Senin, 26 September 2016
Walaupun menginap di motel yang nyaman pun, aku tetap terbangun pagi-pagi sekali seperti biasanya. Seingatku, malam hari beberapa kali aku terbangun dan menyalakan ulang fan heater yang di dapur, karena tiap 2 jam akan mati sendiri. Akibatnya waktu terbangun subuh, sudah pakai electric blanket plus heater yang menyala semalaman, jadinya malah kepanasan hahahaha.... biasanya kalau bangun dan keluar dari selimut kan kedinginan, hari ini jadi agak lain dari kemarin-kemarinnya ^_^
Setelah melakukan aktivitas pagi, aku bersantai dan minum kopi di bangku yang disediakan persis di luar kamar sambil memanfaatkan fasilitas wifi. Kalau di luar udaranya dingin sekali ternyata. Setelah itu suamiku bangun dan sarapan roti yang kami bawa dari campervan.
Setelah itu kami berdua mandi, lalu sembari menanti kabar dari Andrew, kami berdua pergi berjalan kaki ke Super Liquor untuk membeli whisky. Di New Zealand ini agak susah untuk tidak minum alkohol, karena walaupun sudah masuk musim semi pun, udara tetap dingin. Tapi tentunya kalau minum pun jangan sampai mabuk atau melewati batas ya... ^_^
Sesampai di Super Liquor, kami masih harus menunggu beberapa menit sampai tokonya buka. Kami jadi pembeli pertama yang masuk pagi itu, tapi ternyata tidak lama kemudian ada juga pembeli lain yang masuk hehehehe...
Setelah selesai berbelanja, kami berjalan kembali ke motel sambil membicarakan kira-kira akan bagaimana dan melakukan apa hari ini. Sesampai di motel, putriku masih bermalas-malasan di tempat tidurnya, mungkin karena hangat jadi malas bangun. Kami pun hanya bersantai di dalam kamar motel karena tidak ada yang bisa dilakukan. Mau pergi jalan-jalan, takutnya campervan sudah selesai diperbaiki saat kami sedang pergi. Selain itu, peraturan motel pun seharusnya check out jam 10 pagi.
Sekitar jam 10 kurang, kami menerima telepon dari Andrew, yang mengatakan bahwa spare part untuk campervan kami belum akan sampai hari ini, dan seharusnya baru akan sampai besok Selasa. Andrew akan mengusahakan yang terbaik untuk kami bertiga, dan apabila sudah selesai, beliau akan memberi kabar lagi.
Aduh, sebenarnya aku sedih sekali, karena semakin banyak waktu yang terbuang, dan kemungkinan akan makin banyak tempat tujuan yang harus dicoret dari daftar yang sudah kubuat jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi kami pun tidak bisa berbuat apa-apa, selain menyetujui dan menunggu.
Aku sudah melihat-lihat Google Map, dan melihat bahwa hanya dengan berjalan kaki sejauh 1 KM lebih, kami bisa ke pantai. Maka kami bersiap-siap, lalu ke resepsionis dulu untuk memperpanjang satu malam lagi keberadaan kami di Blake Court Motel. Lagi-lagi wanita setengah baya pemiliknya menyambut den melayani kami dengan ramah. Beliau mengatakan esok paginya kami tidak perlu terburu-buru dan boleh late check out, karena toh cuaca sedang tidak baik belakangan ini, dan biasanya motel tidak akan sampai penuh. Saat kuberi tahu bahwa putriku suka dengan minuman cokelat bubuk yang disediakan, beliau bahkan berkata akan menambah ekstra stok cokelat kami hari itu saat dibersihkan hehehehe.... Setelah selesai membayar dengan credit card sebesar $165, kami pergi berjalan kaki untuk melihat suasana di kota dan sekitarnya.
Kota Whangamata terletak di bagian timur laut Coromandel Peninsula. Jaraknya 30 KM dari Waihi. Populasi di kota kecil ini hanya sekitar 3500 orang menurut sensus penduduk tahun 2013. Biasanya saat-saat liburan populasinya akan bertambah drastis, misalnya saat liburan tahun baru, pendatangnya saja mencapai 25.000 orang, walaupun setelah liburan usai populasinya kembali seperti sedia kala ^_^
Di wilayah sekitarnya, Whangamata dianggap memiliki salah satu pusat perbelanjaan terbaik.
