Day 34: Monday, April 3rd, 2017
Hari ini aku bangun di pagi hari dengan perasaan penuh semangat, karena kami akan memulai petualangan baru lagi. π Aku menyiapkan sarapan untuk suami, Sherly, Ester dan Chris, lalu membuat bekal makan siang. Sebelum Sherly berangkat ke kampus, dia berpesan bahwa landlordnya akan datang untuk mengecek keadaan di dalam flat, jadi aku dan suami menunggu Kelly, sang landlord.
Sekitar jam 9 pagi Kelly datang sendirian. Beliau adalah pemilik lima buah flat di Ythan Street ini, sekaligus juga seorang dosen di SIT. Usianya mungkin beberapa tahun lebih tua daripada kami berdua, dan orangnya ramah. Kami hanya mengobrol sejenak karena Kelly sepertinya sedang terburu-buru, dan yang dicek bukan hanya flat Sherly, namun juga flat-flat lain yang sederet miliknya ini.
Setelah semuanya beres, jam 10 pagi kami meninggalkan flat di Ythan Street, dan pertama-tama menuju ke Super Liquor Southland untuk membeli stok alkohol. Kemudian kami membeli 1 tray jumbo eggs di McNeils Poultry (NZ$ 7) untuk bekal lauk selama di perjalanan, baru kemudian menuju ke arah luar kota dengan arah yang berbeda dengan roadtrip pertama kemarin. Kalau beberapa minggu lalu kami lewat Dunedin di timur, kali ini kami lewat jalur tengah mengarah ke Omarama.
Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
Sedari berangkat cuaca tampak cerah, hanya kadang-kadang saja berawan, namun karena cenderung agak menghadap ke arah timur, hasil foto lebih banyak backlight walaupun sebetulnya pemandangan tampak sangat indah. Langitnya sangat biru dengan awan-awan putih yang berserakan, dan ladang-ladang serta perbukitan hijau di kanan kiri jalan. Ratusan biri-biri juga seringkali tampak sedang merumput atau berkeliaran di dalam ladang-ladang milik para petani. Senang sekali melihatnya. π
Ketika Clutha River mulai mengiringi perjalanan di timur jalan, kami sempat dengan sengaja menyeberangi jembatan dan melalui kota-kota kecil di timur Clutha River, yaitu Millers Flat, Teviot, dan Roxburgh. Saat berada di area Roxburgh inilah kami berhenti di sebuah rest area untuk makan siang, dan ternyata dari tempat ini view Clutha River tampak indah sekali. ππ
Setelah melewati kota Roxburgh, kami berhenti di Roxburgh Power Station. Dengan bendungannya yang tampak besar dan megah, pembangkit listrik ini mulai dibangun pada tahun 1944. Dari lookout pointnya, Clutha River yang airnya berasal dari Lake Hawea, Lake Wakatipu dan Lake Wanaka tampak sangat lebar dengan airnya yang berwarna biru. Walaupun hanya sebuah pembangkit tenaga listrik, spot di Roxburgh Power Station ini indah sekali untuk difoto lho... π
Melanjutkan perjalanan jam 1.40 siang, cuaca panas dan matahari bersinar terik walaupun suhu masih tetap dingin. Kami kembali berhenti di Flat Top Hill Conservation Area di Butcher's Gully. Area ini dibeli oleh DOC pada tahun 1992 dan luasnya mencakup 813 hektar. Dengan ekosistem tanahnya yang kering, Flat Top Hill mendukung kehidupan berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan, termasuk percontohan regenerasi spesies tumbuhan asli yang sebelumnya lebih banyak terdapat di wilayah tertentu Central Otago. Wilayah ini juga meliputi beberapa bukti historis yang menarik dari jaman pemukiman Eropa dan China.
Di Flat Top Hill, disediakan akses jalan tua bekas jalur 4WD untuk kegiatan berjalan dan bersepeda gunung. Anjing diperbolehkan di area ini asal mengenakan leash.
Beberapa jalur yang bisa ditempuh untuk aktivitas jalan/sepeda gunung antara lain:
Clyde, dulunya dinamai Dunstan, adalah sebuah kota kecil di Central Otago, dengan populasi 1.011 jiwa pada tahun 2013. Terletak di antara Cromwell dan Alexandra, dulunya Clyde merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak di masa penambangan emas, dan akhir-akhir ini lebih dikenal karena adanya Clyde Dam, sebuah bendungan hidroelektrik raksasa di ujung utara kota, di atas Lake Dunstan. Clutha River adalah sungai dengan arus terderas volumenya di belahan selatan ini, yang mengalir melewati Roxburgh Dam sebelum akhirnya menuju ke laut di Balclutha.
