Day 20: Monday, March 20th, 2017
Aku bangun jam 5.30 pagi dengan kondisi badan yang lebih segar daripada kemarin. Suhu pagi di Moana ini tidak sedingin waktu di Arthur's Pass kemarin, pastinya. π Walaupun sebenarnya malas sekali turun dari ranjang karena kasurnya yang nyaman, aku memaksakan diri untuk mulai beraktivitas, karena perjalanan panjang sudah menanti di depan mata. Rencananya kami akan berkendara hingga ke kota Bleinheim, yang berjarak sekitar 380 KM dari Moana, belum lagi kalau banyak berhenti di jalan.
Aku beraktivitas pagi, lalu membangunkan suami yang juga sepertinya agak bermalas-malasan pagi ini. Kemudian aku masak di dapur umum untuk bekal makan siang kami.
Pada saat aku dan suami masih di dapur, couple yang semalam masuk beserta putra mereka, dan akhirnya kami berkenalan. Mereka adalah Simon, Alison, dan putra mereka Dante yang berusia 13 bulan, dan berasal dari Seattle, USA. Ternyata di Moana ini pun mereka hanya menyewa non-powered site dan tidur di dalam tenda mereka. Kami bertanya kepada mereka bagaimana rasanya tidur di dalam tenda, siapa tahu lebih nyaman daripada tidur di dalam mobil yang sempit dan keras. Kata mereka, tidur di tenda juga sebenarnya cukup menyiksa. Memang ruang tidurnya lebih luas, tapi tetap saja keras dan dingin walaupun sudah memakai sleeping bag. Dari penjelasan mereka inilah, kami mengurungkan niat kami sebelumnya untuk membeli tenda dan sleeping bag bekas. Jadi tetap tidur di mobil deh... π
Usai mandi dan mengemasi barang-barang, kami masih jalan-jalan di dalam area penginapan, dan kembali bertemu dengan beberapa burung weka yang sedang mencari makan. Setelah itu sekitar jam 9 pagi kami sudah check-out dari Lake Brunner Country Motel & Holiday Park.
Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
- The Old Ghost Road (Lyell Camping Ground - Buller Gorge)
- Lake Rotoroa
- Lake Rotoiti
- PakN'Save Bleinheim
- Whites Bay, Waikawa
Total jarak yang ditempuh kurang lebih 400 KM dengan mobil, ditambah jalan kaki yang tidak dihitung jaraknya.
Sandfly adalah serangga kecil, seperti nyamuk, tapi warnanya lebih gelap. Kalau digigit sandfly, gatalnya luar biasa dan kulit yang sensitif bisa sampai lecet. Gatalnya pun kadang bertahan sampai 2 minggu. Cukup (sejujurnya sangat) tidak menyenangkan memang.
Aku buru-buru menutup pintu mobil dan urung keluar, lalu suami menyemprotkan insect repellent di dalam mobil. Setelah itu kami keluar untuk ke toilet, dan cepat-cepat masuk ke dalam mobil usai dari toilet. Selama berjalan kaki hanya beberapa meter itu pun puluhan sandfly terus mengikuti dan berusaha menjadikan kami sebagai mangsanya. Akhirnya kami makan siang di dalam mobil daripada harus berurusan dengan ratusan sandfly selama makan, padahal camping ground ini cukup menyenangkan dan ada beberapa meja dan bangku taman yang bisa dipakai untuk bersantai.
Di Lyell ini juga ada The Old Ghost Road, yang merupakan jalur untuk tramping dan bersepeda, yang didanai sebagian oleh New Zealand Cycle Trail (NZCT). Dari semua proyek NZCT, The Old Ghost Road merupakan yang tersulit dan hanya untuk para pesepeda yang sudah mahir saja (grade 4 dari 5). Jalur ini menghubungkan jalan lama yang suram di Lyell (Upper Buller Gorge) ke Sungai Mokihinui di utara. Jalur sepanjang 85 KM ini melintasi hutan-hutan, sungai, dan lembah-lembah yang terlupakan. Titik tertinggi jalur ini mencapai 1.280 mdpl.
Usai makan siang, kami segera meninggalkan camping ground, dan langsung menuju ke Lake Rotoroa di Murchison, selatan Gowanbridge. Kami tiba sekitar jam 1 siang, dan suasana di sekitar danau tidak tampak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang saja selain kami. Aku membuat secangkir kopi untuk kami berdua, dan kemudian turun menyusul suami yang sedang meotret di sekitar danau. Kami ngopi sambil duduk-duduk di tepi danau, menikmati suasana yang sangat tenang. Air danaunya tampak tenang dan kebiruan akibat pantulan langit yang biru. Yang mengganggu suasana dan ketentraman hanya satu: sandfly!
