DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Wednesday, June 26, 2019

VIETNAM & LAOS BACKPACKING 2018 (50) - THE HA GIANG LOOP: EXPLORING DU GIA


9 Mei 2018




Rasanya kami baru saja tertidur, saat ada suara-suara orang mengobrol dengan keras di depan kamar. Aku melihat jam dan ternyata masih jam 12 malam. Sepertinya tamu-tamu baru di penginapan ini minum-minum sampai mabuk, jadi mereka tidak sadar bahwa mereka bicara keras-keras di depan kamar orang lain. Suami juga terbangun karena terganggu suara berisik tersebut. Kami berusaha sabar dan berharap mereka bisa sadar bahwa kelakuan mereka membuat orang lain sangat terganggu. Akhirnya setelah itu aku baru bisa tidur lewat jam 3 pagi.

Jam 5.35 pagi aku sudah terjaga lagi, dan akhirnya kuputuskan untuk bangun saja. Melakukan rutinitas pagi dengan agak mengantuk karena tidur yang kurang, namun merasa bersemangat karena aku berniat untuk jalan pagi di sekitar desa. Aku meninggalkan kamar jam 6.25 pagi sementara suami masih tertidur pulas.

Pertama-tama aku berjalan kaki menyusuri gang di samping penginapan. Jalan setapaknya masih berupa tanah liat yang lembab dan becek di beberapa tempat karena hujan semalam. Sepanjang kanan kiri jalan terhampar ladang-ladang jagung atau tebu yang rimbun dan hijau, sementara di kejauhan tampak gunung-gunung mengelilingi segala penjuru desa. Indah sekali, apalagi pagi hari ini udaranya segar dan cuacanya cenderung agak mendung tertutup awan. Kadangkala jalan setapaknya mengecil sehingga serasa berjalan di lorong yang dikelilingi tumbuhan, sungguh menyenangkan sekali suasananya. Karena makin lama jalan setapaknya makin banyak area beceknya, aku memutuskan untuk putar balik. Selain itu sepertinya tidak ada apa-apa lagi selain beberapa rumah penduduk.



Melewati penginapan, aku berjalan terus hingga ke jalan utama, dan berjalan kaki ke arah utara. Melewati pasar tumpah, sekolah, dan terus hingga ke dekat ujung desa. Aku melihat ayam, bebek, babi, dan anjing berkeliaran dengan bebas di tepi jalan. Di dekat ujung desa, ada 7 ekor anak babi berwarna hitam yang berkeliaran bersama-sama mencari makan, lucu sekali. Kemudian ada seekor kerbau dan anaknya di halaman rumah salah seorang penduduk. Sang induk kerbau ini rasanya selalu melihat ke arahku terus, mungkin dia takut aku mengganggu anaknya, tapi akibatnya kalau difoto jadi melihat ke arah kamera terus hehehehe... Lalu ada juga seekor induk anjing berwarna coklat muda, beserta 5 ekor anaknya yang lucu-lucu semua. Aih senangnya melihat mereka berlarian kesana kemari, bermain tanpa harus merasa takut kepada manusia di sekelilingnya. Tujuh ekor anak babi yang tadi kulihat, sudah berjalan hingga sampai ke gerbang desa. Lucu sekali melihat mereka berjalan berurutan menyeberangi jalan.
Kerbau dan anjing-anjing ini milik seorang ibu, yang kemudian kuajak foto bersama. Sepertinya para penduduk memang belum terbiasa dengan selfie, jadi kadang mereka tidak tahu harus melihat ke arah mana kalau diajak foto selfie 😁



Sampai di gerbang desa, aku berjalan ke arah kembali, dan mampir sebentar di deretan para pedagang sayur yang ada. Aku memilih beberapa buah jagung dan timun, dan setelah ditimbang total yang harus kubayar hanya VND 10K saja. Wah, murah sekali harga sayuran di sini. Aku juga membeli cabe seharga VND 5K, dan kemudian pulang ke penginapan.

Suami baru terbangun sekitar jam 7.30 pagi. Menjelang jam 8 pagi kami berjalan ke hostel di jalan utama karena sudah mulai lapar. Pagi ini bahkan di resepsionis tidak ada orang yang berjaga, hingga kami harus memanggil-manggil salah satu petugasnya di dalam. Sepertinya tadi malam orang-orang tidur larut malam akibat hujan dan pesta makan malam yang dilanjut dengan minum sampai mabuk. Di atas meja yang digunakan untuk sarapan terdapat banyak sekali botol-botol beer yang kosong. Kondisi meja juga masih relatif kotor dan berantakan semua.

