21 April 2018
Hari ini aku terbangun jam 5.30 pagi. Kalau sudah terbiasa bangun pagi, rasanya susah sekali ingin bangun lebih siang. Setelah menyelesaikan rutinitas pagi, aku memutuskan untuk belanja di pasar.
Sekitar jam 7 pagi, aku sudah berangkat berjalan kaki menuju ke pasar yang harus menyeberangi Old Bridge yang seram itu. Walaupun sudah beberapa kali melewati jembatan ini, rasanya masih tetap agak seram, terutama bila melalui jalan setapaknya yang di tepi jembatan.
Di pasar, aku hanya membeli telur saja di sebuah toko. Sebutir telur harganya LAK 1K, dan aku membeli 4 butir saja untuk keperluan beberapa hari ke depan. Sisanya hanya berjalan-jalan dan melihat kegiatan penduduk lokal di pagi hari ini.
Pulang kembali melalui jalan setapak di jembatan, aku memberanikan diri untuk memotret dari atas jembatan yang melintasi Nam Khan River ini. Ada seorang gadis Western yang tampak sedang olahraga lari pagi. Wah, aku tidak bisa membayangkan diriku berlarian di atas jembatan ini hehehehe... Jalan raya masih tampak belum terlalu ramai kendaraan yang lalu-lalang.
Aku sampai kembali ke penginapan menjelang jam 8 pagi, dan setelah itu mengerjakan pembukuan dan kemudian bermalas-malasan di kamar. Suami pun bangun dari tidurnya. Waktu berlalu tanpa ada hal penting yang dikerjakan, dan sekitar jam 10 pagi aku ketiduran lagi.
Terbangun jam 11.30 siang, aku sempat melihat sang laki-laki asal China yang kemarin engundang kami makan sedang sibuk masak di dapur, dan tak lama kemudian kami berempat diundang untuk turun dan makan bersama mereka semua.
Menu yang disediakan ternyata bermacam-macam, mulai dari nasi, sayur kubis, sayur labu, sup, masakan daging ayam, babi, kodok, dan.... biawak!
Sebetulnya kami melihat ada seekor biawak yang terikat di halaman dekat dapur dari hari sebelumnya, namun sama sekali tidak terpikir di dalam benak kami bahwa biawak tersebut akan dimasak. Sebenarnya kasihan juga, tapi karena sudah jadi masakan, aku mencoba makanan-makanan yang jarang aku makan ini. Flo & Jasmine tentunya memilih menu sayur-mayur karena mereka tidak makan daging.
Jadi, ternyata sang laki-laki yang menjamu kami ini adalah saudara dari pemilik penginapan. Beauty Season 1935 ini dimiliki oleh orang China. Tempat ini baru saja dibuka, belum ada sebulan lamanya, karena itu mereka memberi diskon besar-besaran, dan bahkan belum ada wifi yang terpasang. Karena membutuhkan renovasi di sana-sini, sang pemilik penginapan mengajak saudara-saudaranya dari China untuk datang (karena jaraknya yang cukup dekat, bisa ditempuh dengan mobil lewat jalan darat) dan mempekerjakan mereka. Mungkin jadi lebih hemat di ongkos dan tidak kesulitan dalam komunikasi.
Siang ini pun kami makan dengan beberapa orang laki-laki dari China yang memang sudah ada di sini sejak dari hari pertama kami datang. Umumnya mereka ramah dan baik, hanya tidak bisa bicara dalam bahasa Inggris hehehehe... Selama makan siang aku merasa sungkan walau ingin memotret, karena takut dianggap kurang sopan, jadi akhirnya malah tidak ada dokumentasi saat makan siang ini ^_^
Kami semua makan sampai kekenyangan, dan setelah mengobrol sejenak, kami berempat kembali ke kamar masing-masing karena cuaca yang amat sangat panas. Setidaknya di dalam kamar kami bisa bersantai dengan menggunakan AC.
Baru sekitar jam 4.30 sore saat matahari sudah tidak terlalu menyengat (namun masih sangat panas), kami keluar dari kamar dan menjumpai Flo & Jasmine di balkon, lalu kemudian ngobrol sambil ngopi. Walaupun panas, suasana mengobrol dengan mereka berdua selalu menyenangkan.
Sekitar jam 5.30 petang, aku berpamitan untuk masak nasi terlebih dahulu di dapur. Sang laki-laki China yang tadi juga sedang masak tumis kangkung. Setelah air mendidih, aku meninggalkan panci di atas kompor, dan kemudian menyempatkan diri untuk melakukan yoga. Rasanya tubuh ini kaku semua karena tidak pernah lagi yoga beberapa waktu terakhir.
Setelah yoga, aku menunggui nasi di dapur, lalu masak untuk makan malam kami berempat. Malam ini aku menyiapkan tumis kangkung dan telur yang didadar dengan daun bawang, serta tambahan potongan timun dan cabe untukku ^_^
Sekitar jam 6.30 petang, kami berempat makan malam sederhana dengan menu yang ada di balkon kamar. Usai makan kami masih mengobrol hingga sekitar jam 8.30 malam. Selalu ada saja topik yang bisa dibicarakan dengan Flo & Jasmin.