Kami juga berjalan-jalan ke dermaganya di mana ada sebuah motorboat tertambat. Sempat melihat sepasang angsa hitam yang berenang kesana-kemari dengan malu-malu. Kami sempat mengobrol sejenak dengan couple yang sedang backpacking juga di New Zealand.
Lake Rotoroa (Maori: danau panjang) terletak di perbatasan Lake Nelson National Park di South Island, New Zealand. Debit air di danau ini berasal dari sungai D'Urville dan Sabine. Titik terdalamnya adalah 145 meter dan danau ini sepenuhnya dikelilingi oleh hutan beech. Rotoroa merupakan komunitas kecil di dasar danau, dan Gowan River mengalir keluar dari danau pada titik ini, sehingga menjadikan danau ini sebagai salah satu sumber air Buller River.
Sekitar jam 1.40 siang, kami meninggalkan Lake Rotoroa, dan menuju ke Lake Rotoiti yang berjarak 43 KM. Lake Rotoiti berada di St. Arnaud dan disebut juga Lake Nelson.
Area sekitar Lake Rotoiti tampak sangat sepi. Danaunya cukup indah, namun pegunungan yang menjadi latar belakangnya membuat pemandangan di sini menjadi istimewa. π Yang lebih menyenangkan lagi, di danau ini banyak sekali itik liar, dan mereka langsung berdatangan menyerbu saat kami memberi mereka makan roti tawar. π
Sekitar jam 3 siang kami kembali berkendara, menuju ke kota Bleinheim yang berjarak 104 KM dari Lake Rotoiti. Semenjak siang hari cuaca panas, matahari bersinar terik dan panasnya cukup menusuk di kulit. Sedangkan pada malam hari dinginnya juga sampai serasa menembus tulang. Benar-benar perubahan cuaca yang drastis. π
Blenheim (/ ΛblΙnΙͺm /) (MΔori: Waiharakeke) merupakan kota terpadat di wilayah Marlborough yang berlokasi di timur laut South Island, New Zealand. Populasi di daerah perkotaan adalah 31.600 jiwa (Juni 2018). Daerah sekitarnya dikenal sebagai pusat industri wine. Bleinheim memiliki salah satu iklim paling cerah di New Zealand, dengan musim panasnya yang hangat dan relatif kering serta musim dingin yang sejuk.
Sebagian besar penduduknya berasal dari Eropa, terutama keturunan Inggris, Irlandia, Jerman, dan Belanda. Keragaman etnis di kota ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan masuknya sejumlah besar orang Amerika Selatan (kebanyakan Brasil) dan Asia (terutama Indonesia, Jepang, Korea dan Filipina), yang bekerja di sektor perkebunan anggur yang berkembang.
Tiba di Bleinheim sekitar jam 4.30 sore, kami langsung menuju ke PakN'Save untuk belanja bahan makanan dan bensin. Setelah memarkirkan kendaraan, kami masuk ke dalam supermarketnya yang besar ini. Selalu senang melihat segala macam produk yang dijual di supermarket-supermarket di New Zealand, karena pada umumnya tertata dengan rapi dan serba teratur. Kebetulan di PakN'Save Bleinheim ini banyak produk edisi Paskah, karena sebentar lagi Paskah akan tiba.
Berikut ini hasil belanja di PakNSave:
- Blue Bird Original Cut $1.29 - 3 pcs
- Doritos $1.89 - 3 pcs
- Hardys Chardonnay $6.99
- Keri Orange Pulpy $2.19
- Offal Lambs Fry $1.87
- Brinks Chicken Nib $3.67
- Tomatoes $3.49/kg
- Broccoli $0.95
- Kiwifruit Green $4.99/kg
- Cabbages Half $1.89
- Eggs Fresh Cage 12s $3.09
- Grape Red $7.99/kg
Setelah perbekalan dan bahan bakar cukup, berbekal Camper Mate kami mampir sejenak di sebuah toilet umum di tepi sebuah taman, dan setelah itu baru meninggalkan Bleinheim dan melanjutkan perjalanan menuju ke tempat bermalam kami malam ini: Whites Bay Camping Ground di Waikawa, sekitar 25 KM timur laut Bleinheim. Sebelumnya suami yang memutuskan untuk memilih tempat ini, karena lokasinya yang dekat dengan pantai, dikelola oleh DOC, dan memiliki review yang bagus.
Setelah melewati kota kecil Rarangi, medan jalan menuju ke Whites Bay bisa dibilang agak sulit, karena banyak belokan tajam dan jalannya cenderung menanjak. Kami tiba di area camping ground sekitar jam 6.30 petang dengan segala rasa lelah akibat perjalanan jauh seharian dan teriknya matahari. Kami mengisi formulir dan membayar dengan cara yang sama dengan waktu di Arthur's Pass. Biayanya NZ$ 8/orang/malam.