Daripada menunggu terlalu lama, kami memesan sarapan dan kami tinggal jalan-jalan dulu. Aku ingin menunjukkan anak-anak anjing dan anak-anak babi yang tadi kulihat kepada suami. Kami juga sempat berjalan hingga sedikit setelah gerbang desa dan memotret pemandangan di sana.



Baru sekitar jam 8.15 pagi kami kembali ke hostel, dan tidak lama setelah kami tiba, sarapan sudah siap. Hari ini suami memesan pancake dan kopi, sementara aku mencoba omelette dan kopi. Ternyata omelettenya disajikan dengan irisan tomat dan roti baguette, jadi seperti banh mi juga kalau dijadikan satu. Aku hanya makan irisan tomat dan separuh telurnya. Roti dan sisa telurnya kusimpan dalam kotak makan untuk dimakan kemudian. Ada seekor anak anjing yang mengikuti kami dari jalan, dan sepertinya berharap mendapatkan sesuatu untuk sarapan, jadi kuberi sedikit. Lalu ada lagi seekor anjing jantan dewasa yang juga ikut menanti jatah, jadi kuberi sedikit rotinya. Setelah itu si anjing jadi menunggu terus di dekat kami.



Usai sarapan yang mewah pagi ini, waktu sudah menunjukkan hampir jam 9 pagi, dan kami beranjak dari tempat ini untuk kembali ke penginapan. Si anjing jadi mengikuti kami terus rupanya, walaupun agak takut-takut kalau hendak kupegang. Dari luar gerbang sekolah, tampak banyak anak kecil sedang berlarian dan bermain-main. Di luar sekolah juga banyak yang berkeliaran, entah mungkin pulang awal atau jam sekolah belum dimulai.



Sesampai di penginapan, aku duduk-dudk sambil bersantai di pintu kamar. Si anjing mengikuti kami sampai di luar kamar, jadi kuberi roti lagi. Pagi ini cuacanya agak mendung, jadi sepertinya cocok untuk jalan-jalan. Si anjing kami beri nama Kale, seperti nama anjing yang sering mengikuti kami selama tinggal di tempat Suraj di Pokhara, Nepal. Saat menunggu, Kale akan tiduran di bawah meja panjang di luar kamar.



Oya, hari ini Freyja bangun agak siang, jadi dia baru akan pergi sarapan. Sementara itu dua pemuda Jerman yang kudengar suaranya mengobrol dengan keras semalam, sempat kutegur agar tidak berbicara keras-keras di malam hari, karena mengganggu orang-orang yang sudah tidur. Mereka sempat bilang maaf sih, tapi entah benar menyesal atau tidak. Aku melihat bahwa kebanyakan anak muda bule yang masih sangat muda (usia 18-24 tahunan), terutama dari Eropa, seringkali bersikap tidak sopan, meremehkan orang lain, dan seenaknya sendiri. Memang tidak semua, namun kebanyakan. Pada umumnya para remaja menjelang dewasa ini memang mengambil jeda sekitar 1 tahun usai lulus SMA (gap year) untuk travelling. Banyak di antara mereka yang kami jumpai selama di New Zealand dan Asia Tenggara ini. Pada umumnya juga, mereka akan ke tempat-tempat yang touristy, mengaku pecinta alam namun seringkali tidak peduli pada alam. Naik gunung hanya untuk menunjukkan bahwa mereka mampu, bukan untuk menikmati proses mendaki dan kemegahan alam di sekeliling mereka. Hanya sedikit di antara mereka yang benar-benar peduli kepada orang lain dan lingkungan di sekitar mereka. Beruntung kami sempat bertemu juga dengan anak-anak muda yang seperti ini, karena beberapa di antara mereka pernah singgah dan menginap selama beberapa hari di rumah kami lewat platform Couchsurfing.

Sekitar jam 9.50 pagi, kami berangkat untuk jalan-jalan ke belakang penginapan, tempatku berjalan-jalan pagi tadi. Ternyata si Kale benar-benar mengikuti kami terus, jalan-jalannya jadi lebih menyenangkan karena ada "teman baru" 😎
Ada kalanya Kale dengan sengaja masuk ke dalam parit di tepi jalan setapak, bahkan sekali sampai berendam di parit yang banyak airnya hahahaha... Sempat juga Kale masuk ke dalam sawah dan menginjak-injak tanaman yang ada di situ, sampai kami harus memanggil-manggilnya agar dia mau keluar, kuatir kalau nanti pemiliknya sampai marah.



