11 Mei 2018
Karena tujuan utama hari ini adalah untuk istirahat dan memulihkan energi, kami berdua bangun sesiang mungkin. Aku baru bangun jam 7.20 pagi, dan setelah menyelesaikan rutinitas pagi, aku menyempatkan diri menyelesaikan pekerjaan pembukuan yang sudah menumpuk dengan laptopku.
Setelah pekerjaan selesai pun aku hanya menyiapkan sarapan untuk suami dan sempat mengantarkan sarapan untuk Freyja, lalu bermalas-malasan lagi karena tidak ada yang dikerjakan. Saking penganggurannya, sampai aku jalan-jalan di dalam penginapan dan memotret ruangan-ruangan yang ada hahahaha... Andai tidak panas mungkin aku masih mau jalan-jalan di luar, tapi hari ini matahari bersinar dengan teriknya 😑
Sekitar jam 11 siang kami hendak makan siang bersama Freyja. Lauk semalam masih ada, jadi aku minta tolong suami untuk menanyakan kepada Hong Giang tempat membeli nasi putih di dekat sini. Tidak disangka, suami kembali membawa sepiring penuh nasi putih. Katanya, Hong Giang sedang berada di dapur, dan waktu ditanya malah mengambilkan nasi untuk suami, bahkan tidak lama kemudian mengantarkan sepiring tumis rebung hehehehe... Kemudian aku memanggil Freyja dan menyuruhnya minta nasi putih juga supaya bisa makan bersama kami, dan Hong Giang juga memberi Freyja sepiring lagi nasi putih. Duh, baik sekali ya Hong Giang ini, kami benar-benar tidak salah memilih penginapan 😍
Berkat kebaikan Hong Giang, kami bertiga makan siang sampai kenyang sekali tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Sementara cuaca yang sangat panas di luar membuat kami semua malas keluar, jadi setelah makan aku tidur lagi.
Bangun dari tidur, aku bekerja lagi di depan laptop, kali ini mengorder barang-barang yang stoknya di toko kami sudah habis. Tidak terasa waktu berlalu dan selesai bekerja sudah jam 3 siang.
Setelah berunding, kami bertiga sepakat akan berkendara hingga perbatasan dengan RRC. Selain itu saat mencari-cari tempat baru di Google Map, aku melihat ada "Waterfall near Ha Giang", jadi kami berencana untuk ke sana juga setelahnya.
Tepat jam 4 sore, kami bertiga bersiap-siap, dan tidak lama kemudian sudah berada di atas sepeda motor kami. Pertama-tama Freyja minta diantar terlebih dahulu ke Bong Hostel karena helmnya semalam hilang sewaktu dia menemui Michael di sana. Setelah menyampaikan permasalahannya kepada salah satu staff hostel, kami langsung menuju ke border lewat jalan raya QL2. Dari pertigaan besar saat memasuki QL2 hingga ke perbatasan jaraknya sekitar 20 KM. Walaupun tampaknya dekat, namun karena kami berkendara dengan santai, kami baru tiba sekitar jam 5 sore.
Sebetulnya tidak ada yang spesial dengan perbatasan ini. Kami hanya ingin tahu saja seperti apa gerangan perbatasan dengan negeri RRC ini hehehehe...
Suasana saat itu tidak tampak ramai. Ada beberapa buah kendaraan yang terparkir di lapangan parkir, dan kami juga memarkirkan motor di sana. Kami hanya jalan-jalan di sekitar parkiran, memotret, serta memperhatikan orang dan kendaraan yang lalu lalang menyeberangi perbatasan, kebanyakan dari RRC masuk ke Vietnam.
Kemudian kami menyeberang jalan menuju ke deretan beberapa buah toko di sisi kiri jalan. Ada beberapa tempat makan dan toko kelontong yang buka, sedangkan sisanya kebanyakan tutup. Daripada menganggur, kami membeli es krim yang dijual di salah satu toko tersebut. Sebuah es krim cokelat yang dibalut cokelat dengan taburan kacang harganya VND 10K, tidak terlalu mahal mengingat letaknya di perbatasan antarnegara (yang biasanya serbamahal).
Aku sempat melihat ada seekor anjing Field Spaniel yang diikat di sebuah tiang, dan waktu kudatangi sepertinya jinak. Kasihan sekali melihatnya terikat di tepi jalan seperti ini, padahal wajahnya lucu dan bulunya bagus. 😢
Setelah sejenak memotret-motret lagi suasana di perbatasan ini, jam 5.30 sore kami meninggalkan tempat ini untuk menuju ke air terjun.
