DISCLAIMER

BLOG ini adalah karya pribadiku. Semua cerita di blog ini benar-benar terjadi dan merupakan pengalaman pribadiku. Referensi dan informasi umum aku ambil dari internet (misalnya wikipedia, google map, dan lain-lain).

SEMUA FOTO dan VIDEO yang ada di blog ini adalah karya pribadiku, suamiku, atau putriku, baik menggunakan kamera DSLR maupun smartphone. Jika ada yang bukan karya pribadi, akan disebutkan sumbernya.

Karena itu mohon untuk TIDAK menggunakan/mengcopy/mengedit isi cerita dan foto-foto yang ada di blog ini dan memanfaatkannya untuk keperluan komersial/umum tanpa ijin tertulis dariku.
Jika ingin mengcopy-paste isi maupun foto yang ada di blog ini untuk keperluan pribadi, diharapkan menyebutkan sumber dan link asal.

"JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal."

Thursday, October 17, 2019

NZ TRIP 2017 (23) - TWIZEL - MOUNT COOK - WANAKA


Day 36: Wednesday, April 5th, 2017


Setelah semalam tertidur dengan nyenyak, pagi ini aku terbangun di dalam ruangan cabin yang hangat, walaupun suhu di luar masih 0 °C. Aku melakukan rutinitas pagiku dengan penuh semangat, membuatkan kopi dan sarapan untuk suami, bekal makan siang, dan kemudian mandi pagi. Kami berdua sudah selesai mandi dan berbenah sekitar jam 7.45 pagi, dan setelah itu kami jalan-jalan dulu di area holiday park ini, karena kemarin kami tidak sempat melihat-lihat suasana di sekitar holiday park, padahal dari peta terlihat bahwa lokasinya sangat dekat dengan Lake Ruataniwha.

Lake Ruataniwha Holiday Park ini areanya luas, dan sesuai namanya, terletak di tepi danau Ruataniwha. Di dekat area masuk ke area holiday park terdapat beberapa mobil antik sebagai pajangan. Ada juga tempat untuk berfoto di dekatnya. Hanya beberapa menit saja berjalan kaki, tepian Lake Ruataniwha sudah terlihat. Pagi ini suasananya tampak tenang dan sepi, karena kebanyakan tamu holiday park memang belum bangun atau belum mulai beraktivitas. Kami menyusuri jalan setapak di sekeliling danau, dan ternyata danau ini tampak sangat indah dalam heningnya suasana pagi ini.
Karena air danaunya yang tenang, banyak spot indah di tepiannya yang tampak seperti mirror lake. Di kejauhan tampak pegunungan dan pepohonan melatarbelakangi danau, indah sekali. 😍😍



Setelah sekitar 30 menit kami berjalan-jalan di area tepi danau, kami kembali ke holiday park untuk bersiap-siap memulai perjalanan hari ini. Apabila diperhatikan, kebanyakan tamu di holiday park ini sepertinya orang lokal, terlihat dari bentuk caravan mereka yang khas.
Usai merapikan kamar dan menyiapkan semuanya, menjelang jam 9 pagi kami meninggalkan Lake Ruataniwha Holiday Park.



Tempat-tempat yang kami datangi sepanjang hari ini adalah:
  • Lake Ruataniwha (di holiday park)
  • Peter's Lookout
  • Mount Cook (Hooker Valley Track)
  • Lindis Pass Viewpoint
  • Wanaka
Total jarak yang ditempuh kurang lebih 280 KM dengan mobil, ditambah jalan kaki yang tidak dihitung jaraknya (pastinya lebih dari 10 KM).

Pertama-tama kami mampir dulu ke Twizel untuk membeli bensin di Mobil Twizel senilai NZ$ 43,68, baru setelah itu kami mengarah ke utara. Memasuki Mount Cook Road yang terletak di sisi barat Lake Pukaki, pemandangannya makin lama makin indah, dengan view danau di sisi kanan dan pegunungan membentang di sekitar kita. Kami berhenti di Peter's Lookout, sebuah viewpoint di tepi Lake Pukaki. Pemandangannya indah, dan sudah ada beberapa orang yang datang untuk memotret tempat ini juga.



Dari Peter's Lookout, kami masih berhenti lagi di sebuah viewpoint yang tidak tertera namanya di Google Map, namun memiliki pemandangan yang tidak kalah indah dengan Peter's Lookout.