Clyde merupakan tempat liburan yang populer, khususnya karena banyaknya vineyard dan orchard yang menarik minat turis. Cuacanya cenderung hangat dan kering di musim panas, dan tiap tahunnya ada Blossom Festival yang diselenggarakan di Clyde/Alexandra selama seminggu yang dimulai pada tanggal 22 September. Acara ini diadakan untuk merayakan awal musim semi.
Clyde Dam sendiri merupakan bendungan hidroelektrik ketiga terbesar di New Zealand, yang dibangun di atas Clutha River dan dioperasikan oleh Contact Energy. Dibangun mulai tahun 1979 hingga 1993, proses memenuhi bendungan ini dengan air makan waktu satu tahun semenjak April 1992, yang menciptakan Lake Dunstan.
Kami melihat megahnya Clyde Dam ini dari Clyde Dam Lookout, beberapa menit jaraknya dari Clyde Lookout. Sementara itu di lain arah terlihat Clutha River dengan latar belakang pegunungan yang indah sekali. πππ
Puas melihat pemandangan dan memotret, kami melanjutkan perjalanan dengan pemandangan Clutha River di sisi kiri jalan. Sekitar jam 3 sore kami kembali berhenti di Cromwell Gorge, sebuah scenic spot dengan pemandangan yang luar biasa. Gunung-gunung batu tampak di depan mata dengan teksturnya yang unik dan indah, namun apabila melihat ke belakang (ke arah selatan) akan tampak pemandangan menakjubkan Clutha River yang berkelak-kelok diapit pegunungan bebatuan di segala arah, dengan langit biru dan awan-awan putih yang berarak. Benar-benar wow!!! πππ Kami sampai berhenti lebih dari 10 menit di spot ini hanya untuk menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya ini. π
Melanjutkan perjalanan hingga ke kota Cromwell, kami singgah di sudut paling tenggara di Inniscort Street. Dulu kami pernah singgah di sini dan suka dengan pemandangan dari tempat ini. Kali ini pun pemandangannya masih sama indahnya.
Dari sini kami sedikit berpindah tempat ke Cromwell Heritage Precinct, sebuah scenic spot lain yang tidak kalah indahnya, dengan view Kawarau River dan Cornish Point di belakangnya.
Melanjutkan lagi perjalanan, gumpalan-gumpalan awan putih yang sangat banyak di langit biru benar-benar tampak luar biasa. Sekitar jam 4.35 sore kami memasuki Lindis Pass yang tidak pernah membuatku bosan. Tentunya kami sempatkan juga untuk berhenti sesaat di Lindis Pass Viewpoint. Cuaca yang dari sebelumnya sudah tampak mendung, berubah menjadi hujan rintik-rintik. Kami sekalian istirahat dan membuat secangkir kopi di tempat ini untuk dinikmati berdua di dalam mobil.
Usai istirahat, kami melanjutkan berkendara hingga sampai ke Omarama, dan kami memutuskan untuk menginap di Omarama Top 10 Holiday Park di malam pertama ini. Kami tiba menjelang jam 5.30 sore dan menanyakan ketersediaan cabin kepada resepsionisnya. Harga cabin per malam adalah NZ$ 60 untuk 2 orang (tanpa beddings), dan kami membayar untuk 1 malam saja.
Kamarnya tidak terlalu luas namun bersih. Disediakan 4 buah single bed, yang kalau untuk tidur berdua terlalu sempit. Selain itu karena ranjangnya dari besi, seringkali bunyi berkeriut-keriut kalau bergerak hahahaha... Ada sebuah meja dan dua buah kursi serta tempat sampah, dan itu saja sudah membuat kamarnya jadi tampak penuh. Kami memilih dua kasur yang paling nyaman, kemudian mengeluarkan barang-barang dari mobil, berbenah, lalu mandi. Kamar mandi dan toiletnya bersih dan tampak terawat dengan baik.
