DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Saturday, July 14, 2018

VIETNAM & LAOS BACKPACKING 2018 (20) - ENJOYING CAT BA CITY


9 April 2018



Entah karena kasur yang sangat keras atau karena terlalu lelah, semalaman aku terbangun berkali-kali, hingga akhirnya benar-benar terbangun jam 4.30 pagi dalam kondisi masih mengantuk dan lelah. Suhu pagi ini, walaupun hanya 16 derajat Celcius, terasa sangat dingin. Jam 5.30 pagi tampak bahwa suasana di luar sudah mulai terang. Saat terbangun dari tidurnya, suami curhat bahwa sejak subuh dia mulai mules-mules dan mengalami diare, jadi sepertinya memang takdir bahwa hari ini kami memutuskan untuk tidak ikut boat tour.

Jam 6.40 pagi kami sudah turun untuk sarapan sembari menyampaikan kepada Vi bahwa hari ini kami tidak akan bisa ikut boat tour karena suami sedang diare, dan untungnya Vi mau mengerti dan sama sekali tidak tampak marah atau memasang wajah masam. Mungkin Tuhan memang memberi waktu untuk kami berdua untuk beristirahat hari ini ya... hehehehe...



Pada saat kami sedang menunggu sarapan, datanglah dua orang gadis bule yang cukup ramah. Kami berkenalan dengan mereka berdua, yang ternyata berasal dari Swedia. Yang berambut gelap bernama Frida, dan yang berambut pirang bernama Emilie. Kami sempat mengobrol cukup banyak dengan mereka, dan ternyata mereka justru akan ikut boat tour hari ini, jadi kami berharap bisa menanyakan pengalaman mereka setelah ikut tour ini.
Sementara itu ada seorang gadis yang sepertinya baru tiba di hostel ini. Kami juga berkenalan dengannya, namanya Sonja dan berasal dari Jerman. Dia memang baru saja sampai di Cat Ba setelah sebelumnya menghabiskan beberapa hari di Sa Pa. Katanya di Sa Pa sangat dingin, suhunya mencapai 5 derajat Celcius, sampai dia harus mencari penginapan yang menyediakan pemanas ruangan di dalam kamar (yang tentunya cukup mahal). Wah, yang orang Jerman saja kedinginan, bagaimana dengan kami ya? Dia juga menceritakan ikut trekking dengan sebuah agen di Sa Pa, yang menurut kami terlalu mahal tarifnya untuk ukuran kami (kalau tidak salah ingat sekitar US$ 90 untuk 3 hari 2 malam).

Sembari sarapan kami mengobrol, lebih tepatnya kami berempat lebih banyak bertanya-tanya kepada Sonja hehehehe... Bahkan Sonja yang baru datang untuk check-in pun mendapatkan sarapan gratis lho... Untuk sarapan, Victor Charlie Hostel menyediakan pancake atau roti dengan telur dengan kopi atau teh. Kalau tidak ada permintaan khusus, biasanya tamu akan dihidangkan pancake dengan buah yang ada. Pagi ini kami berdua mendapatkan pancake dengan irisan pisang di atasnya, dan masing-masing segelas kopi yang terbuat dari kopi instan. Untuk harga yang kami bayar, bagi kami sarapan ini termasuk cukup mewah.

Kami mengobrol di tempat terbuka untuk sarapan ini hingga jam 8 pagi, kemudian kami berdua berpamitan sementara Sonja diijinkan untuk tiduran di dalam lobby karena tampaknya dia lelah sekali setelah semalaman naik sleeper bus. Kami berjalan kaki ke CT Supermarket untuk membeli Vodka Hanoi seharga VND 98K, lalu kembali ke hostel. Naik ke kamar, kami mandi dan setelah itu suami lebih banyak beristirahat sementara aku masak nasi menggunakan panci dan kompor karena masih cukup trauma untuk menggunakan electric kettle untuk masak nasi hehehehe... Sementara menunggu proses menanak nasi, aku juga menyempatkan browsing untuk mencari tahu siapa tahu ada yang memberi review tentang tour dari hostel ini. Sepertinya review orang-orang di Trip Advisor cukup memuaskan.