Setelah itu kami melaju terus, menyusuri jalan dengan pemandangan gunung-gunung di segala arah, melewati Mount Cook Village hingga sampai di tempat parkir yang merupakan titik awal Hooker Valley Track. Area parkirnya sangat luas, dan ada sebuah campsite di tempat ini (White Horse Hill Campsite) di mana terdapat toilet yang bisa digunakan untuk umum.
Pada saat kami tiba jam 10.30 siang, setidaknya sudah ada sekitar 20 atau lebih kendaraan yang terparkir menyebar di area ini, mulai dari mobil biasa, campervan, hingga motorhome.



Aoraki/Mount Cook National Park merupakan dataran kasar yang mencakup luas area 700 kilometer persegi, yang terdiri atas es dan bebatuan, dan memiliki 19 puncak gunung yang dengan ketinggian lebih dari 3.000 mdpl, termasuk gunung tertinggi di New Zealand, Aoraki/Mount Cook (3.724 mdpl). Terletak di Southern Alps, Mount Cook merupakan salah satu tujuan wisata yang populer, sekaligus menjadi tempat tantangan favorit bagi para pendaki gunung.
Terletak di Canterbury Region, Aoraki/Mount Cook National Park didirikan pada tahun 1953 dan memiliki lebih dari 140 puncak gunung yang tingginya lebih dari 2.000 mdpl serta 72 glacier yang menutupi 40% dari luas area totalnya.

Mount Cook memiliki tiga buah puncak dari selatan ke utara, yaitu Low Peak (3.593 mdpl), Middle Peak (3.717 mdpl), dan High Peak. Dulunya High Peak memiliki ketinggian 3.764 mdpl, namun pada tahun 1991 terjadi longsoran bebatuan yang mengubah puncaknya menjadi berbentuk seperti sisi mata pisau dan mengurangi tingginya menjadi seperti sekarang.
Tasman Valley dan Hooker Valley merupakan dua lembah terdekat yang paling mudah diakses untuk dijadikan spot melihat Mount Cook. Lookout point di ujung Hooker Valley Track yang berjarak hanya 10 KM dari puncak tertingginya memiliki pemandangan keseluruhan sisi gunung.

Mount Cook Village, yang seringkali hanya disebut Aoraki/Mount Cook, didirikan sebagai pusat turis dan basecamp bagi gunung itu sendiri, dengan jarak 15 KM di selatan puncak Mount Cook. Saat cuaca cerah, Mount Cook bisa terlihat sejauh 150 KM hingga ke Greymouth, di State Highway 80 sepanjang Lake Pukaki, dan State Highway 6 di sepanjang sisi selatan Lake Pukaki. Viewpoint lain yang sangat terkenal adalah dari Lake Matheson di West Coast, di mana saat cuaca baik, puncak-puncak Mount Cook dan Mount Tasman dipantulkan bayangannya di Lake Matheson.

Suhu udara di dasar gunung di Hooker Valley (800 mdpl) berkisar antara -13 °C hingga 32 °C, dan biasanya turun sekitar 1 °C setiap kenaikan ketinggian 200 meter. Mulai sekitar ketinggian 1.000 mdpl, salju semi permanen dan ladang-ladang es akan tampak di musim dingin. Semenjak awal abad ke-20, sekitar 80 orang telah menjadi korban karena usaha mereka endaki Mount Cook, menjadikan gunung ini sebagai yang paling mematikan di New Zealand.

Untuk walking/tramping, ada beberapa track yang bisa ditempuh di Aoraki/Mount Cook National Park, yaitu:
  • Aoraki/Mount Cook Village short walks, dengan bermacam-macam durasi di bawah 4 jam, dan level kesulitan mudah.
  • Ball Hut Route, dengan durasi 3-4 jam sekali jalan dan level kesulitan advanced.
  • Ball Pass Crossing, dengan durasi 2-3 hari dan level kesulitan expert.
  • Blue Lakes & Tasman Glacier Walks, dengan durasi 1 jam pulang pergi dan level kesulitan mudah.
  • Hooker Valley Track, dengan durasi 3 jam pulang pergi dan level kesulitan mudah.
  • Kea Point Track, dengan durasi 2 jam pulang pergi dari desa atau 1 jam dari campground dan level kesulitan mudah.
  • Mueller Hut Route, dengan durasi 4 jam sekali jalan dan tingkat kesulitan advanced.
  • Red Tarns Track, dengan durasi 2 jam pulang pergi dan tingkat kesulitan mudah.
  • Sealy Tarns Track, dengan durasi 3-4 jam dan tingkat kesulitan mudah.
  • Dan beberapa track untuk berjalan kaki lain dengan durasi 30-60 menit dengan tingkat kesulitan sangat mudah, yang cocok untuk dijadikan track berjalan bersama keluarga.
Salah satu rute yang paling dikenal dan menjadi favorit para turis adalah Hooker Valley. Medannya cenderung datar (total perbedaan ketinggian hanya 124 meter) dan tidak membutuhkan level of fitness yang tinggi. Karena rutenya yang relatif mudah dengan pemandangan sepanjang track yang memukau, track ini menjadi salah satu day-hike terbaik di New Zealand dengan jarak 10 KM pulang pergi. Pengunjung bisa melihat Mueller Glacier, Hooker Lake, dan Aoraki/Mount Cook itu sendiri di track ini. Di sepanjang track juga bisa dijumpai berbagai macam bunga liar termasuk di antaranya celmisia dan Mount Cook Buttercup, buttercup terbesar di dunia. Kadangkala terlihat burung kea, burung asli New Zealand yang merupakan salah satu jenis burung terpintar di dunia.