Area holiday parknya sendiri luas, dan sudah banyak campervan dan motorhome yang terparkir di berbagai tempat. Kamar-kamar juga banyak yang terisi, terlihat dari mobil-mobil yang terparkir di samping masing-masing kamar atau cabin.
Sekitar jam 6.15 petang kami mencoba jalan-jalan di sekitar holiday park. Hanya berjalan dekat-dekat saja, karena udaranya terasa sangat dingin. Suasana kotanya tampak sepi namun menyenangkan. Tidak tampak ada orang di jalanan dan hanya ada beberapa buah penginapan, toko, dan cafe atau restoran. Karena cuaca yang mendung, suasana tampak sudah agak remang-remang, jadi kami tidak terlalu lama berjalan-jalan dan jam 6.30 petang sudah kembali lagi. Setelah itu aku menyiapkan bahan-bahan untuk masak, kemudian kami ke dapur. Usai masak makan malam di dapur umum, kami makan malam berdua.
Selesai makan dan membersihkan perabotan, kami berdua hanya beristirahat di kamar sambil mengobrol dan merencanakan tujuan esok hari, baru kemudian tidur.
Seharian ini kami melewati beberapa kota yang diapit gunung-gunung batu yang sangat indah. Cuaca kadang cerah dan kadang berawan hingga hujan. Cukup jauhnya jarak yang ditempuh hari ini membuat kami cukup lelah, apalagi setelah satu minggu kemarin kami relatif santai selama di Invercargill.
Sebelum tidur, ternyata aku salah menyetel heater. Yang kukira setelan waktu atau timer ternyata adalah suhu, jadi bisa dibilang aku menyetel heater di suhu tertinggi. Akibatnya baru sebentar tertidur aku jadi terbangun karena kepanasan hingga berkeringat. Setelah menormalkan suhu, heaternya jadi sering mengeluarkan bunyi (mungkin nyala - mati - nyala - mati untuk menyesuaikan suhu), jadi aku agak terganggu dan malah sulit tidur lagi, sementara suami tampaknya tertidur dengan pulasnya karena lelah... π
To be continued.......
Sekitar jam 9 pagi Kelly datang sendirian. Beliau adalah pemilik lima buah flat di Ythan Street ini, sekaligus juga seorang dosen di SIT. Usianya mungkin beberapa tahun lebih tua daripada kami berdua, dan orangnya ramah. Kami hanya mengobrol sejenak karena Kelly sepertinya sedang terburu-buru, dan yang dicek bukan hanya flat Sherly, namun juga flat-flat lain yang sederet miliknya ini.
Setelah semuanya beres, jam 10 pagi kami meninggalkan flat di Ythan Street, dan pertama-tama menuju ke Super Liquor Southland untuk membeli stok alkohol. Kemudian kami membeli 1 tray jumbo eggs di McNeils Poultry (NZ$ 7) untuk bekal lauk selama di perjalanan, baru kemudian menuju ke arah luar kota dengan arah yang berbeda dengan roadtrip pertama kemarin. Kalau beberapa minggu lalu kami lewat Dunedin di timur, kali ini kami lewat jalur tengah mengarah ke Omarama.
Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
- Clutha Riverside
- Roxburgh Power Station
- Flat Top Hill Conservation Area
- Clyde Lookout
- Clyde Dam Lookout - Clyde Dam Power Station & Lake Dunstan
- Cromwell Gorge
- Inniscort Street, Cromwell
- Cromwell Heritage Precinct
- Lindis Pass Viewpoint
- Omarama
Sedari berangkat cuaca tampak cerah, hanya kadang-kadang saja berawan, namun karena cenderung agak menghadap ke arah timur, hasil foto lebih banyak backlight walaupun sebetulnya pemandangan tampak sangat indah. Langitnya sangat biru dengan awan-awan putih yang berserakan, dan ladang-ladang serta perbukitan hijau di kanan kiri jalan. Ratusan biri-biri juga seringkali tampak sedang merumput atau berkeliaran di dalam ladang-ladang milik para petani. Senang sekali melihatnya. π
Ketika Clutha River mulai mengiringi perjalanan di timur jalan, kami sempat dengan sengaja menyeberangi jembatan dan melalui kota-kota kecil di timur Clutha River, yaitu Millers Flat, Teviot, dan Roxburgh. Saat berada di area Roxburgh inilah kami berhenti di sebuah rest area untuk makan siang, dan ternyata dari tempat ini view Clutha River tampak indah sekali. ππ
Setelah melewati kota Roxburgh, kami berhenti di Roxburgh Power Station. Dengan bendungannya yang tampak besar dan megah, pembangkit listrik ini mulai dibangun pada tahun 1944. Dari lookout pointnya, Clutha River yang airnya berasal dari Lake Hawea, Lake Wakatipu dan Lake Wanaka tampak sangat lebar dengan airnya yang berwarna biru. Walaupun hanya sebuah pembangkit tenaga listrik, spot di Roxburgh Power Station ini indah sekali untuk difoto lho... π
Melanjutkan perjalanan jam 1.40 siang, cuaca panas dan matahari bersinar terik walaupun suhu masih tetap dingin. Kami kembali berhenti di Flat Top Hill Conservation Area di Butcher's Gully. Area ini dibeli oleh DOC pada tahun 1992 dan luasnya mencakup 813 hektar. Dengan ekosistem tanahnya yang kering, Flat Top Hill mendukung kehidupan berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan, termasuk percontohan regenerasi spesies tumbuhan asli yang sebelumnya lebih banyak terdapat di wilayah tertentu Central Otago. Wilayah ini juga meliputi beberapa bukti historis yang menarik dari jaman pemukiman Eropa dan China.