Walaupun lokasinya berada di tepi pantai, kami memilih untuk parkir di sebuah lapangan rumput di dekat toilet, selain supaya mudah mengakses toilet dan karena kebetulan lebih sepi. Tampak sudah cukup banyak kendaraan yang terparkir di spot-spot yang berada di dekat pantai, dan banyak juga orang yang sedang berjalan di sana-sini.
Ada dua buah toilet di Whites Bay Camping Area (setidaknya di area kami parkir, karena ada toilet-toilet lagi di area lain) dengan kondisi yang sangat bersih (untuk ukuran toilet umum), dan keduanya memiliki shower, walaupun hanya ada air dingin. Terdapat juga semacam bangku untuk duduk dan handle untuk berpegangan bagi para manula atau handicaped. Area campingnya sendiri sangat luas, dengan banyak meja-bangku taman di berbagai tempat. Suasananya pun menyenangkan, dengan hamparan rumput dan pepohonan hijau di sana-sini.
Suami meregangkan tubuh sembari berjalan-jalan di sekitar camping area, sementara aku masih mengatur dan menyimpan barang belanjaan. Selesai berbenah, aku segera mandi sebelum udara makin dingin atau toiletnya antri. Suami juga mandi dan setelahnya jadi kedinginan hehehehe... π
Wah, sensasinya itu lho, mandi air sedingin es di udara dingin, benar-benar mengejutkan tubuh, tapi sekaligus sangat menyegarkan, apalagi setelah seharian lebih banyak terpapar sinar matahari yang terik.
Usai mandi dan segar kembali, aku mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk masak makan malam, ketika ada dua orang berusia paruh baya yang mendatangi mobil kami. Ternyata mereka mengecek tiket pembayaran untuk masuk ke camping area ini. Jadi pada saat register tadi, memang ada form yang dimasukkan ke box dengan uangnya, serta form lain untuk diletakkan di kaca depan mobil untuk pengecekan seperti ini. Aku sempat sedikit bertanya-tanya kepada mereka, dan keduanya bekerja sebagai volunteer (sukarelawan). Memang ketika di Arthur's Pass tidak ada yang mengecek, namun bisa saja sebenarnya dicek pada saat kami tidak berada di dalam mobil, saat kami sudah tidur, atau dini hari saat orang belum mulai terbangun.
Nah, jadi jangan coba-coba untuk tidak jujur ya, kalau memang harus membayar ya sebaiknya dibayar, daripada ketahuan tidak membayar dan bisa-bisa kena denda yang lebih besar nantinya dan tentunya memalukan sekali. π
Setelah itu aku masak dan kami berdua makan malam bersama di bangku taman. Usai makan kami mencuci semua perabotan kotor di sink yang disediakan di luar toilet, kemudian berusaha sedikit menjelajah di dalam camping area. Karena hari sudah mulai gelap dan udara mulai terasa dingin, kami hanya berjalan sebentar saja dan memutuskan untuk istirahat saja di dalam mobil.
Sejauh ini, selama menginap di freedom camping ground atau DOC sites yang berbayar namun relatif murah, kami selalu jadi satu-satunya orang Asia. Entahlah, mungkin turis Asia lain memang tidak mau repot dan bersusah payah atau memang ada dana lebih untuk menyewa motorhome, penginapan atau kamar, sehingga tidak ingin mencoba tempat-tempat gratisan atau murah seperti kami hahahaha... ππ
Memang sih kalau boleh jujur, pasti rasanya lebih nyaman menginap di hotel, motel, lodge, cabin, atau holiday park daripada tidur di dalam tenda atau mobil kecil di mana harus berdesakan dengan berbagai macam barang dan bahan makanan. Belum lagi sakit fisik yang ditanggung kalau tidur di mobil akibat usia. Namun kami juga tidak ingin terlalu boros pengeluaran untuk akomodasi, karena akomodasi/penginapan di New Zealand termasuk sangat mahal, bahkan yang termahal dibandingkan semua pengeluaran lainnya.
Jadilah malam ini kami berdua kembali tidur di dalam mobil. Mudah-mudahan posisi tidurnya akan sedikit lebih nyaman malam ini, karena tadi pagi aku sempat mengatur ulang penataan duvet dan alas tidur yang kami miliki.
Malam semakin larut dan udara juga semakin dingin, namun malam ini kami kembali disuguhi pemandangan menakjubkan milky way, jutaan bintang yang menghiasi langit. Rasanya semua kelelahan hari ini akibat perjalanan panjang di bawah teriknya matahari seketika sirna menyaksikan keindahan di dalam kegelapan ini, dan aku sangat bersyukur masih diberi berkat untuk tetap bisa survive... πππ
To be continued.......
No comments:
Post a Comment