Area Aoraki/Mount Cook bisa mengalami perubahan cuaca dengan sangat cepat, sehingga sudah umum dijumpai angin kencang, hujan lebat, hujan salju, dan perubahan suhu yang drastis secara mendadak di sepanjang tahun. Hooker Valley Track sendiri dirancang untuk menghindari adanya resiko longsor, karenanya tetaplah berada di dalam jalur yang ada.

Toilet di Hooker Valley Track disediakan di White Horse Hill Campground di awal track dan di Stocking Stream, separuh jalan dari total track. Ada juga meja-meja piknik yang disediakan setelah melewati jembatan gantung yang kedua dan di Hooker Lake Lookout (di ujung track). Pastikan membawa persediaan air minum, jaket anti air dan anti angin, topi, sarung tangan, dan kenakan pakaian hangat dan alas kaki yang baik. Koneksi internet di HP juga pada umumnya cukup baik hampir di sepanjang track ini.


Kami memarkirkan mobil, turun, dan menyiapkan perbekalan snack dan air minum untuk di jalan. Mungkin karena udara yang dingin sekali pagi ini, kami berdua sudah merasa agak lapar, jadi bekal makan siang yang sudah disiapkan sebelumnya kami makan dulu sebelum mulai berjalan kaki. Hitung-hitung untuk menambah energi hehehehe... 😁
Usai makan, kami ke toilet umum di campground, dan sekitar jam 10.40 siang mulailah kami berjalan di Hooker Valley Track. Aku merasa sangat bersemangat sekali karena penasaran dengan indahnya pemandangan di tempat ini. πŸ˜„

Track awal melalui jalan setapak yang nyaman, melalui area Topuni yang keramat, yang memiliki nilai-nilai penting bagi Ngāi Tahu iwi, menuju ke Aoraki/Mount Cook. Dari awal berjalan, pemandangannya sudah indah dengan pemandangan gunung-gunung tinggi di depan mata, dan semakin lama semakin indah. Pemandangan Mueller Lake berlatar belakang gunung-gunung sudah tampak semenjak sebelum menyeberangi jembatan gantung yang pertama. Wah indah sekali! 😍😍 Di tempat ini pula kadangkala kita bisa mendengarkan gemuruh longsornya dari Mount Sefton di kejauhan.



Setelah menyeberangi Hooker River, gunung-gunung di sekitar terasa semakin dekat. Tracknya sendiri tidak terlalu menanjak, dengan semak-semak di kanan kiri. Kadangkala kami agak sedikit keluar dari jalur untuk mengambil foto Mueller Lake. Di kejauhan mulai terlihat glacier yang tampak berwarna putih terang. Sementara itu rintik hujan mulai turun, namun tidak sedikit pun menyurutkan niat kami untuk tetap menyusuri track ini hingga ke ujungnya.



Sampai di jembatan gantung kedua, kami menyeberangi lagi Hooker River.  Walaupun mendung dan berkabut, pemandangan sungai yang tampak berbatu-batu dengan latar belakang gunung-gunung di belakangnya ini benar-benar sangat indah. Bayangkan betapa indah pemandangannya apabila cuaca cerah ya. 😍Puncak-puncak gunung semakin banyak yang tertutup oleh kabut dan udara juga sepertinya bertambah dingin. Kami berjalan melalui jalan setapak dari kayu yang meliuk-liuk menyeberangi padang rumput. Bahkan jalan setapaknya pun tampak indah sekali karena warnanya yang kontras dengan alam di sekitarnya. Di sinilah kami sempat berpapasan dengan pasangan muda-mudi yang sedang bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia. Mereka sedang berjalan ke arah kembali, dan saat kami menyapa mereka ternyata keduanya menyenangkan diajak mengobrol. Mereka berdua berasal dari kota Solo, namun sudah memiliki permanent residency di Singapura. Keren ya... Menyenangkan juga bisa berbincang-bincang sejenak dengan sesama orang Indonesia di negeri asing kalau orang-orangnya tidak norak. 😎😊