Whangamata sendiri merupakan kota dengan latar belakang hutan alami, dan cukup terkenal karena aktivitas surfingnya. Perpaduan antara pasir putih, surfing, dan hutan inilah yang menjadikannya populer di musim panas sebagai tujuan wisata. Pantainya yang sepanjang 4 KM memberikan kenyamanan bagi para turis untuk tidak saling berdesakan.
Coromandel Forest Park yang melatarbelakangi kota ini juga sangat populer untuk tempat hiking, mountain biking dan berburu. Wentworth Falls walk pun dikatakan sangat indah.
Beberapa jalur yang bisa ditempuh untuk aktivitas walking/trekking antara lain:
- Parakiwai Valley (Wharekirauponga)
- Luck at Last Mine
- Broken Hills
- Wentworth Valley
Whangamata memiliki dua pantai yang terhubung langsung ke laut lepas, namun keduanya sangat aman untuk aktivitas berenang dan surfing. Di bagian utara kota ada pula pelabuhan yang aman untuk bersandar kapal, dan ada satu lagi muara di ujung selatan kota. Muara Whangamata merupakan muara yang terdangkal di sepanjang North Island.
Pantai Whiritoa, yang kami kunjungi kemarin, berjarak 15 menit berkendara dari Whangamata, dan ternyata pantai ini cukup terkenal. Pantai lainnya ada Onemana dan Opoutere. Onemana Beach menjadi populer karena sering diiklankan, dan merupakan tujuan wisata untuk berenang dan snorkeling.
Beberapa pulau dapat dilihat dari pantai Whangamata, seperti Pulau Hauturu dan Pulau Clark. Kedua pulau ini cukup populer di musim panas untuk melakukan aktivitas kayak. Pulau Hauturu bahkan bisa dicapai dengan berjalan kaki menyeberang saat air sedang surut.
Whenuakura, yang kadang disebut sebagai Donut Island atau Pulau Donat, berada sekitar 1 KM di sisi tenggara Otahu Beach di Whangamata. Dikatakan, dulu banyak hewanTuatara yang berkeliaran di pulau tersebut.
Yang perlu diingat, sejauh ini, pantai-pantai yang pernah kami datangi di New Zealand, tidaklah seindah dan seeksotis pantai-pantai di Indonesia pada umumnya, dan Bali secara khusus. Aku belum banyak menjelajah Indonesia juga, baru sering ke Bali, jadi perbandingannya ya Bali hehehehe.... (Catatan 2017: pendapat ini berubah saat mengelilingi lagi South Island, dan menemukan beberapa pantai yang sangat indah dan eksotis di West Coast). Pantai-pantai di New Zealand selama ini memang berpasir putih, dan pada umumnya bersih, tidak ada sampah, tidak ada pedagang kaki lima, tidak ada biaya tiket masuk (baru sekali di Moeraki Boulders, itu pun berupa sumbangan kejujuran), dan pastinya tidak ada yang namanya kalau duduk di bangku yang disediakan di tepi pantai, kita disuruh bayar (per jam pula!). Hanya saja, pantainya memang terlihat flat, datar, dan ombaknya biasanya juga tidak bergelora seperti pantai-pantai di Bali pada umumnya.
Kembali ke cerita, kami berjalan menyusuri jalan-jalan kecil dan jalan setapak, dan sempat menemukan sebuah genangan air yang lumayan besar akibat hujan yang tidak berhenti sebelumnya. Tidak lama kemudian kami sampai di pantai. Seperti dikatakan di atas, pantainya berpasir putih, namun terasa flat. Yang menyenangkan adalah karena sepi. Hanya sesekali terlihat satu dua orang sedang berjalan bersama anjing-anjing mereka.
Kami menyusuri sepanjang pantai sepanjang sekitar 2 KM, hingga sampai di Whangamata Wharf. Beberapa kapal tampak sedang melaju perlahan di muara tersebut, dan sisanya sedang berlabuh agak di tengah.
Setelah numpang di toilet umumnya yang bersih, kami duduk-duduk di bangku-bangku yang disediakan di tepi pelabuhan tersebut. Banyak mobil pribadi yang tampak di tempat parkir, dan tampak pula anak-anak muda sedang bercanda satu sama lain. Ada juga pasangan manula yang sedang duduk berdampingan di bangku, mereka tampak sangat damai dan mesra sekali hehehehe....