Di Flat Top Hill, disediakan akses jalan tua bekas jalur 4WD untuk kegiatan berjalan dan bersepeda gunung. Anjing diperbolehkan di area ini asal mengenakan leash.
Beberapa jalur yang bisa ditempuh untuk aktivitas jalan/sepeda gunung antara lain:
- Butchers Dam Loop track (1 jam return, 2.5 KM)
- Basin View Track (3 ¼ jam return, 7 KM. Mountain biking: Bike grade 3)
- Flat Top Hill Track (4 jam return, 10 KM. Mountain biking: Bike grade 3)
- Roxburgh Faces Tramping Track (4 KM, 3-4 jam return dari persimpangan Flat Top Tramping Track). Track ini terjal dengan perbedaan ketinggian 400 meter.
Clyde, dulunya dinamai Dunstan, adalah sebuah kota kecil di Central Otago, dengan populasi 1.011 jiwa pada tahun 2013. Terletak di antara Cromwell dan Alexandra, dulunya Clyde merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak di masa penambangan emas, dan akhir-akhir ini lebih dikenal karena adanya Clyde Dam, sebuah bendungan hidroelektrik raksasa di ujung utara kota, di atas Lake Dunstan. Clutha River adalah sungai dengan arus terderas volumenya di belahan selatan ini, yang mengalir melewati Roxburgh Dam sebelum akhirnya menuju ke laut di Balclutha.
Clyde merupakan tempat liburan yang populer, khususnya karena banyaknya vineyard dan orchard yang menarik minat turis. Cuacanya cenderung hangat dan kering di musim panas, dan tiap tahunnya ada Blossom Festival yang diselenggarakan di Clyde/Alexandra selama seminggu yang dimulai pada tanggal 22 September. Acara ini diadakan untuk merayakan awal musim semi.
Clyde Dam sendiri merupakan bendungan hidroelektrik ketiga terbesar di New Zealand, yang dibangun di atas Clutha River dan dioperasikan oleh Contact Energy. Dibangun mulai tahun 1979 hingga 1993, proses memenuhi bendungan ini dengan air makan waktu satu tahun semenjak April 1992, yang menciptakan Lake Dunstan.
Kami melihat megahnya Clyde Dam ini dari Clyde Dam Lookout, beberapa menit jaraknya dari Clyde Lookout. Sementara itu di lain arah terlihat Clutha River dengan latar belakang pegunungan yang indah sekali. πππ
Puas melihat pemandangan dan memotret, kami melanjutkan perjalanan dengan pemandangan Clutha River di sisi kiri jalan. Sekitar jam 3 sore kami kembali berhenti di Cromwell Gorge, sebuah scenic spot dengan pemandangan yang luar biasa. Gunung-gunung batu tampak di depan mata dengan teksturnya yang unik dan indah, namun apabila melihat ke belakang (ke arah selatan) akan tampak pemandangan menakjubkan Clutha River yang berkelak-kelok diapit pegunungan bebatuan di segala arah, dengan langit biru dan awan-awan putih yang berarak. Benar-benar wow!!! πππ Kami sampai berhenti lebih dari 10 menit di spot ini hanya untuk menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya ini. π
Melanjutkan perjalanan hingga ke kota Cromwell, kami singgah di sudut paling tenggara di Inniscort Street. Dulu kami pernah singgah di sini dan suka dengan pemandangan dari tempat ini. Kali ini pun pemandangannya masih sama indahnya.