Setelah menyeberangi Hooker River untuk terakhir kalinya melalui jembatan gantung yang ketiga, tracknya terasa lebih menanjak dibandingkan sebelumnya. Mendekati akhir track, banyak terdapat reruntuhan bebatuan di tepi jalan setapak, dan setelah (terlalu) banyak berhenti memotret selama berjalan kaki 2 jam ini, akhirnya kami sampai juga di ujung track. Berhasil sampai di akhir track sungguh membanggakan buat kami yang tidak terbiasa trekking, apalagi dengan kondisi kesehatan(ku) dan usia yang ada.😎😎



Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa meja dan bangku piknik yang disediakan di area ini, namun kebetulan semuanya sudah dipenuhi oleh turis RRC, kebanyakan perempuan setengah baya, karenanya kami menghindari area meja piknik ini. πŸ˜“ Sebetulnya walaupun di dalam foto-foto yang kami ambil suasananya tampak sepi, kami banyak berjumpa dengan turis lain, sebagian besar turis RRC. Banyak dari mereka yang berteriak-teriak di sepanjang track, berbicara satu sama lain dari jarak jauh. Ada juga di antara mereka yang kemudian berjalan kembali bahkan sebelum separuh jalan. Mungkin energinya habis terpakai untuk berteriak-teriak itu tadi ya... 😡😣

Kami mendekat ke arah Hooker Lake, tempat bermulanya Hooker River yang beberapa kali kami seberangi tadi. Pemandangan di tempat ini indah sekali. Hooker Lake dengan airnya yang berwarna abu-abu terang agak kebiruan, dengan gunung-gunung yang mengitarinya, dan glacier yang tampak di kejauhan. Kebanyakan puncak gunung masih tertutup kabut dan cuaca masih mendung. Yang pasti udaranya dingin sekali, namun suami sempat berpose tanpa mengenakan jaketnya, walaupun setelah itu katanya kapok saking dinginnya hahahaha... πŸ˜‚
Kami berjalan-jalan hingga ke tepian Hooker Lake, hingga akhirnya kami mencari tempat duduk yang nyaman di atas bebatuan besar di pesisir danau, dan kemudian beristirahat di sana sembari menikmati perbekalan snack yang kami bawa. Walaupun udara sangat dingin, anginnya kencang, ditambah gerimis pula, kami berdua sangat menikmati suasana di sini. πŸ˜‹



Hooker Lake adalah danau proglacial (danau yang terbentuk dari glacier) yang mulai terbentuk di akhir tahun 1970-an akibat melelehnya Hooker Glacier. Panjang danau ini menjadi berlipat dua antara tahun 1990 dan 2013, dari 1,2 KM menjadi 2,3 KM (mundur lebih dari 50 meter/tahun). Diperkirakan panjangnya akan bertambah 4 KM lagi karena Hooker Glacier mundur terus ke arah lembah, hingga pada akhirnya nanti tercapai keadaan di mana lapisan glacier akan lebih tinggi daripada ketinggian air danau.
Hooker Lake merupakan salah satu danau glacier yang paling mudah diakses dan bisa dikunjungi sepanjang tahun. Di musim yang lebih hangat umumnya akan tampak bongkahan-bongkahan es yang mengapung di permukaan air. Suhu airnya sendiri biasanya kurang dari 2 °C. Sementara pada musim dingin, danaunya akan membeku, dan di waktu-waktu terdingin orang bisa dengan aman berjalan di atas permukaan danau yang membeku ini.

Setelah merasa puas (dan juga kedinginan) di tempat ini, jam 1.30 siang kami memutuskan untuk berjalan kembali. Walaupun menempuh jalur yang sama, pemandangannya tidak tampak membosankan, bahkan kami bisa melihat dan memotret glacier dengan lebih jelas saat berjalan kembali karena kabut sempat menyingkir dari puncak-puncak gunung. Glaciernya pun tampak lebih banyak dan lebih indah daripada yang sebelumnya kami lihat sewaktu di Franz Josef. Luar biasa indah dan foto-fotonya tidak sebanding dengan apa yang dilihat secara langsung di depan mata.



