30 April 2018
Semalam tidurku benar-benar tidak nyenyak, terutama dengan gatal-gatal di sekujur tubuh yang sangat mengganggu. Baru sekitar jam 1 dini hari aku tertidur, itu pun beberapa kali terbangun. Akhirnya aku bangun jam 5 pagi, dan setelah Su bangun, aku minta air panas satu gelas saja untuk membuat kopi.
Suami juga terbangun tidak lama kemudian, dan kami duduk-duduk di teras rumah Mama Sa sambil menikmati suasana pagi yang masih sangat sepi. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang cerah, karena matahari sudah menampakkan cahayanya dan kabut tidak tampak tebal seperti kemarin pagi.
Hari ini Clemente juga bangun pagi, dan kami menghabiskan waktu untuk mengobrol bertiga di teras. Katanya, badannya masih terasa remuk redam akibat trekking seharian kemarin hahahaha... Aku dan suami bergantian mandi agar nanti tidak harus mengantri dengan tamu-tamu Mama Sa yang lain. Rata-rata mereka semua bangun sekitar jam 8 - 8.30 pagi, termasuk Freyja.
Setelah kami berempat berdiskusi, kami memutuskan hari ini tidak akan ikut trekking dan akan bersantai-santai saja di rumah Mama Sa sekaligus mengistirahatkan badan, agar saat kembali ke Sa Pa kami sudah kembali segar.
Aku sempat bercanda dan mengobrol dengan putra Mama Sa yang masih kecil-kecil. Kami juga sempat jalan-jalan di sekitar rumah Mama Sa, hingga kemudian sekitar jam 9.30 pagi sarapan dihidangkan. Menunya sama dengan kemarin, yaitu setumpuk pancake, omelette, pisang, semangka, nanas, dan timun. Kami semua makan sampai kenyang, dan tidak lama kemudian rombongan yang akan trekking berangkat, terbagi menjadi dua kelompok kecil. Satu kelompok bersama Mama Sa, dan kelompok yang satunya bersama dengan Su dan Pang. Sebelum berangkat, Mama Sa sudah berpesan bahwa kalau kami mau makan siang, kami disuruh mencari restoran dua lantai dengan atap berwarna kuning, dan tinggal mengatakan bahwa kami tinggal di rumah Mama Sa agar kami tidak perlu membayar.
Menyenangkan sekali suasana yang kembali menjadi sepi dan hanya ada kami berempat di rumah. Kami mengobrol dan bersantai, bertukar pikiran dan saling berbagi cerita mengenai banyak hal.
Karena lelah duduk terus, aku memutuskan untuk yoga sejenak di dalam kamar. Sebetulnya yoga di atas kasur rasanya kurang nyaman karena alasnya tidak rata, namun lebih baik daripada tidak sama sekali atau di lantai yang kotor. Usai yoga aku malah jadi mengantuk dan tertidur selama sekitar 1 jam.
Bangun tidur, aku bergabung dengan suami yang sedang mengobrol dengan Clemente, sementara Freyja juga ternyata ikut tidur siang. Sebetulnya beruntung juga hari ini kami memilih untuk bersantai, karena matahari bersinar dengan sangat terik dan panasnya luar biasa. Kalau saja kami trekking, pasti akan merasa sangat kepanasan. Tadinya aku sempat berpikir untuk menjelajah di sekitar desa, tapi teriknya matahari membuat kami semua malas untuk meninggalkan rumah.
Sekitar jam 3.15 siang, kami mulai merasa lapar dan memutuskan untuk makan siang. Kami berjalan kaki turun ke arah desa, dan setelah sekitar 15 menit kami menemukan restoran yang dimaksud oleh Mama Sa. Kami baru saja masuk dan memilih menu, ketika kami melihat Su dan Pang datang. Ternyata mereka baru selesai trekking dan hendak makan siang bersama tamu-tamu yang mereka bawa.
Tempat ini jauh lebih nyaman dibandingkan yang kemarin. Kami bisa duduk di meja-meja yang ada di luar dengan suasana yang lebih santai di udara terbuka. Sembari menunggu makanan yang lama datangnya, kami banyak memotret dan mengobrol. Kebetulan pemandangan dari atas ini indah, karena di bawahnya terbentang lahan terasering yang hijau.