Mengikuti arahan Google Map, kami menuju ke lokasi "Waterfall near Ha Giang". Melewati jalan-jalan kecil masuk ke pedesaaan (untung saja jalannya relatif bagus) , hingga melewati jalan yang membingungkan di tengah-tengah dusun, sepertinya kami tersesat. Waktu sudah menunjukkan jam 6 petang lewat, dan suasana sudah mulai meremang, jadi akhirnya kami memutuskan untuk pulang dulu dan mencoba lagi besok dengan berangkat lebih awal.
Sebelum kembali ke penginapan, kami bertiga ke pusat kota dulu untuk belanja di supermarket. Kami membeli roti tawar (VND 10K) untuk sarapan dan beberapa macam snack (total VND 31K). Setelah itu kami mampir ke pasar, membeli sayur kangkung (VND 4K) dan bebek panggang (VND 120K untuk 1/2 ekor). Bebek panggang ini kami beli di tempat yang sama dengan tempat biasanya kami membeli crispy pork. Aku yakin penjualnya sampai hapal dengan kami hahahaha....
Dalam perjalan pulang kami masih mampir membeli bensin (VND 20K), dan lagi-lagi ke rumah makan Com Binh Dan 68 untuk membeli nasi dan lumpia goreng (total VND 40K karena lumpianya kali ini 4 buah), baru kemudian pulang ke penginapan.
Sesampai di penginapan waktu sudah menunjukkan jam 7.30 malam. Aku segera masak sayur kangkung yang baru saja dibeli dengan bumbu seadanya, dan kami memanggil Freyja untuk makan malam bersama di kamar. Selama ini kami sebetulnya ingin mencoba bebek panggang, namun selalu ditangguhkan karena harganya yang mahal. Kami tidak mau terlalu boros untuk makan. Tapi kali ini aku membuat perkecualian, karena sejauh ini harga-harga di Ha Giang pada umumnya cukup murah, jadi kalau ingin membeli sesuatu lebih baik saat masih di sini saja. Di Hanoi atau Ho Chi Minh pasti akan lebih mahal harganya.
Biasanya kalau makan bersama seperti ini, kami lesehan saja, duduk di lantai. Untungnya Freyja orangnya fleksibel dan tidak gengsian, bahkan dia mau mencoba makan dengan tangan juga seperti kami hehehehe...
Usai makan malam kami yang mewah, bebek panggang yang ada masih tersisa, dan kami masih mengobrol di kamar hingga menjelang jam 9 malam, sampai kemudian Freyja berpamitan untuk istirahat di kamarnya. Kami bergantian mandi, dan kemudian aku masih menyibukkan diri di depan laptop hingga sekitar jam 11 malam, baru kemudian kami berdua tidur.
To be continued.......
Setelah pekerjaan selesai pun aku hanya menyiapkan sarapan untuk suami dan sempat mengantarkan sarapan untuk Freyja, lalu bermalas-malasan lagi karena tidak ada yang dikerjakan. Saking penganggurannya, sampai aku jalan-jalan di dalam penginapan dan memotret ruangan-ruangan yang ada hahahaha... Andai tidak panas mungkin aku masih mau jalan-jalan di luar, tapi hari ini matahari bersinar dengan teriknya 😑
Sekitar jam 11 siang kami hendak makan siang bersama Freyja. Lauk semalam masih ada, jadi aku minta tolong suami untuk menanyakan kepada Hong Giang tempat membeli nasi putih di dekat sini. Tidak disangka, suami kembali membawa sepiring penuh nasi putih. Katanya, Hong Giang sedang berada di dapur, dan waktu ditanya malah mengambilkan nasi untuk suami, bahkan tidak lama kemudian mengantarkan sepiring tumis rebung hehehehe... Kemudian aku memanggil Freyja dan menyuruhnya minta nasi putih juga supaya bisa makan bersama kami, dan Hong Giang juga memberi Freyja sepiring lagi nasi putih. Duh, baik sekali ya Hong Giang ini, kami benar-benar tidak salah memilih penginapan 😍
Berkat kebaikan Hong Giang, kami bertiga makan siang sampai kenyang sekali tanpa harus mengeluarkan biaya lagi. Sementara cuaca yang sangat panas di luar membuat kami semua malas keluar, jadi setelah makan aku tidur lagi.
Bangun dari tidur, aku bekerja lagi di depan laptop, kali ini mengorder barang-barang yang stoknya di toko kami sudah habis. Tidak terasa waktu berlalu dan selesai bekerja sudah jam 3 siang.
Setelah berunding, kami bertiga sepakat akan berkendara hingga perbatasan dengan RRC. Selain itu saat mencari-cari tempat baru di Google Map, aku melihat ada "Waterfall near Ha Giang", jadi kami berencana untuk ke sana juga setelahnya.
