Peak Track Parking di Glendhu Bay yang berjarak sekitar 5,5 KM saja. Pemandangan sepanjang jalan yang hanya beberapa kilometer ini sangat indah dengan pegunungan yang di mana-mana.



Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
  • Roys Peak
  • Crown Range Summit
  • Fergburger, Queenstown
  • Garston
  • Invercargill
Total jarak yang ditempuh kurang lebih 275 KM dengan mobil, ditambah jalan kaki yang tidak dihitung jaraknya.

Roys Peak Track dikatakan sebagai salah satu day-hike terbaik di New Zealand dan memang sangat populer. Dari puncak Roys Peak tampak pemandangan mengagumkan melintasi Lake Wanaka dengan pulau-pulau dan pesisir-pesisirnya, Mount Aspiring/Tititea dan puncak-puncak gunung besar yang bersalju di Southern Alps/Kā Tiritiri o te Moana. Dengan jarak total 16 KM (pulang pergi) dan track yang terjal, dibutuhkan level kebugaran yang tinggi untuk mendaki gunung ini. Normalnya durasi yang dibutuhkan sekitar 5-7 jam pulang pergi dan anjing tidak diperbolehkan berada di sepanjang track ini. Perubahan elevasi dari dasar hingga ke puncak track mencapai 1.228 meter. Tracknya bisa dibilang selalu menanjak, terjal di beberapa tempat, dan sangat jarang yang datar apalagi menurun.

Dengan kota Wanaka yang indah sebagai latar belakang, pendakian dimulai dari ketinggian yang sejajar dengan danau melintasi lahan pertanian dan kemudian naik terus melintasi padang rumput hingga ke Roys Peak Summit yang setinggi 1.578 mdpl. Suara belalang dan serangga lain kadang akan terdengar di sekeliling saat pendakian mencapai 1.500 mdpl.

Roys Peak Track ditutup tanggal 1 Oktober - 10 November setiap tahunnya karena musim beranak biri-biri yang ada di area ini. Perlu diketahui, sebagian track yang ditempuh merupakan lahan pribadi, karenanya diharapkan untuk menghormati properti dan ternak sang pemilik. Berjalanlah di track yang sudah ditentukan dan kembalikan gerbang-gerbang seperti semula. Apabila mendaki di musim salju, diperlukan keahlian menggunakan peralatan seperti kapak salju dan crampon. Sebagai tambahan, bagian puncak track ini memiliki medan longsor yang menantang di atas ketinggian 1.000 mdpl.

Musim panas merupakan musim terbaik untuk mendaki karena siang hari yang lebih panjang, sehingga menjadi masa yang paling ramai bagi orang untuk mendaki track ini, karenanya berangkatlah lebih awal supaya mendapatkan tempat parkir, atau bisa juga bersepeda atau jalan kaki dari kota ke tempat parkir. Karena cuaca bisa berubah sewaktu-waktu di wilayah ini, hypothermia menjadi resiko yang paling sering terjadi walaupun di musim panas.

Sebuah toilet long drop disediakan di awal dan akhir track, dan tidak ada yang menjual makanan atau minuman di sepanjang track maupun di puncaknya, karenanya pastikan membawa makanan dan air yang cukup. Selain itu sebaiknya kenakan water/windproof jacket, topi, sarung tangan, sunscreen, dan pakaian berlapis. Pakailah sepatu yang kuat, dan siapkan headlamp untuk berjaga-jaga. Pengoperasian drone juga harus seijin DOC.

Kira-kira 6,5 KM dari titik awal pendakian merupakan lookout point yang sering tampak di foto-foto. Ini sebetulnya bukan puncak Roys Peak yang sesungguhnya. Dari lookout ini masih harus hiking lagi sejauh 1,5 KM untuk Roys Peak Summit. Apabila memungkinkan, cobalah untuk berjalan hingga ke puncaknya, walaupun view terbaik memang dari lookout.


Kami sampai di tempat parkir yang dituju jam 10.20 pagi, dan sudah ada beberapa mobil yang terparkir di sana. Setelah memarkirkan mobil, kami bersiap-siap untuk mendaki. Berbekal sweater/jaket, sepatu kets murah terbaik yang kupunya, masing-masing membawa sebuah trekking pole (pinjam dari Sherly), sebotol air putih, sebotol kecil scotch, tongsis, keripik kentang, doritos, dan sebatang cokelat, mulailah kami berdua mendaki jam 10.35 pagi. Karena kami berdua sadar diri bahwa kami bukan trekker atau hiker, kami hanya berniat akan mendaki sekitar 1 jam saja dan kemudian turun kembali, atau sekuat kaki melangkah saja.



Cuaca bisa dibilang agak mendung dan berkabut. Jalan setapak yang kami lalui jelas dan sudah nyaman serta aman, berupa pasir, kerikil, dan tanah sepanjang track yang cukup lebar. Ada beberapa jalan pintas yang curam, dan kami selalu memilih jalan pintas tersebut, karena bisa lebih hemat waktu walaupun sebetulnya lebih boros tenaga juga hahahaha.... 😁😁
Sekitar jam 12 siang kami tiba di sebuah tempat yang ada meja pikniknya, jadi kami istirahat agak lebih lama di sini sambil makan snack yang kami bawa. Pemandangan di sini indah sekali.



Kami mendaki selama lebih dari 3 jam, tentunya dengan banyak berhenti untuk istirahat, dan banyak didahului oleh orang lain. Bahkan ada juga naik sambil jogging lho, kami sampai salut dibuatnya hehehehe... 😲😲😲 Kami sendiri berkali-kali berhenti karena ngos-ngosan akibat rute yang selalu mendaki, dan tidak sedikit yang cukup curam. Walaupun mendaki, tapi karena jalan kami relatif lambat, kami tetap merasa dingin dan tidak sampai berkeringat.

Untuk viewnya, sebetulnya dari awal pendakian pemandangannya sudah tampak sangat indah. Danau dan kota Wanaka tampak jelas di depan mata. Semakin tinggi, apa yang terlihat di depan mata tampak semakin menakjubkan. Sekitar jam 1 siang kami mulai memasuki kabut tebal yang tadinya tampak dari bawah, yang rasanya tidak mungkin dijangkau. Sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, kami berada di dalam, bahkan kemudian di atas kabut tersebut. Rasanya bagaikan berada di negeri di atas awan. Danau, kota dan bukit-bukit, bahkan lautan kabut pun tampak berada di bawah kami. Rasanya sungguh luar biasa dan menakjubkan!!! 😍😍😍 Selain itu banyak biri-biri yang sangat lucu yang beberapa kali kami jumpai di sepanjang jalan setapak. Mereka sering melihat pada kami yang sedang berjalan melewati, tapi kalau didekati langsung kabur.
Berkali-kali kami mengatakan bahwa kami sudah gila, mendaki setinggi dan sejauh ini. But hey, we did it! We really walked this far!!! Beberapa kali kami bertanya kepada orang-orang yang sedang berjalan turun untuk kembali, kebanyakan mengatakan sudah tidak jauh lagi untuk sampai ke puncaknya, namun entah itu benar atau mereka menjawab demikian agar kami tetap semangat berjalan. πŸ˜€



Semakin ke atas, semakin sedikit foto yang bisa diambil karena sekeliling kami hanya berupa kabut tebal, jadi semuanya hanya terlihat berwarna putih saja. Menjelang jam 2 siang, kami berhenti istirahat karena merasa sudah cukup lelah dan mulai lapar. Tiba-tiba kabut tebal yang menutupi segala sesuatu di sekitar kami perlahan menghilang tertiup angin. Pemandangan yang terlihat di depan mata kami benar-benar luar biasa menakjubkan. Tiada kata dan foto yang bisa menggambarkan keindahannya. Tuhan sungguh baik, mengijinkan kami melihat semua itu walaupun hanya sejenak, karena begitu kami selesai memotret, kabut tebal kembali datang dan menyelimuti seluruh area di sekitar kami.



