DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Tuesday, September 19, 2017

NZ TRIP 2016 (12) - OUR CAMPER BROKE DOWN :(

Minggu, 25 September 2016



Hari ini, 25 September 2016, merupakan hari di mana pergantian waktu (Daylight Saving Time) terjadi. Waktunya jadi maju 1 jam, jadi yang tadinya selisih 5 jam dengan WIB, per hari ini jadi 6 jam. Dengan kata lain, walaupun bangun pagi tetap jam 5 pagi, tapi waktu tidurnya sebetulnya berkurang 1 jam. Agak membingungkan ya...
Pada saat musim panas, matahari di New Zealand bersinar lebih dari 12 jam, jadi kadangkala jam 10 malam baru matahari mulai terbenam. Demikian pula sebaliknya, pda musim dingin matahari lambat terbitnya dan cepat sekali terbenam.  Pada tanggal yang ditentukan di musim semi, waktu akan maju satu jam (seperti hari ini), dan nanti saat musim gugur waktu akan dimundurkan kembali satu jam.Tujuan dari Daylight Saving Time ini, katanya, untuk mengefektifkan waktu siang hari di saat orang-orang bekerja. Namun faktanya, kebanyakan orang yang tinggal di New Zealand tidak menganggap hal tersebut ada pengaruhnya. Kurang lebih secara sederhana seperti itulah penjelasannya ^_^

Walaupun menginap di rumah teman, aku selalu terbiasa bangun subuh. Kalau bangun siang justru sungkan dengan pemilik rumah, hanya kadangkala kalau bangun terlalu pagi dan sibuk di dapur (untuk membuat minuman lemon madu dan kopi) takut juga membangunkan pemilik rumah, jadi harus pelan-pelan dan menimbulkan sesedikit mungkin suara hehehehe... 

Kebetulan hari ini hari Minggu, ce Ria libur bekerja, sedangkan ko Gun tetap bekerja, dan berangkat sebelum jam 8 pagi. Kami masih sempat menikmati sarapan dan ngobrol bersama. Sekitar jam 9 pagi, kami pun berpamitan dengan ce Ria, Jansen, dan Ferlyn. Waktu awal bertemu, kedua anak ini masih malu-malu, tapi lama-lama sudah tidak lagi, bahkan cukup akrab bermain dengan putriku ^_^



Tujuan kami hari ini, sedianya mampir ke beberapa pantai yang dilewati, lalu ke Whangamata, Tairua, dan berakhir di Hot Water Beach atau Cathedral Cove.
Sejak semalam, hujan turun tiada henti walau tidak selalu deras. Kami hanya mampir sejenak di Waihi Beach, anginnya cukup kencang dan hujan agak deras. Karena itu, yang tadinya mau ke Orokawa Scenic Reserve, jadi diskip karena jalannya ditutup. Kami melewati kota kecil Whiritoa dan sempat mampir sejenak melihat pantainya. Kota ini bisa dibilang sepi dan kecil. Tidak tampak orang di jalanan, karena hujan masih tetap deras disertai angin yang kencang. Foto-foto yang diambil pun semua dengan merelakan diri berhujan-hujanan sambil kedinginan. Belum lagi angin yang kencang membuat rambut jadi berantakan dan beterbangan kemana-mana, jadi merusak penampilan deh hahahaha....



Rencana awal hendak ke Wentworth Valley untuk melihat air terjun pun dibatalkan, karena ternyata akses jalan juga ditutup, mungkin karena cuaca yang buruk, sehingga dianggap tidak aman. Selain itu, beberapa hari terakhir ini, kalau campervan direm, terdengar bunyi-bunyi yang agak keras dari bagian depan kendaraan.



Kami masih sempat melewati jalan dalam kota Whangamata, lalu keluar lagi menuju ke utara lewat Tairua Road. Nah, sekitar jam 12 siang, suamiku merasakan rem campervan semakin tidak beres, padahal jalanan mulai berliku-liku dan agak naik turun. Karena kuatir, dia berusaha untuk berhenti di tepi jalan yang agak lebar untuk mengecek. Waktu itu bunyi remnya benar-benar sangat keras, dan suamiku mengatakan sepertinya remnya blong. Waduh! 
Kami pun tidak berani melanjutkan perjalanan, dan untung saja masih bisa berhenti di tempat yang agak menjorok ke dalam. Lalu aku menelpon pihak Wendekreisen. Tadinya kami disuruh mengecek minyak rem segala, bahkan ditanya apakah minyak remnya sudah diisi? Wah, sebetulnya itu kan bukan tanggung jawab kami, karena kami sudah membayar sewa untuk campervan ini, dan harusnya mereka sudah bisa memperhitungkan jangka waktu sewa dengan kondisi kendaraan yang akan disewakan. Karena suamiku kesulitan membuka kap depan mobil sesuai petunjuk teknisi di ujung telepon, maka kami meminta bantuan agar dikirim teknisi. Katanya kami disuruh menunggu sekitar 1 jam, untuk dipanggilkan teknisi dari kota terdekat untuk mengecek kondisi campervan kami.

