DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Tuesday, September 12, 2017

NZ TRIP 2016 (9) - EXPLORING TAUPO WITH BEST FRIEND II

Kamis, 22 September 2016


Tidur yang nyenyak dalam kamar yang hangat (karena ada selimut hangat beserta oil heater) membuatku bangun dalam keadaan segar dan bersemangat keesokan paginya. Membuat larutan lemon madu dan kopi pun di dapur yang modern dan menyenangkan di apartemen Shirley (sudah ijin sama yang punya lho hehehehe....)

Suhu udara di Taupo ini memang dingin, padahal sudah masuk musim semi. Mungkin karena letaknya di tepi danau. Menjelang jam 6 pagi, suasana di luar apartemen pun masih gelap. Namun demikian, tampak ada satu dua orang yang sedang jogging. Mungkin dengan melakukan aktivitas olahraga justru jadi tidak kedinginan ya... ^_^



Setelah Shirley, suami dan putriku semuanya bangun, kami sarapan dan minum kopi, lalu mandi dan bersiap-siap untuk petualangan baru hari ini. Shirley mengajak kami ke Waiotapu Thermal Track. Jaraknya sekitar 63 KM dari apartemen. Sepanjang jalan tampak dataran-dataran yang menghijau, juga ada beberapa kawanan sapi maupun biri-biri yang tampak sedang merumput. Menyenangkan sekali...



Kami sampai di lokasi Waiotapu Thermal Track menjelang jam 11 siang, dan langsung menuju ke Mud Pool-nya. Sebetulnya untuk ke Waiotapu ini lebih dekat dari Rotorua, jaraknya hanya sekitar 27 KM saja. Di area parkir Mud Pool ternyata sudah cukup banyak kendaraan yang diparkir. Tempat ini memang merupakan salah satu destinasi yang gratis, karena kebanyakan destinasi wisata lainnya yang berhubungan dengan geothermal di daerah ini berbayar, dan bagi kami cukup mahal hehehehe...
Sesuai namanya, Mud Pool merupakan kolam raksasa dengan lumpur yang meletup-letup akibat panas dari dasar bumi. Kami mengambil foto-foto di beberapa view point yang ada di sana.



Dari Mud Pool, kami menuju ke Lady Knox Geyser,yang berjarak hanya sekitar 2 KM. Dari tempat parkir, kita hanya berjalan sebentar saja untuk sampai di The Avenue. Tempat ini merupakan ampitheatre atau panggung terbuka, di mana pengunjung bisa duduk sambil menikmati "pertunjukan" utamanya, yaitu sumber air panas yang memancar dengan deras dari sebuah lubang. Menarik sekali menyaksikan Lady Knox Geyser ini. Air panas dari dalam bumi memancar seperti disemprotkan dari selang, dan pancurannya cukup tinggi, mencapai 10-20 meter. Airnya memuncrat sampai ke tepian pagar pembatas, namun karena hawa yang dingin, air yang muncrat tersebut sudah tidak panas lagi saat mengenai tubuh kita.




Seharusnya sepertinya tempat ini merupakan salah satu jujukan tour yang berbayar. Tiap harinya akan ada staff yang mendampingi di tempat ini jam 10.15 pagi. Kami sempat mengobrol agak lama sambil berfoto dan menonton sumber air panas yang luar biasa ini. 

Waiotapu sendiri berasal dari bahasa Maori, yang artinya air yang dikeramatkan atau air suci, dan merupakan area dengan geotermal yang aktif. Karena adanya sumber panas dari bawah kulit bumi inilah, banyak sumber air panas yang tersebar di wilayah ini, dan beberapa di antaranya bahkan penuh warna-warni yang indah. Beberapa di antaranya adalah Lady Knox Geyser, Champagne's Pool, Artist's Palette, Primrose Terrace, dan kolam lumpur yang mendidih, dan semuanya hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Selain tempat-tempat yang diharuskan membayar, sumber air panas alami ini banyak tersebar di sekitar area yang luasnya mencakup 18 kilometer persegi ini.
Area ini dilindungi sebagai "scenic reserve"sejak tahun 1931, dan dioperasikan sebagai tempat wisata bagi para turis, yang dikenal sebagai "Wai-O-Tapu Thermal Wonderland". Bisnis ini kemudian dibeli oleh Te Arawa Group Holdings (bisnis suku Maori setempat) pada tahun 2012 dari keluarga Sewell/Leindhart yang telah mengoperasikannya selama 30 tahun.
Dari Wai-O-Tapu inilah New Zealand State Highway 38 dimulai, melintasi hutan Kaingaroa, melewati Murupara, dan berlanjut terus sampai ke jalan yang belum diaspal menembus pegunungan Te Urewera sepanjang danau Waikaremoana, menuju Wairoa yang berbatasan dengan Hawke's Bay.
Wah panjang ya ceritanya.... hehehehe...