Setelah itu kami berpamitan terlebih dulu karena aku ingin ke night market lagi. Aku ingin membeli setidaknya satu buah scarf di sana, karena kemarin malam kulihat banyak sekali yang bagus-bagus motifnya.
Aku dan suami berjalan kaki menuju ke night market, dan di jalan sempat melihat betapa ruwetnya kabel-kabel yang berada di sebuah tiang listrik di tepi jalan raya. Sesampai di night market dan setelah melihat-lihat, akhirnya aku membeli sebuah scarf seharga LAK 25K. Berjalan lebih jauh ke dalam night market, kami membeli beberapa buah kaos bertuliskan BeerLao masing-masing seharga LAK 20K untuk oleh-oleh. Setelah itu baru kami berjalan kembali menuju ke penginapan.
Di jalan, kami melihat ada sebuah supermarket yang masih buka, dan karena aku membutuhkan susu untuk membuat kopi di pagi hari, kami mampir ke D&T Supermarket di dekat Dara Market ini. Ujung-ujungnya selain membeli susu (LAK 13K/liter), kami juga membeli pho kering (LAK 4K), saus sambal (LAK 5K), BeerLao (LAK 6K), mie instan (LAK 1.5K), dan minuman jeruk (LAK 3.5K). Baru setelah itu kami pulang ke penginapan.
Walaupun malam hari, berjalan kaki di Luang Prabang membuat kami berkeringat. Suhu di sini kalau siang hari bisa mencapai 45 derajat Celcius dan lembab pula, karenanya mudah sekali berkeringat.
Pulang dari berjalan-jalan, kami bergantian mandi, dan baru tidur setelahnya...
Hari ini kami hanya berjalan kaki sejauh 7 KM saja, karena memang tidak banyak tempat yang dikunjungi. Kalau dibilang lelah sebetulnya tidak juga, karena hari ini lebih banyak bersantai dan juga banyak makan hahahaha..... namun cuaca yang panas ini yang terkadang membuat tubuh menjadi terasa malas untuk bergerak hehehehe....
Rencananya besok kami akan melihat alms giving ceremony yang terkenal itu, sekaligus akan ke Kuang Si Waterfalls bersama Flo & Jasmine. Kami bertemu seorang driver tuktuk yang memberi harga LAK 160K untuk maksimal 10 orang yang bisa mengantar kami ke air terjun tersebut, sementara di tepi Mekong River rata-rata driver menawarkan LAK 250K untuk ke air terjun saja. Mudah-mudahan besok semuanya berjalan lancar ^_^
To be continued.......
Sekitar jam 7 pagi, aku sudah berangkat berjalan kaki menuju ke pasar yang harus menyeberangi Old Bridge yang seram itu. Walaupun sudah beberapa kali melewati jembatan ini, rasanya masih tetap agak seram, terutama bila melalui jalan setapaknya yang di tepi jembatan.
Di pasar, aku hanya membeli telur saja di sebuah toko. Sebutir telur harganya LAK 1K, dan aku membeli 4 butir saja untuk keperluan beberapa hari ke depan. Sisanya hanya berjalan-jalan dan melihat kegiatan penduduk lokal di pagi hari ini.
Pulang kembali melalui jalan setapak di jembatan, aku memberanikan diri untuk memotret dari atas jembatan yang melintasi Nam Khan River ini. Ada seorang gadis Western yang tampak sedang olahraga lari pagi. Wah, aku tidak bisa membayangkan diriku berlarian di atas jembatan ini hehehehe... Jalan raya masih tampak belum terlalu ramai kendaraan yang lalu-lalang.
Aku sampai kembali ke penginapan menjelang jam 8 pagi, dan setelah itu mengerjakan pembukuan dan kemudian bermalas-malasan di kamar. Suami pun bangun dari tidurnya. Waktu berlalu tanpa ada hal penting yang dikerjakan, dan sekitar jam 10 pagi aku ketiduran lagi.
Terbangun jam 11.30 siang, aku sempat melihat sang laki-laki asal China yang kemarin engundang kami makan sedang sibuk masak di dapur, dan tak lama kemudian kami berempat diundang untuk turun dan makan bersama mereka semua.
Menu yang disediakan ternyata bermacam-macam, mulai dari nasi, sayur kubis, sayur labu, sup, masakan daging ayam, babi, kodok, dan.... biawak!
Sebetulnya kami melihat ada seekor biawak yang terikat di halaman dekat dapur dari hari sebelumnya, namun sama sekali tidak terpikir di dalam benak kami bahwa biawak tersebut akan dimasak. Sebenarnya kasihan juga, tapi karena sudah jadi masakan, aku mencoba makanan-makanan yang jarang aku makan ini. Flo & Jasmine tentunya memilih menu sayur-mayur karena mereka tidak makan daging.