Tepat jam 4 sore, kami bertiga bersiap-siap, dan tidak lama kemudian sudah berada di atas sepeda motor kami. Pertama-tama Freyja minta diantar terlebih dahulu ke Bong Hostel karena helmnya semalam hilang sewaktu dia menemui Michael di sana. Setelah menyampaikan permasalahannya kepada salah satu staff hostel, kami langsung menuju ke border lewat jalan raya QL2. Dari pertigaan besar saat memasuki QL2 hingga ke perbatasan jaraknya sekitar 20 KM. Walaupun tampaknya dekat, namun karena kami berkendara dengan santai, kami baru tiba sekitar jam 5 sore.
Sebetulnya tidak ada yang spesial dengan perbatasan ini. Kami hanya ingin tahu saja seperti apa gerangan perbatasan dengan negeri RRC ini hehehehe...
Suasana saat itu tidak tampak ramai. Ada beberapa buah kendaraan yang terparkir di lapangan parkir, dan kami juga memarkirkan motor di sana. Kami hanya jalan-jalan di sekitar parkiran, memotret, serta memperhatikan orang dan kendaraan yang lalu lalang menyeberangi perbatasan, kebanyakan dari RRC masuk ke Vietnam.
Kemudian kami menyeberang jalan menuju ke deretan beberapa buah toko di sisi kiri jalan. Ada beberapa tempat makan dan toko kelontong yang buka, sedangkan sisanya kebanyakan tutup. Daripada menganggur, kami membeli es krim yang dijual di salah satu toko tersebut. Sebuah es krim cokelat yang dibalut cokelat dengan taburan kacang harganya VND 10K, tidak terlalu mahal mengingat letaknya di perbatasan antarnegara (yang biasanya serbamahal).
Aku sempat melihat ada seekor anjing Field Spaniel yang diikat di sebuah tiang, dan waktu kudatangi sepertinya jinak. Kasihan sekali melihatnya terikat di tepi jalan seperti ini, padahal wajahnya lucu dan bulunya bagus. 😢
Setelah sejenak memotret-motret lagi suasana di perbatasan ini, jam 5.30 sore kami meninggalkan tempat ini untuk menuju ke air terjun.
Mengikuti arahan Google Map, kami menuju ke lokasi "Waterfall near Ha Giang". Melewati jalan-jalan kecil masuk ke pedesaaan (untung saja jalannya relatif bagus) , hingga melewati jalan yang membingungkan di tengah-tengah dusun, sepertinya kami tersesat. Waktu sudah menunjukkan jam 6 petang lewat, dan suasana sudah mulai meremang, jadi akhirnya kami memutuskan untuk pulang dulu dan mencoba lagi besok dengan berangkat lebih awal.
Sebelum kembali ke penginapan, kami bertiga ke pusat kota dulu untuk belanja di supermarket. Kami membeli roti tawar (VND 10K) untuk sarapan dan beberapa macam snack (total VND 31K). Setelah itu kami mampir ke pasar, membeli sayur kangkung (VND 4K) dan bebek panggang (VND 120K untuk 1/2 ekor). Bebek panggang ini kami beli di tempat yang sama dengan tempat biasanya kami membeli crispy pork. Aku yakin penjualnya sampai hapal dengan kami hahahaha....
Dalam perjalan pulang kami masih mampir membeli bensin (VND 20K), dan lagi-lagi ke rumah makan Com Binh Dan 68 untuk membeli nasi dan lumpia goreng (total VND 40K karena lumpianya kali ini 4 buah), baru kemudian pulang ke penginapan.
Sesampai di penginapan waktu sudah menunjukkan jam 7.30 malam. Aku segera masak sayur kangkung yang baru saja dibeli dengan bumbu seadanya, dan kami memanggil Freyja untuk makan malam bersama di kamar. Selama ini kami sebetulnya ingin mencoba bebek panggang, namun selalu ditangguhkan karena harganya yang mahal. Kami tidak mau terlalu boros untuk makan. Tapi kali ini aku membuat perkecualian, karena sejauh ini harga-harga di Ha Giang pada umumnya cukup murah, jadi kalau ingin membeli sesuatu lebih baik saat masih di sini saja. Di Hanoi atau Ho Chi Minh pasti akan lebih mahal harganya.
Biasanya kalau makan bersama seperti ini, kami lesehan saja, duduk di lantai. Untungnya Freyja orangnya fleksibel dan tidak gengsian, bahkan dia mau mencoba makan dengan tangan juga seperti kami hehehehe...
Usai makan malam kami yang mewah, bebek panggang yang ada masih tersisa, dan kami masih mengobrol di kamar hingga menjelang jam 9 malam, sampai kemudian Freyja berpamitan untuk istirahat di kamarnya. Kami bergantian mandi, dan kemudian aku masih menyibukkan diri di depan laptop hingga sekitar jam 11 malam, baru kemudian kami berdua tidur.
To be continued.......