Setelah makanan dan minuman yang kami pesan datang, kami semua makan dengan lahap. Suami dan Freyja memesan mie kuah, sementara aku dan Clemente memesan nasi goreng ayam. Clemente juga membeli sebotol beer, sementara suami dan Freyja memesan kopi susu (seharga VND 20K). Kami juga diberi potongan buah semangka sebagai hidangan penutup. Yang aneh, minumannya datang lebih lambat daripada makanannya, padahal biasanya minuman disajikan lebih dulu daripada makanannya hehehehe...
Waktu sudah menunjukkan jam 4.30 sore saat kami meninggalkan tempat ini, dan kemudian berjalan kaki selama sekitar 15 menit hingga sampai ke rumah Mama Sa. Kami mengatakan bahwa kami mau diantar kembali ke Sa Pa jam 5 sore. Barang-barang sudah kami packing semua sebelum pergi makan siang, jadi kami tidak perlu terburu-buru berkemas. Kami bahkan masih sempat memotret sebentar, kemudian foto bersama Su, Mama Sa, dan kedua putranya yang paling kecil. Pada saat mengobrol siang tadi, kami berempat juga sepakat akan membayar sedikit lebih banyak daripada perjanjian awal, yaitu VND 800K/orang. Tadinya kami berdua yang memiliki ide untuk memberi VND 850K/orang kepada Mama Sa karena kami merasa puas dengan semua jasa yang sudah kami terima, namun kemudian Freyja dan Clemente juga ingin melakukan hal yang sama. Jadi sebelum diantar kami berempat membayar seluruh biaya trekking ini kepada Mama Sa. Tidak disangka, Mama Sa kemudian membagikan sebuah dompet kerajinan yang dibuat di home industry miliknya sendiri kepada masing-masing dari kami sebagai kenang-kenangan.
Jam 5.20 sore, kami berempat berjalan kaki menuju ke tempat mobil milik Mama Sa diparkir. Kali ini suami Mama Sa yang akan mengantar kami kembali ke kota Sa Pa. Jalanan yang dilalui sebagian relatif rusak, namun semakin lama jalannya semakin baik, hingga memasuki kota Sa Pa.
Kami berempat diturunkan di Anh Nhi Restaurant & Hotel, tempat kami menitipkan barang-barang kami. Setelah mengucapkan terima kasih kepada pihak hotel, kami berdua berpamitan terlebih dahulu karena masih harus jalan lagi. Aku sudah memesan sebuah kamar di Fantasy Sapa Hotel untuk malam ini, karena tempat tersebut yang paling murah di musim liburan ini. Sementara Freyja dan Clemente masih akan berbincang-bincang dulu sebelum memutuskan akan menginap di mana. Jarak Fantasy Sapa Hotel ternyata hanya 500 meter saja dari Anh Nhi Hotel, namun setelah masuk jalan kecil rutenya menanjak cukup tajam. Kami bisa melihat pusat kota dan beberapa ruas jalan dalam perjalanan naik menuju ke penginapan.
Kami tiba di penginapan jam 6.35 petang dan segera diantar ke kamar untuk check-in. Entah mengapa, kami sering sekali mendapat kamar di lantai 3 atau lebih, jadi kalau sampai di depan kamar sudah agak ngos-ngosan hehehehe...
Ternyata tempat ini melampaui harapanku. Walaupun hanya masuk kategori bintang 1 dan harganya hanya US$ 20 (yang termurah saat itu, karena masih long weekend), kamarnya luas dan bersih, dengan dua buah kasur (double bed dan single bed) dengan sprei dan selimut yang putih bersih, handuk yang bersih, AC, TV, kamar mandi yang cukup luas dan bersih (dan ternyata showernya deras sekali mengalirnya), dan yang paling penting adalah kasurnya empuk dengan selimut yang juga empuk sekali! Selain itu, ada balkon di luar kamar, dan karena lokasi hotel ini yang bisa dibilang agak di atas bukit, pemandangannya pun indah. Kota Sa Pa terlihat jelas di kejauhan. Tembok balkonnya juga bisa dipakai untuk menjemur pakaian hehehehe...