Menurut kami berdua, pemandangan terindah sepanjang Hooker Valley Track adalah selama perjalanannya itu sendiri, walaupun pemandangan di ujung track juga indah. Perjalanan kembali kami tempuh dalam waktu sekitar 90 menit, karena sudah tidak sebanyak tadi berhenti memotret.
Sesampai di tempat parkir, aku membuat kopi dan Indomie Goreng untuk kami berdua. Makan minumnya boleh sederhana, tapi pemandangannya itu yang luar biasa. 😎😎😎



Sambil makan kami mendiskusikan tujuan kami selanjutnya dan hendak menginap di mana malam  ini. Setelah perut kenyang, kami kembali berkendara dan melanjutkan perjalanan menuju ke Wanaka, kota yang kami pilih untuk mengakhiri hari ini. Nah, sepertinya saat ngopi di tempat parkir ini cangkir kami tertinggal di kap mobil dan kemudian terjatuh, namun parahnya kami tidak menyadarinya sampai beberapa hari kemudian (karena masih ada cangkir lain dan kami pikir cangkir hitam bermotif polka dot putih ini terselip di dalam mobil) hahahaha...πŸ˜‚πŸ˜‚

Melintasi Lindis Valley, kami berhenti di Lindis Pass Viewpoint untuk istirahat dan memotret. Begitu keluar dari dalam mobil yang hangat, terasa sekali betapa dinginnya udara di luar disertai angin yang membuat kami berdua semakin menggigil kedinginan. Kami sempat bertegur sapa dengan seorang turis Western di viewpoint ini, dan bahkan dia pun mengatakan sangat kedinginan sampai membeku rasanya. πŸ˜…πŸ˜…



Kami baru tiba di kota Wanaka menjelang jam 7 malam dan langsung menuju ke Lakeview Holiday Park. Harga standard cabin plus beddings untuk 2 orang adalah NZ$ 75/malam, dan kami mengambil untuk 1 malam saja. Harganya memang agak mahal untuk kami, tapi setidaknya sudah lengkap dengan sprei, selimut, dan handuk besar!
Harap maklum, kami berdua hanya membawa lap kanebo-kaneboan untuk handuk sepanjang perjalanan di New Zealand ini, jadi bisa mandi dan mengeringkan badan dengan handuk sungguhan (apalagi handuknya besar) rasanya sungguh menyenangkan. πŸ˜‚πŸ˜€

Kamar yang kami peroleh cukup besar dengan kasur spring bed sungguhan, bukan matras busa seperti biasanya. Sebetulnya kami pernah menginap di holiday park ini tahun 2015 yang lalu, namun saat itu kami mengendarai motorhome, jadi tidak menyewa cabin. Ternyata cabinnya nyaman juga. πŸ˜ƒ

Usai menurunkan barang-barang dari mobil dan berbenah, aku menyiapkan bahan untuk makan malam dan segera ke dapur. Dapur yang dulu kami pakai saat meginap berbeda dengan yang saat ini, dan sepertinya memang ada lebih dari satu dapur supaya tidak berebutan apabila sedang banyak tamu yang menginap. Karena jamnya makan malam, suasana di dapur terlihat ramai sekali. Ada yang masih masak, ada yang sedang bebersih, dan ada yang sedang menikmati makan malamnya di meja-meja makan yang disediakan. Aku cepat-cepat masak, lalu kami menikmati makan malam bersama. Sekitar jam 8.15 malam kami berdua mandi air hangat di shower room yang bersih dan nyaman. Shower roomnya pun berbeda dengan yang dulu, untuk tamu-tamu yang menginap di cabin shower roomnya lebih baru dan modern. Seingatku, dulu holiday park ini salah satu yang air panasnya paling nyaman dan deras walaupun tempat mandinya agak usang saat itu.



Usai mandi, kami kembali ke cabin untuk beristirahat, dan sayang sekali sepertinya heater di dalam kamar tidak berfungsi. Sebetulnya bisa saja kami melaporkannya ke kantor, namun karena sudah cukup lelah dan kami juga malas pindah-pindah lagi, jadi kami putuskan tetap di cabin ini saja. Setidaknya selain selimut dari tempat ini, kami masih memiliki selimut ekstra tebal dan ekstra hangat milik Sherly. πŸ˜ƒ

Hari ini aku senang sekali karena telah berhasil menyelesaikan Hooker Valley Track, dan ini merupakan salah satu highlight dari perjalanan kali ini. Andai tadi cuaca cerah, mungkin pemandangannya akan jauh lebih indah lagi. Namun tidak ada penyesalan, karena aku juga suka melihat kabut hehehehe... πŸ˜„
Setelah seharian ini kami hampir selalu kedinginan akibat suhu yang dingin dan cuaca mendung seharian, akhirnya kami bisa juga meluruskan punggung di kasur yang sangat nyaman dan tidur... 😴😴😴


To be continued.......