Sembari menunggu, aku menyiapkan dan masak makan siang daripada menganggur dan karena hari juga sudah siang. Setelah kami selesai makan siang, tidak lama kemudian tampak sebuah mobil yang menghampiri. Seorang laki-laki paruh baya keluar dari mobil tersebut, ternyata beliaulah teknisi yang datang untuk mengecek kendaraan kami. Karena beliau sendiri juga tidak bisa langsung memastikan kerusakannya apa, beliau menyarankan kami membawa mobilnya, dan beliau membawa campervan kami menuju ke bengkelnya.
Maka kami pun mengikuti di belakangnya, sampai di lokasi bengkelnya, Whangamata Service Centre Ltd., di Aickin Road, Whangamata. Kami disuruh menunggu di dalam bengkelnya, karena hujan turun dengan sangat deras di luar.
Sebetulnya bengkel Andrew tutup pada hari Sabtu dan Minggu, namun beliau baik sekali mau mengecekkan campervan kami. Pintu bengkelnya hanya dibuka separuh.

Setelah beberapa waktu berlalu, Andrew, sang teknisi, mengatakan bahwa rem campervan kami rusak parah, tepatnya beliau bilang "it's broken into pieces, and you're very lucky to make it alive"! OMG kaget sekali kami mendengarnya berkata demikian. Setelah itu kami bertanya selanjutnya bagaimana, dan katanya, Andrew bisa menggantinya, tapi spare part yang diperlukan tidak ada, dan harus pesan dari Christchurch. Bahkan di Auckland pun tidak ada :(
Andrew menelpon ke pihak Wendekreisen dan menyampaikan permasalahan yang terjadi. Kami juga minta disampaikan, kalau bisa disediakan campervan pengganti saja, namun katanya untuk tipe yang sama sedang tidak tersedia. Hiks hiks... Akhirnya kami setuju untuk menunggu, habis bagaimana lagi...

Andrew bertanya, karena harus bermalam, apakah kami mau bermalam di campervan di depan bengkelnya, ataukah mau di motel dan nantinya minta ganti kepada kantor Wendekreisen? Tapi aku bilang, aku takut kalau nanti mereka nggak mau ganti gimana? Andrew berkata, nanti dia yang akan menyampaikan ke Wendekreisen. Waaah baik banget yaaaa..... ^_^
Andrew ini tipe Kiwi asli yang kalau ngomong seperti lagi kumur-kumur, untungnya aku masih bisa memahaminya dengan cukup baik, cuma pas pertama menanyakan namanya saja, aku kira "Andy", habis nggak jelas sih hahahaha....

Akhirnya kami masuk ke dalam campervan dan menyiapkan beberapa barang, pakaian, alat mandi, dan makanan untuk persediaan sampa malam hari saja. Tadinya aku berpikir akan membawa bahan mentah seperti sayuran dan daging, tapi kuatir tidak ada dapur nantinya, akhirnya nggak jadi deh... bahan mentahnya cuma bawa Indomie saja beberapa bungkus.

Sekitar 15 menit kemudian, kami sudah siap, dan Andrew pun sudah siap mengantarkan kami. Katanya, kalau jalan nanti kejauhan, karena tempatnya agak jauh dari bengkel Andrew. Dengan masing-masing kami membawa backpack, Andrew mengantarkan kami dengan mobil 4WD-nya ke sebuah motel, namanya Blake Court Motel, berlokasi di 308-310 Port Rd, Whangamata 3620, New Zealand.

Kami tiba sekitar jam 1.30 siang, diantarkan oleh Andrew sampai ke resepsionis (yang ternyata sekaligus juga pemiliknya). Kami disambut dengan baik dan ramah, dan ditanya ingin kamar yang mana atau seperti apa. Kami memilih yang paling biasa saja, takutnya kemahalan dan nggak full diganti rugi hehehehe.... Itu pun tarifnya lumayan juga, $165 per malam (untuk 3 orang). Setelah kubayar dengan credit card, kami pun diberi kunci kamar, lalu dipinjami payung untuk menuju ke kamar, karena hujannya masih deras. Tapi bukan aku kalau nggak lari-lari hujan-hujanan, lagipula cuma beberapa meter saja kok hehehehe...

Ternyata kamarnya (menurut kami bertiga sih...) besaaaar dan menyenangkan sekali! Bersih banget, bahkan kasur dan selimutnya juga wangi. Kamar mandinya juga bersih, disediakan peralatan mandi. Handuk disediakan di atas tempat tidur. Sedianya kamar ini bisa ditempati maksimal 4 orang dewasa, karenanya tempat tidur pun ada 1 buah king bed dan 2 buah king single bed. Dan ternyata ada dapurnya juga lho! Dapurnya juga bersih, nyaman, dan cukup lengkap perabotannya. Ada kulkas, microwave, kompor listrik 4 mata + oven beserta kitchen hoodnya, teko listrik, peralatan masak, peralatan makan, serbet dan peralatan cuci perabotan dapur. Tempat sampahnya pun besar, diletakkan di dapur. Ada LCD TV yang digantung di tembok, ada fan heater di dapur yang menggunakan timer, dan pastinya ada electric blanket! Wah... sepertinya malam ini kami bakal tidur dengan nyaman sekali nih... ^_^



Aku pun (seperti biasa) berkemas, menata barang-barang yang kami bawa untuk semalam. Setelah itu aku membuat minuman cokelat buat putriku, dan kopi untukku dan suamiku. Hmmm.... hangat rasanya, minum kopi panas di depan heater pula.
Oya, di New Zealand (dan biasanya rata-rata di negara maju juga), tidak boleh merokok di dalam kamar penginapan dan ruang tertutup lainnya ya. Biasanya disediakan tempat khusus untuk merokok (designated smoking area). Kalau di Blake Court Motel ini, tinggal keluar kamar, di tiang-tiangnya disediakan asbak gantung, jadi tandanya diperbolehkan merokok di luar kamar.



Sementara itu hujan dan angin masih menderu-deru di luar kamar, tampak sangat jelas dari dalam kamar, karena pintunya terbuat dari full kaca. Untuk menutupinya dari pandangan luar tinggal menutup korden tebalnya saja. Kalau menurut ramalan cuaca, seharusnya jam 7 malam sudah tidak hujan. Akhirnya sore hari dihabiskan dengan bersantai dan menghangatkan diri di dalam electric blanket sambil wifian (wifinya juga unlimited di sini). Berharap agar cuaca membaik, supaya bisa berjalan-jalan ke kota sore atau malam harinya.

Sekitar jam 6.30 petang, aku membuatkan Indomie goreng untuk malam malam kami bertiga. Setelah makan, kami pun bergantian mandi agar segar kembali. Sampai jam 7.20 malam, suasana di luar kamar masih tampak agak terang, dan memang betul, sejak sekitar jam 7 malam, hujannya berhenti hehehehe....
Karenanya kami memutuskan untuk jalan-jalan menuju arah kota, sekaligus membeli alkohol untuk menghangatkan badan.



Sekitar jam 8.20 malam, kami keluar dari motel dan berjalan kaki menuju ke pusat kota. Suasana masi agak terang. Jarak ke pusat kota hanya sekitar 1 KM, jadi 10 menitan sudah sampai. Sementara itu, toko-toko yang kami lewati kebanyakan sudah tutup. Hanya ada beberapa takeaways yang masih buka, juga Superette, dairy store di perempatan pusat kota. Oya, istilah "dairy store" ini ternyata hanya ada di New Zealand. Dairy store kalau di Indonesia itu semacam supermarket, kadang agak kecil, kadang agak besar, yang pasti lebih lengkap daripada mini market. Yang dijual barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan biasanya mereka juga menjual es krim yang ukuran scoop (seringnya Tip Top) atau milkshake.



Nah, waktu lewat di sebuah takeaways (namanya Craig's Takeaways), kami memutuskan untuk membeli makanan untuk ngemil. Putriku memilih 2 buah chicken nugget, dan suamiku 2 buah chicken tenders. Totalnya habis $4.8. Tunggu punya tunggu, ternyata potongan ayamnya kecil-kecil hahahaha..... tahu gitu beli chips aja, seporsi bisa kenyang semuanya. Tapi untungnya memang kami tidak terlalu lapar, dan masih ada roti di kamar motel, jadi ya sudah, kami berjalan sambil makan potongan ayam yang mini-mini tersebut :))



Waktu berangkat tadi, kami melewati Super Liquor yang masih buka, dan kami pikir akan beli pulangnya saja, daripada ribet bawa-bawa minuman yang berat. Nggak tahunya waktu lewat lagi dan mau beli malah sudah tutup. Yah... akhirnya kami pulang saja kembali ke motel. Walaupun tidak hujan, namun anginnya masih tetap kencang, mungkin karena termasuk wilayah dekat pantai ya, jadi anginnya selalu besar di sini.

Kami sampai di kamar motel sekitar jam 9.40 malam. Setelah itu kami bersantai saja di kamar yang nyaman ini, menghangatkan diri di dalam electric blanket, dan tidak lama kemudian aku pun tertidur karena lelah....


To be continued........

No comments:

Post a Comment