Suami mandi sementara aku masih membereskan barang-barang kami dan membuatkan kopi, lalu masak untuk makan malam dan setelahnya baru aku mandi. Wah, serasa kembali ke peradaban, mandi di kamar mandi yang bersih dengan air panas yang deras hahahaha... Shower di penginapan ini adalah yang terbaik sejauh ini, bahkan airnya lebih deras daripada shower di rumah kami ^_^
Karena selama 2 malam kemarin kami sudah makan enak-enak, malam ini kami hanya membuat mie instan saja untuk makan malam. Usai makan kami masih bersantai sejenak, menikmati pemandangan lampu-lampu kota dari luar kamar, dan sekitar jam 8.30 malam kami keluar untuk membeli vodka dan sarapan untuk suami besok.
Kami berjalan kaki ke Supermarket Xuan Truong, membeli 2 botol Vodka Hanoi ukuran kecil (@VND 37K) dan sebuah donat (VND 10K), dan kemudian berjalan kembali pulang ke penginapan. Malam hari kami habiskan untuk beristirahat saja di dalam kamar atau melihat-lihat suasana kota dari luar kamar.
Rasanya luar biasa nyaman bisa kembali tidur di kasur yang empuk dan wangi, dengan selimut yang sangat nyaman pula. Hari ini kami hanya menempuh sekitar 8 KM dengan berjalan kaki, jadi tidak sampai kelelahan, apalagi seharian tadi lebih banyak bersantai di rumah Mama Sa. Yang tidak nyaman hanyalah cuacanya yang sangat panas selama seharian ini.
Tiga hari terakhir ini merupakan pengalaman baru yang luar biasa dan menakjubkan bagi kami berdua. Trekking di area-area bahaya, menyaksikan indahnya Sa Pa yang sesungguhnya, dan tinggal bersama keluarga suku Black Hmong yang sangat baik. Walaupun ada bagian-bagian yang tidak menyenangkan, namun sepertinya kami menjumpai pengalaman-pengalaman yang lebih baik dari hari-hari dan minggu-minggu sebelum ini. So far, I love Northern Vietnam better than the South! ^_^
To be continued.......
Suami juga terbangun tidak lama kemudian, dan kami duduk-duduk di teras rumah Mama Sa sambil menikmati suasana pagi yang masih sangat sepi. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang cerah, karena matahari sudah menampakkan cahayanya dan kabut tidak tampak tebal seperti kemarin pagi.
Hari ini Clemente juga bangun pagi, dan kami menghabiskan waktu untuk mengobrol bertiga di teras. Katanya, badannya masih terasa remuk redam akibat trekking seharian kemarin hahahaha... Aku dan suami bergantian mandi agar nanti tidak harus mengantri dengan tamu-tamu Mama Sa yang lain. Rata-rata mereka semua bangun sekitar jam 8 - 8.30 pagi, termasuk Freyja.
Setelah kami berempat berdiskusi, kami memutuskan hari ini tidak akan ikut trekking dan akan bersantai-santai saja di rumah Mama Sa sekaligus mengistirahatkan badan, agar saat kembali ke Sa Pa kami sudah kembali segar.
Aku sempat bercanda dan mengobrol dengan putra Mama Sa yang masih kecil-kecil. Kami juga sempat jalan-jalan di sekitar rumah Mama Sa, hingga kemudian sekitar jam 9.30 pagi sarapan dihidangkan. Menunya sama dengan kemarin, yaitu setumpuk pancake, omelette, pisang, semangka, nanas, dan timun. Kami semua makan sampai kenyang, dan tidak lama kemudian rombongan yang akan trekking berangkat, terbagi menjadi dua kelompok kecil. Satu kelompok bersama Mama Sa, dan kelompok yang satunya bersama dengan Su dan Pang. Sebelum berangkat, Mama Sa sudah berpesan bahwa kalau kami mau makan siang, kami disuruh mencari restoran dua lantai dengan atap berwarna kuning, dan tinggal mengatakan bahwa kami tinggal di rumah Mama Sa agar kami tidak perlu membayar.