Dari sini kami sedikit berpindah tempat ke Cromwell Heritage Precinct, sebuah scenic spot lain yang tidak kalah indahnya, dengan view Kawarau River dan Cornish Point di belakangnya.
Melanjutkan lagi perjalanan, gumpalan-gumpalan awan putih yang sangat banyak di langit biru benar-benar tampak luar biasa. Sekitar jam 4.35 sore kami memasuki Lindis Pass yang tidak pernah membuatku bosan. Tentunya kami sempatkan juga untuk berhenti sesaat di Lindis Pass Viewpoint. Cuaca yang dari sebelumnya sudah tampak mendung, berubah menjadi hujan rintik-rintik. Kami sekalian istirahat dan membuat secangkir kopi di tempat ini untuk dinikmati berdua di dalam mobil.
Usai istirahat, kami melanjutkan berkendara hingga sampai ke Omarama, dan kami memutuskan untuk menginap di Omarama Top 10 Holiday Park di malam pertama ini. Kami tiba menjelang jam 5.30 sore dan menanyakan ketersediaan cabin kepada resepsionisnya. Harga cabin per malam adalah NZ$ 60 untuk 2 orang (tanpa beddings), dan kami membayar untuk 1 malam saja.
Kamarnya tidak terlalu luas namun bersih. Disediakan 4 buah single bed, yang kalau untuk tidur berdua terlalu sempit. Selain itu karena ranjangnya dari besi, seringkali bunyi berkeriut-keriut kalau bergerak hahahaha... Ada sebuah meja dan dua buah kursi serta tempat sampah, dan itu saja sudah membuat kamarnya jadi tampak penuh. Kami memilih dua kasur yang paling nyaman, kemudian mengeluarkan barang-barang dari mobil, berbenah, lalu mandi. Kamar mandi dan toiletnya bersih dan tampak terawat dengan baik.
Area holiday parknya sendiri luas, dan sudah banyak campervan dan motorhome yang terparkir di berbagai tempat. Kamar-kamar juga banyak yang terisi, terlihat dari mobil-mobil yang terparkir di samping masing-masing kamar atau cabin.
Sekitar jam 6.15 petang kami mencoba jalan-jalan di sekitar holiday park. Hanya berjalan dekat-dekat saja, karena udaranya terasa sangat dingin. Suasana kotanya tampak sepi namun menyenangkan. Tidak tampak ada orang di jalanan dan hanya ada beberapa buah penginapan, toko, dan cafe atau restoran. Karena cuaca yang mendung, suasana tampak sudah agak remang-remang, jadi kami tidak terlalu lama berjalan-jalan dan jam 6.30 petang sudah kembali lagi. Setelah itu aku menyiapkan bahan-bahan untuk masak, kemudian kami ke dapur. Usai masak makan malam di dapur umum, kami makan malam berdua.
Selesai makan dan membersihkan perabotan, kami berdua hanya beristirahat di kamar sambil mengobrol dan merencanakan tujuan esok hari, baru kemudian tidur.
Seharian ini kami melewati beberapa kota yang diapit gunung-gunung batu yang sangat indah. Cuaca kadang cerah dan kadang berawan hingga hujan. Cukup jauhnya jarak yang ditempuh hari ini membuat kami cukup lelah, apalagi setelah satu minggu kemarin kami relatif santai selama di Invercargill.
Sebelum tidur, ternyata aku salah menyetel heater. Yang kukira setelan waktu atau timer ternyata adalah suhu, jadi bisa dibilang aku menyetel heater di suhu tertinggi. Akibatnya baru sebentar tertidur aku jadi terbangun karena kepanasan hingga berkeringat. Setelah menormalkan suhu, heaternya jadi sering mengeluarkan bunyi (mungkin nyala - mati - nyala - mati untuk menyesuaikan suhu), jadi aku agak terganggu dan malah sulit tidur lagi, sementara suami tampaknya tertidur dengan pulasnya karena lelah... π
To be continued.......
No comments:
Post a Comment