Nah, dari Lady Knox Geyser, kami ke Wai-O-Tapu Thermal Wonderland. Kalau masuk ke dalam, biayanya NZ$ 32,5 per orang. Di dalamnya nanti bakal banyak sumber air panas yang berwarna-warni. Tapi kami tidak masuk, karena cukup mahal. Kami hanya berfoto di luarnya, dan masuk ke toko souvenir yang letaknya tepat sebelum gerbang dan melihat-lihat di sana. Suasananya termasuk cukup ramai saat itu. Barang-barang yang dijual pun sebetulnya termasuk mahal, mungkin karena memang spesial untuk para turis ya...



Sekitar jam 12 siang, kami pergi dari tempat tersebut, lalu Shirley mengajak kami melihat Wairakei Geothermal Power, pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang sudah sempat kusebutkan kemarin. Jaringan pipa-pipa yang besar tampak di dalam fasilitas ini, dan kelihatan canggih sekali. Pembangkit listrik ini memanfaatkan panas yang keluar dari bumi, dan mengubahnya menjadi uap panas sebagai sumber energi listrik. Penelitian dan eksplorasi awal dilakukan mulai sekitar tahun 1950-an, dan selama itu sudah digali sekitar 200-an sumur panas. Pembangkit yang sekarang ini menggunakan daya dari 60 sumur panas yang masih aktif. Laju uap panas yang diproduksi sekitar 1.400 ton per jam, dan dipindahkan ke pembangkit listrik melalui pipa-pipa yang diinsulasi, dengan diameter pipa bervariasi antara 300-1.200 mm. Uap akan mengalir dengan kecepatan 200 km/jam di dalam pipa. Keren banget yah ^_^



Sewaktu di lokasi Geothermal Power ini, hujan rintik-rintik menemani kami. Sejak pagi hari, cuaca memang cenderung mendung dan dingin. Dari sana, kami pun kembali pulang ke apartemen Shirley untuk makan siang, beristirahat, dan ngobrol.

Sekitar jam 4 sore, kami diajak Shirley untuk berjalan-jalan di tepian Lake Taupo. Kami hanya tinggal menyeberang jalan untuk sampai ke tepi danau. Dari tempat tersebut, kami berjalan kaki menyusuri The Great Lake Walk, jalan setapak di sepanjang tepi danau, dari Two Mile Bay hingga Three Mile Bay. Kami banyak bertemu dengan orang-orang yang sedang jogging, bersepeda, atau membawa anjingnya jalan-jalan. Banyak sekali tempat-tempat indah di sepanjang tepi danau ini. Pohon-pohon yang bentuknya unik, tanjung-tanjung kecil yang menjorok ke danau, dan taman di mana anjing boleh dilepaskan tanpa tali.



Kami banyak mengobrol dan sharing selama perjalanan tersebut, dan baru kembali sekitar jam 18 petang saat suasana sudah mulai remang-remang. Setelah itu kami makan malam bersama. Kali ini chef Shirley membuatkan kami garlic bread, casserolle, dan lemon meringue pie sebagai dessert. Wah, semuanya benar-benar enak! Bahkan putriku sampai habis 4 potong pie lho....



Malam hari kami habiskan dengan mengobrol dan mengobrol lagi. Walaupun belum terlalu lama aku mengenal Shirley, bahkan ini baru merupakan perjumpaan kedua kami, aku merasa sangat cocok dengannya. Dia adalah tipe perempuan mandiri dan tangguh, dengan hati yang lembut. Tadinya aku sempat merasa kuatir akan merasa canggung apabila menginap di rumahnya, tapi ternyata ini menjadi salah satu pengalaman paling menyenangkan dan berkesan selama di North Island.Dan setelah mandi, kami pun tidur di kamar yang nyaman di apartemen Shirley... ^_^
To be continued........

No comments:

Post a Comment