Menyenangkan sekali suasana yang kembali menjadi sepi dan hanya ada kami berempat di rumah. Kami mengobrol dan bersantai, bertukar pikiran dan saling berbagi cerita mengenai banyak hal.
Karena lelah duduk terus, aku memutuskan untuk yoga sejenak di dalam kamar. Sebetulnya yoga di atas kasur rasanya kurang nyaman karena alasnya tidak rata, namun lebih baik daripada tidak sama sekali atau di lantai yang kotor. Usai yoga aku malah jadi mengantuk dan tertidur selama sekitar 1 jam.
Bangun tidur, aku bergabung dengan suami yang sedang mengobrol dengan Clemente, sementara Freyja juga ternyata ikut tidur siang. Sebetulnya beruntung juga hari ini kami memilih untuk bersantai, karena matahari bersinar dengan sangat terik dan panasnya luar biasa. Kalau saja kami trekking, pasti akan merasa sangat kepanasan. Tadinya aku sempat berpikir untuk menjelajah di sekitar desa, tapi teriknya matahari membuat kami semua malas untuk meninggalkan rumah.
Sekitar jam 3.15 siang, kami mulai merasa lapar dan memutuskan untuk makan siang. Kami berjalan kaki turun ke arah desa, dan setelah sekitar 15 menit kami menemukan restoran yang dimaksud oleh Mama Sa. Kami baru saja masuk dan memilih menu, ketika kami melihat Su dan Pang datang. Ternyata mereka baru selesai trekking dan hendak makan siang bersama tamu-tamu yang mereka bawa.
Tempat ini jauh lebih nyaman dibandingkan yang kemarin. Kami bisa duduk di meja-meja yang ada di luar dengan suasana yang lebih santai di udara terbuka. Sembari menunggu makanan yang lama datangnya, kami banyak memotret dan mengobrol. Kebetulan pemandangan dari atas ini indah, karena di bawahnya terbentang lahan terasering yang hijau.
Setelah makanan dan minuman yang kami pesan datang, kami semua makan dengan lahap. Suami dan Freyja memesan mie kuah, sementara aku dan Clemente memesan nasi goreng ayam. Clemente juga membeli sebotol beer, sementara suami dan Freyja memesan kopi susu (seharga VND 20K). Kami juga diberi potongan buah semangka sebagai hidangan penutup. Yang aneh, minumannya datang lebih lambat daripada makanannya, padahal biasanya minuman disajikan lebih dulu daripada makanannya hehehehe...
Waktu sudah menunjukkan jam 4.30 sore saat kami meninggalkan tempat ini, dan kemudian berjalan kaki selama sekitar 15 menit hingga sampai ke rumah Mama Sa. Kami mengatakan bahwa kami mau diantar kembali ke Sa Pa jam 5 sore. Barang-barang sudah kami packing semua sebelum pergi makan siang, jadi kami tidak perlu terburu-buru berkemas. Kami bahkan masih sempat memotret sebentar, kemudian foto bersama Su, Mama Sa, dan kedua putranya yang paling kecil. Pada saat mengobrol siang tadi, kami berempat juga sepakat akan membayar sedikit lebih banyak daripada perjanjian awal, yaitu VND 800K/orang. Tadinya kami berdua yang memiliki ide untuk memberi VND 850K/orang kepada Mama Sa karena kami merasa puas dengan semua jasa yang sudah kami terima, namun kemudian Freyja dan Clemente juga ingin melakukan hal yang sama. Jadi sebelum diantar kami berempat membayar seluruh biaya trekking ini kepada Mama Sa. Tidak disangka, Mama Sa kemudian membagikan sebuah dompet kerajinan yang dibuat di home industry miliknya sendiri kepada masing-masing dari kami sebagai kenang-kenangan.
Jam 5.20 sore, kami berempat berjalan kaki menuju ke tempat mobil milik Mama Sa diparkir. Kali ini suami Mama Sa yang akan mengantar kami kembali ke kota Sa Pa. Jalanan yang dilalui sebagian relatif rusak, namun semakin lama jalannya semakin baik, hingga memasuki kota Sa Pa.