Sekitar jam 12.40 siang, karena mulai lapar, kami beranjak dari pelabuhan dan berjalan kaki menyusuri jalan utama, Port Road, menuju ke pusat kota. Kami melihat ada Blue Fish Takeaways malam sebelumnya, dan siang ini kami membeli 2 porsi fish n' chips, senilai masing-masing $5. Kami duduk di bangku di tepi jalan dan memilih makan di luar, di depan tokonya, agar sambil bisa menikmati suasana kota, yang sebetulnya juga sepi banget sih hehehehe...
Dua porsi makanan ukuran jumbo ini cukup membuat kami bertiga kekenyangan, dan setelah itu kami berjalan ke Superette. Tertarik melihat iklan di luar tokonya, kami membeli dua porsi milkshake senilai masing-masing $4.5. Yang satu rasa caramel, satunya lagi cookies and choco chips. Milkshakenya juga enak-enak lho... Pemilik toko Superette ini berasal dari Asia juga (lupa, dari Bangladesh atau Pakistan), dan sudah beberapa tahun terakhir tinggal di Whangamata.
Semakin kekenyangan setelah diisi milkshake, kami berjalan menuju ke Whangamata Service Centre, bengkelnya Andrew. Kami hendak mengambil beberapa bahan makanan untuk dimasak di motel. Aku melihat ada St. John's Opshop di map, karenanya kami mampir ke sana dan melihat-lihat. Penjaganya hanya seorang perempuan lansia. Karena tidak ada yang menarik untuk dibeli, kami pun keluar dan berjalan kembali ke Port Road. Saat melewati Sunny kami tertarik untuk masuk. Waktu itu saat masuk, kami belum mengerti toko-toko semacam ini, ternyata toko seperti Sunny kalau di Indonesia orang dulu bilang toko serbu (serba lima ribu), sekarang mungkin lebih sering dikenal sebagai toko serba murah. Nah, kalau di New Zealand istilahnya adalah two dollars store. Toko-toko semacam ini juga banyak tersebar di seluruh penjuru negeri. Barang-barang yang dijual di two dollars store ini bervariasi sekali, mulai dari peralatan rumah tangga, alat tulis, kosmetik, hiasan rambut, perhiasan imitasi, pernak-pernik, oleh-oleh seperti gantungan kunci, kaos, topi, pokoknya macam-macam sekali deh. Orang-orang suka berbelanja di two dollars store karena harganya yang relatif murah (kadang memang murah banget, lebih murah daripada di Indonesia malah hahahaha....). Kualitas pada umumnya tentunya berbanding lurus dengan harga, makin murah harganya, kualitasnya pun ala kadarnya. Tapi kadang ada juga yang kualitasnya oke atau lumayan dengan harga murah. Akhirnya aku malah membeli pewarna rambut di Sunny ini hahahaha....
Keluar dari Sunny, waktu sudah menunjukkan jam 3 sore, jadi kami berjalan kembali ke motel. Saat melewati perpustakaan umum, putriku tertarik untuk masuk, jadi kami biarkan dia masuk dan melihat-lihat di dalam perpustakaan, sedangkan aku dan suamiku menunggu sambil duduk-duduk di bangku.
Selesai putriku melihat-lihat buku (yang katanya banyak novel yang menarik), kami berjalan pulang. Sampai di motel, aku masih membereskan bahan makanan dan mempersiapkan untuk masak malam harinya, sementara suami dan putriku bersantai di kamar.
Malam harinya, aku masak kentang rebus, telur, dan daging. Kami makan malam sekitar jam 7.20 malam. Setelah makan, mandi dan berbenah, suami dan putriku bersantai sambil internetan, sedangkan aku iseng membaca-baca dan memotret peraturan-peraturan yang berlaku di motel ini, habis nggak ada kerjaan sih hahahaha...
Hari ini cukup melelahkan juga, mengitari kota kemana-mana berjalan kaki, mungkin ada kalau 10 KM deh, namun sekaligus menyenangkan. Malam hari pun kami tidur seperti biasanya, sambil berharap-harap cemas apakah campervan kami akan selesai diperbaiki keesokan harinya.....
No comments:
Post a Comment