Jadi, ternyata sang laki-laki yang menjamu kami ini adalah saudara dari pemilik penginapan. Beauty Season 1935 ini dimiliki oleh orang China. Tempat ini baru saja dibuka, belum ada sebulan lamanya, karena itu mereka memberi diskon besar-besaran, dan bahkan belum ada wifi yang terpasang. Karena membutuhkan renovasi di sana-sini, sang pemilik penginapan mengajak saudara-saudaranya dari China untuk datang (karena jaraknya yang cukup dekat, bisa ditempuh dengan mobil lewat jalan darat) dan mempekerjakan mereka. Mungkin jadi lebih hemat di ongkos dan tidak kesulitan dalam komunikasi.
Siang ini pun kami makan dengan beberapa orang laki-laki dari China yang memang sudah ada di sini sejak dari hari pertama kami datang. Umumnya mereka ramah dan baik, hanya tidak bisa bicara dalam bahasa Inggris hehehehe... Selama makan siang aku merasa sungkan walau ingin memotret, karena takut dianggap kurang sopan, jadi akhirnya malah tidak ada dokumentasi saat makan siang ini ^_^
Kami semua makan sampai kekenyangan, dan setelah mengobrol sejenak, kami berempat kembali ke kamar masing-masing karena cuaca yang amat sangat panas. Setidaknya di dalam kamar kami bisa bersantai dengan menggunakan AC.
Baru sekitar jam 4.30 sore saat matahari sudah tidak terlalu menyengat (namun masih sangat panas), kami keluar dari kamar dan menjumpai Flo & Jasmine di balkon, lalu kemudian ngobrol sambil ngopi. Walaupun panas, suasana mengobrol dengan mereka berdua selalu menyenangkan.
Sekitar jam 5.30 petang, aku berpamitan untuk masak nasi terlebih dahulu di dapur. Sang laki-laki China yang tadi juga sedang masak tumis kangkung. Setelah air mendidih, aku meninggalkan panci di atas kompor, dan kemudian menyempatkan diri untuk melakukan yoga. Rasanya tubuh ini kaku semua karena tidak pernah lagi yoga beberapa waktu terakhir.
Setelah yoga, aku menunggui nasi di dapur, lalu masak untuk makan malam kami berempat. Malam ini aku menyiapkan tumis kangkung dan telur yang didadar dengan daun bawang, serta tambahan potongan timun dan cabe untukku ^_^
Sekitar jam 6.30 petang, kami berempat makan malam sederhana dengan menu yang ada di balkon kamar. Usai makan kami masih mengobrol hingga sekitar jam 8.30 malam. Selalu ada saja topik yang bisa dibicarakan dengan Flo & Jasmin.
Setelah itu kami berpamitan terlebih dulu karena aku ingin ke night market lagi. Aku ingin membeli setidaknya satu buah scarf di sana, karena kemarin malam kulihat banyak sekali yang bagus-bagus motifnya.
Aku dan suami berjalan kaki menuju ke night market, dan di jalan sempat melihat betapa ruwetnya kabel-kabel yang berada di sebuah tiang listrik di tepi jalan raya. Sesampai di night market dan setelah melihat-lihat, akhirnya aku membeli sebuah scarf seharga LAK 25K. Berjalan lebih jauh ke dalam night market, kami membeli beberapa buah kaos bertuliskan BeerLao masing-masing seharga LAK 20K untuk oleh-oleh. Setelah itu baru kami berjalan kembali menuju ke penginapan.
Di jalan, kami melihat ada sebuah supermarket yang masih buka, dan karena aku membutuhkan susu untuk membuat kopi di pagi hari, kami mampir ke D&T Supermarket di dekat Dara Market ini. Ujung-ujungnya selain membeli susu (LAK 13K/liter), kami juga membeli pho kering (LAK 4K), saus sambal (LAK 5K), BeerLao (LAK 6K), mie instan (LAK 1.5K), dan minuman jeruk (LAK 3.5K). Baru setelah itu kami pulang ke penginapan.
Walaupun malam hari, berjalan kaki di Luang Prabang membuat kami berkeringat. Suhu di sini kalau siang hari bisa mencapai 45 derajat Celcius dan lembab pula, karenanya mudah sekali berkeringat.
Pulang dari berjalan-jalan, kami bergantian mandi, dan baru tidur setelahnya...
Hari ini kami hanya berjalan kaki sejauh 7 KM saja, karena memang tidak banyak tempat yang dikunjungi. Kalau dibilang lelah sebetulnya tidak juga, karena hari ini lebih banyak bersantai dan juga banyak makan hahahaha..... namun cuaca yang panas ini yang terkadang membuat tubuh menjadi terasa malas untuk bergerak hehehehe....
Rencananya besok kami akan melihat alms giving ceremony yang terkenal itu, sekaligus akan ke Kuang Si Waterfalls bersama Flo & Jasmine. Kami bertemu seorang driver tuktuk yang memberi harga LAK 160K untuk maksimal 10 orang yang bisa mengantar kami ke air terjun tersebut, sementara di tepi Mekong River rata-rata driver menawarkan LAK 250K untuk ke air terjun saja. Mudah-mudahan besok semuanya berjalan lancar ^_^
To be continued.......
No comments:
Post a Comment