Kami berempat diturunkan di Anh Nhi Restaurant & Hotel, tempat kami menitipkan barang-barang kami. Setelah mengucapkan terima kasih kepada pihak hotel, kami berdua berpamitan terlebih dahulu karena masih harus jalan lagi. Aku sudah memesan sebuah kamar di Fantasy Sapa Hotel untuk malam ini, karena tempat tersebut yang paling murah di musim liburan ini. Sementara Freyja dan Clemente masih akan berbincang-bincang dulu sebelum memutuskan akan menginap di mana. Jarak Fantasy Sapa Hotel ternyata hanya 500 meter saja dari Anh Nhi Hotel, namun setelah masuk jalan kecil rutenya menanjak cukup tajam. Kami bisa melihat pusat kota dan beberapa ruas jalan dalam perjalanan naik menuju ke penginapan.
Kami tiba di penginapan jam 6.35 petang dan segera diantar ke kamar untuk check-in. Entah mengapa, kami sering sekali mendapat kamar di lantai 3 atau lebih, jadi kalau sampai di depan kamar sudah agak ngos-ngosan hehehehe...
Ternyata tempat ini melampaui harapanku. Walaupun hanya masuk kategori bintang 1 dan harganya hanya US$ 20 (yang termurah saat itu, karena masih long weekend), kamarnya luas dan bersih, dengan dua buah kasur (double bed dan single bed) dengan sprei dan selimut yang putih bersih, handuk yang bersih, AC, TV, kamar mandi yang cukup luas dan bersih (dan ternyata showernya deras sekali mengalirnya), dan yang paling penting adalah kasurnya empuk dengan selimut yang juga empuk sekali! Selain itu, ada balkon di luar kamar, dan karena lokasi hotel ini yang bisa dibilang agak di atas bukit, pemandangannya pun indah. Kota Sa Pa terlihat jelas di kejauhan. Tembok balkonnya juga bisa dipakai untuk menjemur pakaian hehehehe...
Suami mandi sementara aku masih membereskan barang-barang kami dan membuatkan kopi, lalu masak untuk makan malam dan setelahnya baru aku mandi. Wah, serasa kembali ke peradaban, mandi di kamar mandi yang bersih dengan air panas yang deras hahahaha... Shower di penginapan ini adalah yang terbaik sejauh ini, bahkan airnya lebih deras daripada shower di rumah kami ^_^
Karena selama 2 malam kemarin kami sudah makan enak-enak, malam ini kami hanya membuat mie instan saja untuk makan malam. Usai makan kami masih bersantai sejenak, menikmati pemandangan lampu-lampu kota dari luar kamar, dan sekitar jam 8.30 malam kami keluar untuk membeli vodka dan sarapan untuk suami besok.
Kami berjalan kaki ke Supermarket Xuan Truong, membeli 2 botol Vodka Hanoi ukuran kecil (@VND 37K) dan sebuah donat (VND 10K), dan kemudian berjalan kembali pulang ke penginapan. Malam hari kami habiskan untuk beristirahat saja di dalam kamar atau melihat-lihat suasana kota dari luar kamar.
Rasanya luar biasa nyaman bisa kembali tidur di kasur yang empuk dan wangi, dengan selimut yang sangat nyaman pula. Hari ini kami hanya menempuh sekitar 8 KM dengan berjalan kaki, jadi tidak sampai kelelahan, apalagi seharian tadi lebih banyak bersantai di rumah Mama Sa. Yang tidak nyaman hanyalah cuacanya yang sangat panas selama seharian ini.
Tiga hari terakhir ini merupakan pengalaman baru yang luar biasa dan menakjubkan bagi kami berdua. Trekking di area-area bahaya, menyaksikan indahnya Sa Pa yang sesungguhnya, dan tinggal bersama keluarga suku Black Hmong yang sangat baik. Walaupun ada bagian-bagian yang tidak menyenangkan, namun sepertinya kami menjumpai pengalaman-pengalaman yang lebih baik dari hari-hari dan minggu-minggu sebelum ini. So far, I love Northern Vietnam better than the South! ^_^
To be continued.......
No comments:
Post a Comment