Akhirnya kami memutuskan untuk turun saja karena kami sudah lapar dan sepertinya jika naik terus juga tidak akan terlihat apa-apa. Perjalanan turun tentunya lebih cepat daripada waktu mendaki. Beberapa kali menuruni shortcut yang curam sekali, rasanya agak seram juga sampai aku harus merangkak hehehehe... Kami masih berhenti untuk istirahat namun hanya sejenak dan lebih jarang.
Saat berhenti di tempat yang ada meja pikniknya tadi, kebetulan sedang ada beberapa orang yang melakukan terjun dengan parasut (paragliding). Kami melihat mereka sebentar, kemudian melanjutkan berjalan menuruni gunung. Setelah berjalan kaki total sekitar 1,5 jam, kami tiba di tempat parkir mobil sekitar jam 3.30 sore dengan perasaan sangat bahagia karena sudah kelaparan hahahaha... πŸ˜‚πŸ˜Sesampai di mobil, aku langsung menghangatkan kembali bekal makan kami yang ditinggal di dalam mobil dan kemudian segera makan dengan lahap. Lututku sampai terasa lemas karena berusaha berjalan dengan cepat di medan yang turun terus.



Tadi malam sebetulnya kami mempunyai rencana akan menginap satu malam lagi di Wanaka. Nah, karena ternyata suasana masih terang dan katanya suami masih kuat menyetir, kami berdua sepakat untuk bermalam di Arrowtown atau Queenstown saja, sedikit lebih dekat ke Invercargill. Jadi usai makan kami segera meninggalkan tempat parkir mobil dan berkendara menuju ke arah Queenstown.
Pemandangan pegunungan di perjalanan masih membuatku terpukau, apalagi saat kami melewati Crown Range Road. Bisa dibilang ini merupakan jalanan nomor dua terfavoritku setelah Lindis Pass, dan kami selalu menyempatkan berhenti di Crown Range Summit. Kali ini pun demikian.



Kami sampai di Crown Range Summit sekitar jam 4.40 sore. Cuaca terlihat mendung dan gunung-gunung di depan mata tampak diliputi kabut tebal. Yang pasti udaranya sangat dingin dan angin bertiup cukup kencang. Kami sampai kedinginan saat memotret di tempat ini, dan saat gerimis turun akhirnya kembali masuk ke dalam mobil dan membuat secangkir kopi untuk dinikmati berdua sembari menghangatkan diri dengan angin panas yang keluar dari heater mobil. Sembari mengobrol dan berdiskusi, kami memutuskan akan langsung pulang ke Invercargill saja dan tidak jadi menginap lagi malam ini, agar bisa nyaman beristirahat di "rumah sendiri". Sekitar 10 menit kemudian kami melanjutkan berkendara, untuk kemudian berhenti lagi di Crown Range Road Scenic Lookout. Setiap berada di sini aku selalu terkenang dengan pengalaman pertama berada di tempat ini dan merasa takut bahwa tubuhku akan kabur terbawa angin saking kencangnya angin saat itu hehehehe...πŸ˜…



Beranjak pergi, kami melanjutkan perjalanan dalam suasana berkabut di luar mobil. Setelah perlahan-lahan melalui jalanan yang berliku-liku tajam menurun ke arah Queenstown, kami mampir dulu ke toilet umum di dekat Supermarket Countdown di Five Miles Shopping Centre Queenstown karena ingin buang air kecil. Kebetulan toiletnya kali ini banyak, bersih, dan sepi. Setelah itu kami memasuki kota wisata Queenstown.