Cuaca yang cenderung agak mendung membuat entah kabut atau awan menutupi puncak-puncak pegunungan di sekitar desa. Walaupun demikian pemandangannya masih tetap indah, bahkan terkesan agak mistis jadinya. Cahaya matahari yang agak redup membuat pemandangannya jadi lebih bagus untuk difoto. Kami hanya berjalan sedikit lebih jauh dari yang kutempuh pagi tadi, dan setelah itu putar balik. Di jalan pulang aku sempat melihat ada seekor anak ayam yang buta dan sepertinya kondisinya lemah. Duh kasihan sekali melihatnya. Aku sempat memindahkannya agak ke tepi agar lebih aman.



Sampai di kamar, kami lebih banyak bersantai di kamar. Karena melihat Kale jadi kotor akibat masuk-masuk ke dalam kubangan air, aku ingin memandikannya. Aku mengambil ember dan mengisinya dengan air, lalu mulai menyiraminya. Nah, gara-gara disiram air ini Kale malah jadi ngambek dan kabur, dan tidak terlihat lagi 😢
Setelah itu kami bergantian mandi, karena memang belum mandi sejak pagi tadi. Usai mandi tampak Freyja datang, baru pulang dari sarapan. Kami sempat mengobrol di depan kamar, kemudian karena aku mengantuk akibat kurang tidur semalam, aku tidur siang selama 1 jam.



Bangun tidur, masak mie instan untuk makan siang suami, sementara aku sendiri makan jagung rebus dan sayuran. Usai makan kami mengobrol dengan Freyja dan Orin yang sedang berada di luar.
Mulai sekitar jam 3 siang, tamu-tamu baru mulai berdatangan. Kamar sebelah kanan kami diisi oleh couple berusia hampir sebaya kami. Yang laki-laki bernama James, berasal dari Amerika, serta istrinya Mi, perempuan asli Vietnam. Kemudian ada juga Matthew dan Caroline yang berasal dari Inggris. Untungnya kedua couple ini orangnya cukup baik, tidak angkuh, dan cukup sopan. Kami sempat mengobrol bersama James & Mi hingga kemudian keduanya pergi naik motor untuk jalan-jalan. Semuanya menempati private room sederet dengan kamar kami.

Sekitar jam 4.30 sore, aku mengajak suami jalan-jalan ke arah sungai yang belum pernah kami datangi. Kebetulan Freyja, Matt & Carol juga mau ikut, jadi kami pergi bersama. Kali ini dari jalan utama kami menyeberangi jembatan dan masuk ke sebuah jalan yang kalau di Google Map menuju ke QT Guesthouse. Ternyata jaringan QT ini luas juga ya, di kota Ha Giang saja ada penginapannya sendiri dan sewaan motornya sendiri.
Kami menyusuri jalan yang cenderung menanjak dan cukup bagus untuk dilewati motor, menyusuri tepian sungai. Walaupun sudah mulai sore namun matahari masih bersinar dengan terik. Di beberapa bagian sungai yang dangkal dan lebar, tampak penduduk sedang berusaha menjaring atau menangkap ikan. Menyenangkan sekali melihat sawah dan rumah-rumah penduduk di satu sisi dan sungai di sisi satunya, sementara gunung-gunung kecil menjulang di depan mata.



Freyja lebih banyak berjalan dengan Matt & Carol, sepertinya terlibat dalam perbincangan yang seru, sementara kami berdua berjalan di belakang mereka dan lebih banyak berhenti untuk memotret atau menikmati pemandangan sekitar. Di salah satu sudut saat sungai berbelok arah, ada beberapa anak kecil sedang bermain air, dan ada seorang laki-laki muda yang sedang menggergaji kayu dengan gergaji listrik. Di dekat mereka juga seekor kerbau albino, yang takut waktu didatangi.



Setelah itu kami menyusuri jalan dengan area persawahan di kanan kiri, dengan beberapa rumah penduduk di antaranya. Melihat rumah-rumah penduduk di tempat terpencil seperti ini, dengan kondisi yang amat sangat sederhana bahkan kadang tampak jorok dan mengenaskan, membuatku bertanya-tanya apakah mereka tercukupi kebutuhan sehari-harinya, apakah mereka hidup dengan layak, dan apakah mereka bahagia dengan kondisi hidup mereka yang sekarang?
Aku tahu bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dengan rumah mewah atau harta berlimpah, namun dengan melihat kehidupan orang-orang seperti ini aku jadi lebih bersyukur dengan apa yang kami miliki. Walaupun tidak memiliki rumah mewah dan harta berlimpah, namun kami masih tercukupi, dan yang paling penting, we have each other. Ciyeeehh....💕