Sekitar jam 10.30 pagi, setelah nasi matang aku pamit kepada suami untuk ke pasar demi membeli bahan-bahan untuk lauk hari ini. Karena aku melihat beberapa kamar sepertinya kosong, aku melihat-lihat dulu dari luar kamar-kamar tersebut. Ternyata kalau kami menginap di lantai 3 atau ke bawah justru tidak ada tempat menjemur pakaian yang langsung terkena sinar matahari karena tertutup di beberapa bagian.



Aku baru keluar dari hostel sekitar jam 10.45 pagi dan langsung berjalan menuju ke pasar yang semalam kami kunjungi. Selama berjalan kaki, beberapa kali ada tukang ojek yang menawarkan jasanya, yang kutolak dengan senyuman dan gelengan kepala. Walaupun berjalan seorang diri di kota ini, aku merasa sangat aman. Pada umumnya orang-orang tampak baik dan ramah, dan tidak tampak terlalu banyak turis. Jalanan pun tampak relatif sepi.



Sesampai di pasar, aku berkeliling untuk melihat-lihat apa saja yang dijual di sini. Seperti pasar lain pada umumnya, banyak dijual perabotan rumah tangga hingga segala macam barang kebutuhan sehari-hari. Di lorong yang menjual seafood lantainya tampak basah dan licin, sehingga aku harus berjalan dengan ekstra hati-hati agar tidak terpeselet. Di bagian lain tampak toko-toko kecil yang menjual berbagai macam bumbu masak, sembako, hingga berbagai macam bunga, sementara di bagian depan lebih banyak warung yang menjual makanan jadi berupa segala macam lauk pauk yang tampak menggiurkan. Aku membeli 750 gram daging babi seharga VND 45K, beberapa ikat kangkung seharga VND 12K, dan 1 kg sawi putih seharga VND 15K. Harga sayuran di Vietnam memang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan di Indonesia. Untuk daging babi jauh lebih murah, namun untuk daging ayam jauh lebih mahal, karenanya aku lebih sering membeli daging babi demi pengiritan hehehehe...



Sekitar jam 11.15 siang aku sudah mulai berjalan keluar dari pasar. Saat itulah aku melihat sebuah bakery yang sepertinya menjual berbagai macam jenis kue dan roti. Saat aku masuk, tidak ada orang yang menyambut, sampai aku melihat-lihat harga dan jenis roti apa saja yang dijual di sini, kemudian berteriak-teriak "hello" dan "sin ciao" beberapa kali, baru ada seorang perempuan yang keluar dari dalam dan melayani. Aku membeli sebuah donat bertopping cokelat untuk suami seharga VND 10K. Setelah itu baru aku berjalan kaki pulang kembali ke hostel.




Sesampai di kamar, suami langsung makan donat yang kubelikan dengan semangat. Aku sendiri menghabiskan waktu untuk masak kangkung dan daging yang baru kubeli dengan electric kettle. Kali ini sudah lebih memahami cara kerjanya, sehingga tidak ada lagi adegan gosong pada saat masak hehehehe...



Sekitar jam 1 siang kami makan bersama, dan setelahnya aku memanfaatkan waktu yang ada untuk mengerjakan pembukuan toko dan mencari informasi untuk tempat-tempat tujuan kami berikutnya.
Sekitar jam 2 siang aku dan suami tidur siang, dan baru terbangun jam 3.40 sore. Kami masih bermalas-malasan di alam kamar sembari ngopi. Sekitar jam 4.15 sore, kami mendengar Frida dan Emilie yang baru saja kembali dari day tour mereka (karena kamar mereka bersebelahan dengan kami), dan kami menanyakan kesan mereka mengenai pengalaman mereka hari ini. Intinya mereka berdua mengatakan bahwa day tournya sangat menyenangkan dan sangat sepadan dengan apa yang dibayar, apalagi makan siangnya cukup berlimpah ruah walaupun tanpa daging. Wah, kami berdua jadi merasa mantap untuk ikut tour ini besok.

Sekitar jam 5 sore, kami berdua cuci muka, lalu keluar untuk berjalan-jalan lagi di sekitar kota. Sempat mencari-cari informasi harga bus menuju ke Hanoi juga. Kali ini kami berjalan ke dermaga ferry Ben Tau. Matahari masih bersinar walaupun tidak seterik siang hari. Suasana di dermaga pun tidak tampak ramai, hanya ada beberapa pengunjung saja di tempat ini.
Kami berfoto-foto sembari menunggu matahari terbenam, hingga muncul seekor anjing black labrador dengan pemiliknya. Si anjing bernama Lucky dan sangat ramah kepada manusia. Pemiliknya yang sepertinya tidak bisa berbahasa Inggris pun sepertinya ramah walaupun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia sempat menyuruh Lucky untuk mandi sendiri di tangga di dermaga tempat menaik-turunkan penumpang dari perahu. Lucu sekali ^_^



Sementara matahari mulai terbenam di balik gunung-gunung, memancarkan cahaya jingganya memenuhi langit. Indahnya... dan betapa beruntungnya kami berdua bisa menyaksikan semua ini.



Setelah itu kami masih bermain-main dengan Lucky yang tubuhnya menjadi basah karena air laut, hingga pemiliknya kemudian mengajaknya pulang. Tidak lama setelah itu kami berdua juga meninggalkan dermaga yang menjorok ke laut ini, dan kemudian sempat duduk-duduk di tepi sebuah kolam air mancur di luar dermaga.



Di dekatnya juga ada sebuah tempat semacam panggung dan lapangan di depannya. Di lapangan ini tampak beberapa orang anak muda sedang bermain sepak bola. Kami melihat-lihat ke area di belakang panggung yang ternyata cukup bau pesing hehehe...



Setelah itu kami melanjutkan berjalan kaki menuju ke Can Ca Cat Ba (Cat Ba Fishing Port). View gunung menuju ke tempat ini juga keren sekali lho...
Dia area memancing ini ada beberapa perahu yang baru mendarat dan membawa hasil laut. Di sekitar area ini banyak rumah makan yang menawarkan seafood segar, dari rumah makan yang sepertinya agak mahal hingga yang berupa emperan di atas trotoar.




Sementara suasana sudah semakin remang-remang dan lampu-lampu di kota mulai menyala, memancarkan sinarnya yang berwarna-warni menerangi malam. Sekitar jam 6.30 petang kami berdua memutuskan untuk pulang ke penginapan.



Sesampai di penginapan, aku segera menyiapkan sayuran dan daging yang hendak dimasak, dan kemudian masak kangkung dengan daging babi dan tomat. Walaupun sederhana, namun enak sekali rasanya. Semenjak sore hari perut suami juga sudah mulai membaik sehingga kami memutuskan besok pagi akan mengikuti day boat tour yang ditawarkan oleh Vi sejak kemarin.
Usai makan, waktu sudah menunjukkan jam 8 malam lewat, dan aku masih berada di laptop untuk menyelesaikan pekerjaan hingga jam 10.45 malam. Setelah semua persiapan untuk besok beres, jam 11 malam kami berdua tidur agar besok bisa bangun pagi.



Hari ini karena tidak terlalu jauh berjalan-jalan, aku hanya menempuh sekitar 6 KM saja berjalan kaki. Secara keseluruhan, walaupun hari ini bisa dibilang kurang produktif, namun aku tetap bersyukur. Sepertinya memang ada saatnya kami butuh hari untuk beristirahat dari kegiatan travelling setiap hari yang seringkali melelahkan. Selain itu karena kebetulan kami menginap di tempat yang nyaman dan murah pula, jadi rasanya tidak sia-sia hehehehe...


To be continued.......

No comments:

Post a Comment