Kami langsung menuju ke Fergburger, karena tujuan utama ke Queenstown memang hanya untuk membeli burger saja di sini. Tempat parkir pinggir jalan di sepanjang Shotover Street tampak penuh, jadi suami hanya menurunkanku di depan Fergburger dan kemudian mencari tempat parkir lain. Beruntung saat putar balik kemudian ada sebuah mobil yang baru saja keluar dari tempat parkir, jadi suami bisa langsung parkir di seberang Fergburger.
Suasana antrian terlihat cukup panjang, namun untungnya sekitar 10-15 menit kemudian giliranku memesan tiba. Aku memesan sebuah Fergburger with Cheese (NZ$ 12.5) dan dua buah Fergburger regular (NZ$ 11.5). Dua buah untuk kami sendiri, dan sebuah lagi untuk Sherly di Invercargill.



Kami menunggu sambil duduk di dalam dan mengamati tamu-tamu yang lain. Suasana benar-benar ramai di dalam ruangan restorannya, semua bangku terisi penuh, dan cukup banyak turis berwajah Asia, yang sepertinya berasal dari RRC dan India (atau daerah sekitarnya). Saat sedang memperhatikan mereka inilah ada seorang laki-laki RRC yang meludah di tempat sampah yang disediakan. Duuuuh menjijikkan sekali!!! πŸ˜·πŸ˜“πŸ˜ πŸ˜‘πŸ˜¨πŸ˜±πŸ˜±πŸ˜±
Aku lebih banyak memperhatikan para karyawan Fergburger bekerja, dari mulai memanasi rotinya, mematangkan dagingnya, dan meracik burger berdasarkan urutan pesanan. Menarik sekali melihat mereka bekerja. Setelah sekitar 15 menit dari waktu aku memberikan order, akhirnya pesanan kami selesai, dan setelah mengucapkkan terima kasih kami langsung meninggalkan tempat ini.



Waktu menunjukkan jam 6 petang saat kami mulai meninggalkan Queenstown menuju ke Invercargill. Hujan turun membasahi bumi, menemani perjalanan kami. Langit tampak kelabu dan gelap, dan kabut tipis hampir selalu ada di sekitar kami. Melewati Wye Creek dan Devil's Staircase di sepanjang tepian Lake Wakatipu rasanya sudah menjadi agak biasa bagi kami.
Sesampai di Garston, kami berhenti di toilet umumnya di sebelah Hunny Shop, tempat kami biasanya berhenti untuk istirahat. Kali ini pun kami berhenti di sini untuk makan malam burger yang baru kami beli tadi. Udara mulai terasa dingin.



Usai makan malam, kami melanjutkan lagi perjalanan. Makin ke selatan, udara terasa semakin dingin. Hujan juga menyertai sepanjang perjalanan, namun perut sudah kenyang dan berkendara didampingi orang tercinta mencukupkan segalanya. 😍😍😍
Setelah melewati kota Athol yang kecil, kabut yang agak tebal mulai menyelimuti sekeliling kami sepanjang jalan. Benar-benar seperti di negeri antah berantah rasanya. Biri-biri pun banyak sekali di padang-padang rumput. Herannya mereka tidak kedinginan ya? πŸ˜›

Kami tiba di Ythan Street Invercargill jam 9.15 malam dengan fisik yang sangat lelah, namun sekaligus bahagia karena sudah tiba kembali di "rumah" dan tentunya bertemu lagi dengan putri kami tercinta... 😘😘😘

Kami mengeluarkan barang-barang dari dalam mobil dan hanya menyisakan barang-barang yang tidak penting dan tidak akan terpakai malam ini, lalu menatanya di ruang tamu di bawah. Mungkin besok baru akan kubereskan semuanya.
Usai mandi dan mengobrol, akhirnya kami tidur lagi di kamar sempit dengan kasur selebar 70 cm di dalamnya hahahaha...


To be continued.......

No comments:

Post a Comment