Karena suami mulai agak lelah sementara Freyja, Matt & Carol terus berjalan cepat sambil mengobrol, kami memutuskan untuk berhenti di suatu tempat yang tampak seperti bendungan mini. Tujuan kami memang jalan santai dan tidak harus menempuh jarak yang jauh. Menurut kami berdua, Freyja, Matt & Carol justru tidak menikmati indahnya suasana di sekitar, karena terlalu sibuk mengobrol.
Kami duduk di sebuah batu sambil istirahat dan mengobrol, menikmati pemandangan di sekitar kami. Kami bahkan melihat beberapa ekor kerbau dan sapi yang dengan lincahnya menuruni tanjakan yang terjal dan agak tinggi. Menarik sekali menyaksikan "atraksi" ternak-ternak tersebut dari kejauhan hehehehe... Sempat ada seorang anak laki-laki kecil yang lewat, sedang bermain dengan bola kecilnya, dan kami panggil untuk kami ajak foto bersama. Wajahnya benar-benar mencerminkan keluguan orang desa.
Di tempat ini pula kami menyaksikan terbenamnya matahari di balik gunung-gunung. Cahaya oranye dari sang surya memerahkan langit di sekitarnya, indah sekali!



Usai mengabadikan sunset, kami memutuskan untuk berjalan kembali ke penginapan karena senja mulai tiba. Aku sempat mengikuti sekawanan kecil bebek karena ingin merekam mereka 😂. Perjalanan kami pulang diiringi memerahnya langit di ufuk barat.
Sesampai di jalan utama, kami mampir di sebuah toko. Suami membeli sebungkus rokok lokal (VND 10K), sekaleng Coca Cola (VND 10K), dan aku membeli beberapa bungkus mie instan (@ VND 3K). Setelah itu barulah kami kembali ke penginapan.



Kami menunggu Freyja pulang karena kami sudah janjian untuk makan malam bersama, dan sekitar jam 6.30 petang Freyja sudah datang. Kami langsung pergi ke sebuah restoran kecil di tepi jalan. Kami memesan seporsi com binh dan seharga VND 50K yang sebetulnya agak mahal, untuk dimakan bertiga. Sementara itu tempat ini tiba-tiba kedatangan serombongan laki-laki yang sepertinya baru pulang dari kegiatan olahraga. Mereka semua duduk dan minum-minum beer dingin.

Tidak lama kemudian datanglah pesanan kami, sepiring penuh nasi, dan masing-masing sepiring kecil tumis kangkung, telur dadar, dan samcan babi.
Sesungguhnya yang paling kami butuhkan adalah nasinya, karena untuk lauk-pauk justru sudah banyak yang menjual. Karena aku tahu bahwa di daerah Utara ini nasinya boleh tambah, kami memutuskan untuk makan satu porsi bertiga. Aku sendiri membawa sayur-mayur untuk makanku, dan hanya mengambil sedikit nasi dan lauknya. Karena porsi nasinya tidak banyak sekali, kami sampai minta tambah dua kali, dan sepertinya sang pemilik menjadi bersungut-sungut karenanya. Maaf ya, karena kali ini kami betul-betul sedang pengiritan, jadi terpaksa harus makan seperti ini 😓. Tapi sungguh, dengan mengetahui harga-harga bahan makanan selama di Vietnam ini, aku yakin benar bahwa walaupun kami sudah minta tambah nasi dua kali, keuntungan yang didapat masih minimal 100% dari harga modalnya kok 😇.
Aku juga merasa bahwa para bapak yang sedang minum-minum di meja sebelah kami sebetulnya membicarakan kami, mungkin dianggap kami pelit atau kere, tapi ya sudahlah tidak apa-apa, karena faktanya memang begitu, sekali ini muka tebal saja deh hiks...



Usai makan, sang pemilik masih cemberut saat kami membayar dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu kami langsung ngacir pulang ke penginapan, lalu mandi. Waktu sudah menunjukkan hampir jam 7.30 malam saat kami selesai mandi. Setelah itu kami masih bersantai sambil istirahat, dan jam 8.15 malam kami sudah tidur.
Hari ini walaupun banyak berjalan kaki, tapi jarak yang ditempuh ternyata hanya 8 KM saja, tidak terlalu melelahkan karena ke mana-mana relatif dekat. Karena kondisi suami juga sudah kembali sehat, besok kami akan kembali bermotor ke Ha Giang City, dan mengakhiri loop kami di Provinsi Ha Giang ini. Kami sudah sepakat untuk kembali lewat jalur utara yang sedikit lebih jauh, karena dari yang kubaca di jalur selatan yang harusnya lebih dekat banyak sekali jalan yang rusak parah, sehingga waktu tempuhnya justru lebih lama. Mudah-mudahan malam ini bisa tidur nyenyak dan besok semuanya berjalan dengan lancar ^_^


To be continued.......

2 comments: